Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Welcome to The New Normal

8 komentar

Halo, selamat datang di masa new normal. Sekali lagi, ini merupakan sejarah yang merupakan bagian dari pandemi Covid-19. Semoga kalian tidak bosan membaca episode tulisanku yang berkaitan dengan virus Corona ya.

 

Jangan berharap tulisanku membahas semuanya secara komprehensif, aku menulis hanya untuk bersenang-senang. Sekalian mengabadikan sejarah pribadi. Jadi ya isinya pasti personal banget. Jika kalian butuh data lengkap, website atau kanal pemerintah tempatnya. Jangan buka sumber berita yang berpotensi menyebarkan hoax ya.


 

Ekonomi Indonesia benar-benar lesu setelah wacana #dirumahaja dan PSBB diberlakukan. Tidak semua jenis usaha bisa dijalankan dari rumah, kita tahu itu. Dan tidak semua jenis usaha dapat dimaklumi bisa terus berjalan selama masa pandemi, hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko persebaran virus Corona bukan untuk membunuh sumber kehidupan orang banyak. Tapi ya bagaimana, dua sisi ini sungguh berseberangan.

 

Ada banyak pemutusan kerja oleh perusahaan terhadap karyawannya karena zero revenue. Tidak semua orang punya sumber keuangan kedua. Dan masih ada banyak kisah sedih lainnya dari warga yang terdampak secara ekonomi oleh penerapan PSBB dan gerakan #dirumahaja. Oleh pemerintah, mengikuti jejak negara-negara terdahulu, skenario new normal mulai diberlakukan di beberapa daerah di Indonesia.

 

Transportasi umum mulai kembali beroperasi, rumah makan dan sejenisnya boleh dibuka, mall juga diperbolehkan aktif kembali, tempat ibadah bisa kembali digunakan, hingga tempat wisata satu persatu mulai membuka loket tiketnya. Meski libur anak sekolah terus diperpanjang, beberapa sektor pekerjaan sudah mulai diaktifkan kembali.

 

Kantorku pun mulai berhenti menerapkan half work from home per tanggal 8 Juni 2010 kemarin. Aku tentu saja senang bisa kembali ke kantor 5 hari dalam seminggu. Toh libur juga tidak bisa kemana-mana, kalau ke kantor hitung-hitung keluar rumah. Bertemu dengan rekan kerja yang selain keluarga inti dapat membuat hormon bahagiaku meningkat.

 

Tapi di sisi lain, aku harus mengucapkan selamat tinggal untuk daily routine selama wfh. Bye morning routine yang santai, bye menulis sepanjang hari. Terima kasih sudah menjadi bagian dari sejarah hidupku selama 2,5 bulan kemarin. It’s a new experience for me.

 

Seperti namanya, kondisi normal yang sekarang tentu berbeda dengan kondisi normal sebelum terjadi pandemi. Kita jadi harus ekstra hati-hati dengan menerapkan perubahan perilaku hidup sehat. Masker tetap harus dipakai, cuci tangan harus lebih sering. Berkerumun harus dihindari, tidak berinteraksi terlalu dekat dengan orang asing.

 

Miris, setelah new normal diberlakukan jumlah kasus positif di kabupatenku malah dilaporkan meningkat. Entah itu cluster para pemudik yang nekat mudik saat lebaran atau memang karena rapid dan swab test mulai diperbanyak. Berita ini membuat kewaspadaan meningkat. Begitu juga dengan jumlah kasus positif di kabupaten-kabupaten lain di provinsiku. Itu yang membuat kepala kantorku belum mengizinkan kami dinas keluar kabupaten.

 

Tak jarang dalam laporan harian pemerintah, Kalimantan Selatan menempati urutan kedua terbanyak pertambahan kasus positif Covid-19. Namun beberapa hari terakhir sih ‘sudah’ menempati urutan ke-4 setelah Jatim, Jakarta, dan Sulsel. Tetap saja membahayakan.

 

Oya, intermezzo sebentar tentang laporan Covid-19 resmi dari pemerintah yang ditayangkan setiap hari di televisi. Setiap sore atau menjelang makan malam saat masak, aku biasanya mendengarkan laporannya. Benar-benar mendengarkan karena aku tidak menontonnya sambil duduk di depan televisi.

 

Aku menggarisbawahi pelafalan kata ‘konfirmasi’ dan ‘periksa’ yang di telingaku terdengar seperti ‘KONFERMASI’ dan ‘PEREKSA’. Hehe. Receh ya, tapi itulah yang kutangkap selain garis besar jumlah angka-angka yang dilaporkan.

 

Salah satu hal yang kuamati terjadi di sekitarku setelah penerapan new normal ini adalah banyaknya tempat umum yang mengharuskan pengunjung melakukan pengukuran suhu tubuh. Selama tugas lapangan di dalam kabupaten terutama di daerah-daerah wisata, beberapa orang yang terdiri atas pemerintah desa setempat, aparat polisi, TNI, hingga satpol PP berjaga di beberapa titik jalan untuk melakukan pengukuran suhu tubuh dan menanyakan tujuan.

 

Hal lain yang aku dan teman-teman alami adalah ketika saat ke lapangan lupa membawa mukena. Saat tiba waktu salat, tidak ada satu masjid atau musala pun yang kami singgahi menyediakan mukena. Karpet sajadah pun digulung, benar-benar manaati anjuran pemerintah. Salut sih.

 

Mustahil sih jika berharap bisa kembali normal seperti masa sebelum pandemi. Yang abadi di dunia ini adalah berubah, dunia berubah kita juga harus menyesuaikan. Tidak ada ruginya mematuhi anjuran pemerintah dengan menerapkan protokol kesehatan. Malah bermanfaat untuk diri sendiri dan orang-orang terdekat.

 

Selamat datang tatanan kehidupan normal yang baru, mari hidup damai berdampingan dengan risiko dan bencana. Apapun itu. []

Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

8 komentar

  1. semoga perubahan ini bisa menjadikan kita pribadi yg lebih baik terhadap alam dan sesama ya :)

    BalasHapus
  2. Selamat menerapkan kenormalan baru ya Mbak.
    Semoga Mbak selalu sehat bersama keluarga tercinta.

    BalasHapus
  3. rasa kuatir lebih besar sih aku sekarang sebab kran suah dibuka, meski new normal banyak yang abai, jadi ku kuatir

    BalasHapus
  4. aku pribadi belajar mengambil hikmah dari pandemi ini, bahwa "ambil hikmahnya" itu gampang disebut tapi sangat sulit dipraktikkan

    BalasHapus
  5. New normal semacam dua mata pisau ya 🙄 tetap jaga diri dan keluarga serta patuh pada protokol kesehatan ya kan mb

    BalasHapus
  6. Rada degdegan juga neh dg istilah new normal. Kok kesannya jadi upnormal ya

    BalasHapus
  7. Berusaha tetap gembira dan tenang beraktivitas di tengah pandemi sambil tetap waspada dengan menjalankan protokol kesehatan, belum ada event jadi belum wara-wiri, di rumah saja dulu

    BalasHapus
  8. stay safe and stay healthy everyone :D

    BalasHapus

Posting Komentar