Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Saat yang Dulu Kita Inginkan Datang Setelah Kita Sudah Merelakan

Posting Komentar

Baru-baru ini temanku mendapatkan hal yang sebenarnya sejak dulu sangat ia inginkan. Seandainya hal tersebut datang sekitar tiga bulan yang lalu, ia pasti akan sangat bahagia karena itu memang keinginannya saat itu. Tapi sekarang setelah keinginan tersebut terpenuhi, kondisinya sudah berubah. Setidaknya ia yang berubah karena keinginannya sudah tak sebesar itu lagi. Pada akhirnya, hal yang datang tersebut tidak ia ambil. Ia relakan begitu saja dengan sepenuh kesadaran.

Lucu ya.
Dulu kita pernah ingin sekali sesuatu,
sampai rasanya doa pun seperti teriakan dari dalam dada.
Kita tunggu, tunggu terus,
tapi yang datang malah sepi.

Lalu waktu berlalu.
Kita belajar menerima.
Kita mulai menata ulang arah.
Dan di titik paling sunyi dari harapan itu,
justru apa yang dulu kita minta,
datang perlahan.

Tapi lucunya,
rasanya sudah tak sama.
Bukan karena yang datang tidak baik,
tapi karena kita sudah bukan lagi orang yang sama
dengan versi yang dulu memintanya.

Mungkin memang begitu cara semesta bekerja:
bukan menolak doa, tapi menundanya.
Sampai kita cukup kuat untuk tidak menggantungkan kebahagiaan hanya pada satu hal.

Dan mungkin bukan karena yang dulu kita inginkan tak layak kita miliki.
Tapi karena kita butuh waktu untuk sadar

bahwa terkadang kehilangan keinginan itu sendiri
adalah bentuk kedewasaan yang paling hening.

Pertanyaannya saat yang dulu kita inginkan datang setelah kita sudah merelakan, apakah rasanya masih sama?

Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!
Terbaru Lebih lama

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar