Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Pengobatan Benjolan di Leher (1)

59 komentar
Aku punya benjolan di leher sebelah kanan. Lamaaaa sekali tidak hilang-hilang, seingatku sudah 2 bulan terakhir ini “mereka” bertengger di leherku. Tidak sakit sih, hanya saja terasa mengganggu dan membuat risau juga. Karena dari informasi yang kubaca di internet, benjolan di leher itu bisa jadi gejala penyakit serius.

Sebelumnya seingatku aku juga pernah punya benjolan-benjolan begitu di leher (biasanya muncul saat aku dalam keadaan capek) tapi langsung hilang atau mengecil ketika diurut. Kali ini karena durasi keberadaannya yang d luar kewajaran makanya aku memberanikan diri untuk memeriksakannya ke dokter faskes tingkat 1 BPJSku.

Di tempat praktik dokter tersebut, benjolanku dicek setelah sebelumnya ditanyai macam-macam terkait kemunculan benjolan tersebut. Tekanan darahku juga diperiksa. Akhirnya beliau ngasih 3 macam obat yaitu scandexon, mefentan, dan sultrimmix-ds. Dosisnya 3x sehari untuk scandexon dan 2x sehari untuk 2 obat yang lainnya. Aku pun searching mengenai ketiga obat tersebut, intinya indikasi ketiganya kombinasi dari antibiotik dan penghilang rasa nyeri. Pesan dokternya jika setelah 5 hari atau obat-obat tersebut sudah habis diminum tapi benjolannya belum hilang maka aku harus kembali lagi ke tempat praktiknya.


Ini obat 'keras'
Hari pertama aku lancar minum obatnya saat pagi dan siang. Waktu malam, uhukk aku keselek obat. Muntah. Mungkin karena ukuran tabletnya yang besar-besar dan aku minumnya 3 jenis obat sekaligus. Suamiku bilang coba minum obatnya satu-satu gitu. Aku malas, karena bikin begah kebanyakan minum air. Setelah tragedi muntah tersebut aku hanya minum obatnya satu kali sehari. Efek yang kurasakan pun tidak ada. Aku menghentikan mengonsumsinya ketika aku merasakan efek samping jantungku berdebar-debar sangat keras. Teringat cerita seorang tetangga kakek yang pernah pingsan gara-gara dosis obat yang terlalu tinggi dan dikasih oleh dokter yang sama.

Seminggu kemudian aku balik lagi ke tempat praktik dokter tersebut dengan sedikit malas. Sang dokter kemudian membuatkanku surat rujukan ke rumah sakit, karena diduga penyakit yang menyerangku lumayan serius jadi perlu penanganan seorang dokter bedah untuk memastikan jenis penyakit nya. Aku bergidik membayangkan leherku bakal kena pisau bedah. Aku ingat waktu itu malam Minggu, jadi kupikir nantilah hari Senin aku akan berkunjung ke RS.

Sampai di rumah, aku mencoba membaca diagnosa yang ditulis dokternya di kertas rujukan. Tak berhasil hingga perlu bantuan dengan dua orang temanku yang dokter muda. Inti rujukan tersebut bahwa penyakitku diduga tumor ringan di leher sebelah kanan. Aku tidak terkejut dengan ini. Yang mengejutkan adalah bahwa obat yang tertulis pada kolom “Telah diberikan obat:” adalah Cefadroxil. Jelas-jelas aku belum pernah meminum obat tersebut. Kok bisa beda ya antara nama obat yang ditulis TELAH DIBERIKAN dengan obat yang BENAR-BENAR DIBERIKAN?


Surat Rujukan

Ampuh, tapi bikin lemes.
Bikin gondok kan jadinya. Jadilah aku aktif menganalisis penyakitku sendiri sambil chatting dengan teman dokterku dan searching juga di Mbah Google. Kuputuskan untuk membeli antibiotik Cefadroxil di toko obat dan kukonsomsi sampai habis. Hasilnya benjolanku berkurang setengahnya. Tapi aku tak berani untuk terus lanjut mengonsumsi obat tersebut. Oya, efek samping minum Cefadroxil adalah perasaan sakit perut mirip diare. Semingguan aku benar-benar dibikin lemas tapi tetap kutahan demi kesembuhan.

Kuberanikan diri untuk konsultasi ke dokter bedah di RS pada hari Senin, tanggal 7 Nopember. Yup, lebih dari seminggu dari tanggal surat rujukan dokter yang bertanggal 29 Oktober. Semoga masih diterima doaku. Setelah ijin ke kantor, sekitar jam 9 kurang 15 menit aku sudah antri di loket BPJS untuk mengurus klaim. Nomor antrianku 39. Wuihh, jauh juga. Sekitar setengah jam menunggu dipanggillah aku. Lancar.

Lalu antri kembali ke loket pendaftaran dengan nomor antrian 94. Hiks, lebih jauh lagi. Tapi ternyata di loket Rawat Inap ada temanku yang sedang bertugas. Aku dipanggilnya sambil bertanya aku sakit apa. Jadilah aku langsung didaftarkan tanpa antri, padahal seharusnya aku kan masuk loket Rawat Jalan. Hehe, rezeki dari teman.


Antri dulu

Setelah itu aku langsung ke poli bedah sesuai rujukan dokter. Kurang lebih 2 jam aku menunggu di antrian poli bedah baru dipanggil. Lama syekaleee. Oleh dokter Priha, aku ditanya riwayat penyakit yang berkaitan dengan benjolan tersebut. Sering batuk ya tanya beliau. Lumayan jawabku karena keluhan penyakitku selama ini memang “hanya” sebatas batuk. Ada 3 kemungkinan kata beliau,
1.     Infeksi biasa oleh bakteri, diobati selama satu minggu biasanya hilang
2.     Infeksi TB, diobati selama 6 bulan
3.     Tumor jinak, diobati dengan cara kemoterapi


Hasil USG benjolan di leherku
Perkiraan sementara kemungkinan punyaku ini adalah infeksi TB. Karena aku juga sering batuk dan merasa ada masalah di pernapasan, apalagi kalau udara dingin. Oleh dokter, aku disarankan melakukan USG.

Keluar dari ruangan poli aku ke ruang Radiologi untuk USG. Sekitar satu jam menunggu aku baru dipanggil untuk USG. Hasilnya ada satu benjolan yang paling besar dengan ukuran 1,5 cm dan yang sedang 0,2 cm. Yang paling kecil tidak terbaca karena sebenarnya yang teraba di leherku ada 3 benjolan. Oleh dokter radiologi disarankan untuk melakukan rontgen dada (scan torax) untuk melihat apakah ada infeksi TB. Namun, karena waktu habis untuk hari itu maka dokter menyarankan aku untuk kembali ke sana besok pagi.

Sebenarnya aku nggak enak izin di kantor selama dua hari berturut-turut apalagi dengan durasi waktu yang cukup lama, sampai jam makan siang. Sebenarnya hari Selasa itu aku ada jadwal mengambil sampel ke lapangan tapi beruntung ada teman kantor yang bisa ditukar jadwalnya. Tebak kapan aku harus sampling? Hari sabtu, Sodara-sodara. Itu hari liburrrrr.

Aku berniat datang jauh lebih pagi ke RS pada Hari Selasa supaya bisa antri cepat. Waktu aku sampai bahkan upacara pagi para pegawai RS belum selesai. Aku masuk lewat pintu samping dan dengan segera mengambil nomor antrian di loket BPJS. Nomor 21. Ada yang jauh lebih pagi daripada aku. Wkwk.


Antri lagi

Urusan di BPJS selesai, aku langsung ke loket pendaftaran. Dapat antrian 52. Kali ini aku benar-benar harus antri karena tak ada teman yang sedang bertugas di loket. Sekitar 15 menit menunggu akhirnya tiba juga giliranku. Urusan selesai, aku langsung ke ruang radiologi untuk rontgen. Eh ternyata di sana aku yang paling pagi jadi tak perlu antri. Langsung rontgen dada. Nunggu sebentar, hasilnya keluar. Sama mbak petugasnya aku disuruh menandatangani buku dengan keterangan belum dibaca. Aku nurut-nurut aja lalu dengan santai melangkah ke Poli Bedah.


Sabar menunggu di depan pintu ini

Sama kayak kemarin, kali ini aku juga menunggu sekitar dua jam mungkin lebih baru masuk ruanngan. Sampai di sana aku mendapati bahwa hasil rontgenku belum bisa ditindaklanjuti karena belum dibaca oleh dokter radiologinya. SHIT!!!. Aku kembali ke ruang radiologi dengan hati yang kesal, buat apa ngantri selama dua jam kalau akhirnya harus balik lagi ke ruang radiologi? Di sana pun sudah terlanjur banyak antrian. Aku menunggu 2 jam lagi dan belum selesai-selesai. Dalam hati aku terus menyumpahi petugas rontgen yang dengan tampang innocentnya tidak menyarankan aku menunggu dokter radiologinya sejak pagi. Semoga hidupmu tak pernah susah, Mbak.

Jam 12 lewat, teman di kantor menelpon. Ikut makan ke luar tidak? Kubilang tunggu aku tanya ke petugasnya dulu. Waktu kutanya apakah masih lama, tunggu aja dulu katanya. Hih, dari tadi juga ditunggu decakku sebal dalam hati. Terus mereka menambahkan, tadi sudah ditelpon Poli Bedah juga. Sudah ditunggu hasilnya. Tuh kan, sungutku sebal. Kubilang aku mau keluar sebentar, kira-kira polinya tutup tidak? Sepertinya tidak Mbak, dokternya menunggu hasilnya juga kata mereka.

Lalu pergilah aku makan selama setengah jam. Balik lagi ke sana ternyata loketnya sepi. Petugasnya tidak ada. Menunggu dengan bete selama setengah jam, lalu datanglah si biang kerok dengan wajah yang tidak bersahabat. Ia menyerahkan hasil rontgen beserta hasil analisis dokternya. Polinya masih buka, tanyaku. Dicoba aja dulu, katanya ketus sampai bikin aku nulis status kayak gini.


Saat menulis, rasanya aku ingin mengutuk orang tersebut

Dengan kesal aku menuju poli bedah. Kuketok tiga kali, tak ada jawaban. Aku pun pulang dengan hati yang panas.

Hari Rabu dengan membulatkan hati agar tak terpengaruh kejadian kemarin, aku kembali lagi ke RS. Tapi kali ini tidak sepagi dua hari sebelumnya. Aku mengerjakan pekerjaan di lab dulu. Jam 10 lewat aku baru meluncur ke RS. Langsung menuju poli bedah dan mengetuk pintu saat orang-orang antri. Aku menyerahkan hasil rontgen, lalu dengan cueknya menungggu di kursi tamu. Sekitar setengah jam aku baru dipanggil.

Dokter bilang hasil pembacaannya mengatakan bahwa tidak ada gejala infeksi TB. Jadi hanya ada dua kemungkinan, yaitu infeksi bakteri atau tumor. Dr. Priha memutuskan aku dikasih obat dulu selama satu minggu baru konsul lagi, karena besar benjolannya tidak lebih dari 2 cm. Jadi aku ke apotek dan hari ini mulai minum obatnya. Oya nama obatnya Cefixime dan Nutriflam. Hasil searching mengatakan bahwa keduanya adalah antibiotik untuk meredakan peradangan dan infeksi bakteri dalam spektrum luas. Beruntung keduanya dalam bentuk kapsul jadi tidak pahit saat akan menelan.

Doakan ada perbaikan ya, karena kalau tidak berarti benjolan tersebut harus dibedah. Nanti aku akan cerita lagi bagaimana hasilnya setelah aku minum obat dan konsultasi lagi minggu depan.

Baca cerita selanjutnya di Pengobatan Benjolan di Leher (2)
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

59 komentar

  1. Hai mbak rindang yuliani ^^
    Btw, cerita mbak, hampir sama seperti yang dialami bapak saya, benjolan di leher, dan batuk, serta pilek. perginya ke kedokter umum, hasilnya mengecewakan karena ya gitulah sebagian dokter umum yang "asal-asalan" ngasih obat tanpa diagnosis yg benar.

    BalasHapus
  2. Hai juga, Mbak Lutfiana Ulfa :) Nah, itu Mbak. Bikin rugi pasien. Sekarang bagaimana keadaan Mbak Lutfiana?

    BalasHapus
  3. Hai Mba Rindang, cepat sembuh ya! Aku kemarin baru sembuh radang tenggorokan dan minum cefadroxil juga, sih.

    Ngomong-ngomong soal pelayanan, yah semoga pelayanan kesehatan Indonesia semakin bagus dan ramah. Pasti orang ngulik-ngulik karena kita pakai BPJS. Padahal, kita pakai BPJSpun karena disarankan pemerintah dan untuk membantu diri kita juga. Yah, kita dan tenaga medis memang slg membutuhkan..

    BalasHapus
  4. Mashaallah...
    Ikut sedih baca tulisan mba Rindang.

    Syakillah, mba.
    Semoga Allah segera mengangkat penyakitnya.
    Di mudahkan dan dilancarkan ikhtiarnya.

    Aamiin.

    BalasHapus
  5. Aku suka sama statusnya mbaaa. Karena pada kenyataannya memang ada beberapa RS yang pelayanannya 'kurang bersahabat' padahal disisi lain tuh menjadi tugas mereka untuk mengabdi kepada masyarakat bukan? :')
    Btw syafakillah, mba Rindang. Mudah-mudahan ke depannya semakin membaik. Aamiin :)

    BalasHapus
  6. Hai Mba Rindang,
    Semoga lekas semuh ya dan tau pengobatannya. Sabar dan slalu semangat ya

    BalasHapus
  7. Ternyata masih banyak ya kejadian begitu kalo pake fasilitas bpjs...

    Lekas sembuh mba sakitnya. Semoga tidak membahayakan. Amiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo mau pelayanannya prima dari BPJS, harus kenal atau minimal tahu orang yang mengurus fasilitas BPJS dirumah sakit tersebut

      Saran dari teman serikat pekerja

      Hapus
  8. Semoga sembuh Kak.... eh selut deh nyetatusnya nggak nyebut nama

    BalasHapus
  9. Wah dokternya sembrono sekali ya, obat yang dikasih sama Yang di surat rujukan kok bisa ga sama? Ini kalau orang biasa pasti diiyain aja karna ga ngeh sama tulisan dokter.

    Semoga bukan penyakit serius ya Mbak Rindang :)

    BalasHapus
  10. Mbak Rindang semoga cepat sembuh yahh dan bukan kanker..
    Iya nihh pelayanan umum memang menjengkelkan kadang2 udah cape antri eh malah jutek perugasnya huhuhu

    BalasHapus
  11. Baca kronologis di rumah sakit selama dua hari itu, bikin kesel juga ya..
    Seharusnya memberikan pelayanan pada masyarakat itu harus maksimal. Ramah itu harus! Apapun permasalahan yang dimiliki petugas, harusnya nggak dibawa-bawa dalam pekerjaan. Kurang profesional sekali, ya...*jadi ikutan sebel, deh!

    BalasHapus
  12. Semoga lekas sembuh Mba Rindang, Ibu saya pernah mengalami gejala yang sama. Alhamdulillah sekarang sudah kecil lagi dengan pengobatan alami yang intensif.

    BalasHapus
  13. smoga lekas sembuh ya mba, serem kl sampe salah kan bs jd malpraktek ya gt itu.
    :|

    BalasHapus
  14. Wah. Semoga cepat sembuh dan hanya penyakit biasa biasa saja yang tidak perlu perawatan ekstra. Jangan lupa obatnya mesti rajin diminum dan jangan bolong

    BalasHapus
  15. Semoga cepet sembuh ya Mbak.
    Saran aku setiap dapat obat memang harus cek lagi ke mbah google jenis obat, kandungan, serta efek sampingnya.
    Bulan lalu aku bawa suami ke dokter penyakit dalam, kaget dengan obat-obat yang diberikan begitu cek ke google ternyata agak kontradiksi sama kondisi suami. Akhirnya ga berani diminum obatnya

    BalasHapus
  16. Syafakilkah mba rindang, semoga benjolannya cepat sembuh.
    Memang ada beberpa pelayanan di rs yg kurang memuaskan, aku juga pernah kayak gitu si rsud pdhal bayar personal gk pake bpjs, tp ya begitulah.

    BalasHapus
  17. Semoga lekas sembuh, Kak Rindang. Terus gak lagi-lagi sakit kayak gitu :)

    BalasHapus
  18. Semoga lekas sembuh mbak rindang ������
    Btw... diresep pertama ada antibiotik sultrimix yang diresep 2x sehari tapi sama mbak beberapa hari kemudian di minium hanya - x sehari.
    Sepengetahuan aku kalau minum antibiotik harus habis dan tepat waktu mbak, karena kalau gak efek jangka panjangnya bahaya. Kalau mikroorganisme di tubuh mbak udah resisten sama antibiotik jenis tertentu nanti kalau dpt sakit yang sama gak bisa sembuh. Apalagi kalau antibiotik yg di kasih yg paling bagus. Mungkin lain kali, kalau mbak ke dokter lagi bisa konfirmasi mana obat yg harus di habiskan dan mana yang boleh berhenti ketika merasa sembuh.

    Cefixime adalah antibiotik generasi setelah cefadroxil, jangan lupa dihabiskan ya mbak dan semoga lekas sembuh mbak

    BalasHapus
  19. cepet sembuh kak dan memang harus sabar apabila ke RS terkadang di oper oper dan harus menunggu yang lama banget untuk sebuah hasilnya karena banyak yang berobat juga biasanya kak

    BalasHapus
  20. Syafakillah, mbak Rindang. 😊

    Btw. Rasanya aku pengen nge-share status Mbak Rindang. 😂

    BalasHapus
  21. iya kzl sama pelayanan yg kaya gitu, padahal mereka bekerja kan memang untuk membantu pasien

    BalasHapus
  22. Pertama, semoga lekas sembuh penyakitnya dan tidak kembali....agar hilang rasa sakit dan tidak perlu kembali ke RS itu. Screen capture dari twitter mba sangat on point. Benar itu, sebagai pelayan masyarakat kudunya kepada siapapun memberikan sikap yang sama. Semoga kita pun bisa memperlakukan semua orang sama baiknya, amin :)

    BalasHapus
  23. Wah baca postingan Rindang jadi inget ada anak tetangga saya yang "maaf" agak kurang mampu. Anak itu punya benjolan yang semakin kesini semakin membesar, katanya sih tumor.. kasian, anaknya baru kelas 3 SD.. ey btw, semoga penyakitnya lekas diangkat ya dan pulih seperti sediakala

    BalasHapus
  24. Cepat sembuhh yah Mbakk... Semoga bukan tumor deh yah..
    Duh emang yah petugas kadang menjengkelkan huhuhu.. Aku juga pernah dijutekin sama petugas BPJS huhuhu

    BalasHapus
  25. Mbaa rindang semoga cepet sembuh yaaa

    BalasHapus
  26. Mbak Rindang semoga penyakitnya segera ketemu diagnosa pastinya dan segera diberikan kesembuhan ya mbak aamiin

    BalasHapus
  27. cepet sembuh mba rindaaangg.
    waaahh ituuu petugasnya enaknya dijadiin perkedel mba, biar ada rasanya dikit :(

    BalasHapus
  28. Semoga cepat sembuh mbak!
    Emang kadang bete banget sama pelayanan rumah sakit. Udah lama, harus nunggu, ditambah perawatnya jutek atau gak ramah. Yang sabar ya mba.

    BalasHapus
  29. Mba rindang. Semoga benjolannya lekas pergi ya. Huss husss huss..

    Soal obat ini serung ya kita temukan dokter yang ga taat. Sebagai pasien makanya perly bangey teliti apalagi ketka diberi resep. Untung obatnya ga ada efek negatif ya mba.

    Mba rindang yang semangat ya. Semoga yang terbaik untuk mba.

    BalasHapus
  30. Ya ampun, Mbak. Cepet sembuh, ya. Aku juga kemaren minum yang belakang-nya mix-mix itu, lho. Kebetulan pernah ada infeksi saluran empedu. Aku belum pernah pake BPJS sih, cuma sekarang kalau sakit ya awalnya ke puskesmas dulu, yang murah. Baru setelahnya minta rujukan ke dokter lainnya, pake asuransi kantor. Heuheuheu

    BalasHapus
  31. Bpjs emang ngantrinya lama banget y mbK.. Semoga mbak rindang segera diangkat penyakitnya ya..

    BalasHapus
  32. Semoga cepat sembuh ya mbak, syukurlah kalo bukan limfadenitis tb ya, soalnya pengobatannya lama

    BalasHapus
  33. Astaga, Mbak Rindang. Cepat sembuh ya. Benjolannya seperti apa ya?

    Btw, kerja di Lab? menangai sample apa? ada reagen yang karsinogenik?

    BalasHapus
  34. Saya pernah ada kasus juga di leher, tapi bukan benjolan, melainkan lubang kecil. Jadi dari bawah leher saya keluar cairan terus. Kata dokter lubang itu ada sejak saya lahir. Tapi herannya lubang sekecil jarum tersebut brpengaruh dan tidak sakit. Efeknya hanya keluar cairan bening saja. Karena khawatir, orang tua saya memutuskan supaya saya dioperasi. Sekarang lubangnya sudah nggak ada, berganti jadi luka operasi seperti kena sabetan pisau di bawah leher.

    By the way, semoga lekas sembuh ya, Mbak. Semoga penyakitnya lekas pergi.

    BalasHapus
  35. Kok bisa-bisanya dokter seperti itu... Menuliskan obat yang belum pernah diberikan...
    Lekas sembuh ya mbak... Semoga bukan penyakit yang membahayakan

    BalasHapus
  36. Sebagai orang awam yang tidak mengerti apa apa ttg kesehatan. Saya hanya mau mendoakan semoga Dik Rindang segera disembuhkan penyakitnya, dimudahkan dalam pengobatannya sehingga bisa beraktivitas lagi tanpa rasa khawatir aaamiin ya robbal alamin

    BalasHapus
  37. semoga cepat sembuh mbak.
    teman sekantor saya ada yang begitu juga, tapi dia infeksi TB dan harus minum obat setiap hari selama 6 bulan.
    sabar-sabar dalam prosesnya mbak, memang kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia sering mengecewakan.
    Makanya lebih banyak yang milih ke luar berobat.

    Jakup Ginting Sinusinga

    BalasHapus
  38. Hai Rindang...
    Semoga hasilnya yang terbaik ya... Semoga hanya bakteri yang tidak perlu dibedah, dan bisa melalui pengobatan dalam.

    Dua orang terdekatku punya pengalaman serupa.
    Bapakku, dulu pernah ada benjolan di leher yang cukup besar, tidak terasa sakit, dan ternyata itu mengarah ke kanker getah bening dan harus dikemo. Setelah kemo 6x sekarang akhirnya sembuh total.
    Sahabatku, saat yg berdekatan juga ada benjolan di leher tapi lebih kecil mungkin sekitar 1-2 centi, dan terasa sakit, bikin dia demam, dan ternyata itu mengarah ke bakteri, cukup minum antibiotik beberapa hari akhirnya sembuh total.

    Pokoknya, semua yang terbaik untukmu ya! :)

    BalasHapus
  39. semoga cepat sembuh ya mba, mudah-mudahan semua proses pemeriksaanya juga berjalan lancar gak bikin gondok-gondok terus hehe.. syukur mba hasilnya ga ada gejala infeksi TB, aku pernah kena infeksi TB jg mba berat badan sampai turun 15kg alhamdulillah sekarang udah sembuh udah montok lagi wkwk, perjuangan banget dulu harus minum obat selama 6 bulan sekali minum 3-4 tablet gede banget hampir seukuruan jempol belum efek samping obatnya rambut rontok parah, haid berhenti beberapa bulan, sering tiba-tiba menggigil, bikin badan ngilu semua sampe gak bisa bangun dari tempat tidur, eh ini kok aku jadi ikutan curhat ya :D

    BalasHapus
  40. Wah.. Kalo saya mending gk minum obat wkwkw, krna obat jaman skrg udh aneh² byk campuran

    BalasHapus
  41. Semoga cepat sembuh, Mbak.

    BalasHapus
  42. Hi mba rindang,

    semoga lekas sembuh ya

    memang benar apapun obat yang diasup oleh tubuh harus kita ketahui unsur nya.
    Karena obat mengandung zat kimiawi.


    Syafakillah ya mba.


    Best,
    KANDIDA

    BalasHapus
  43. Hi mba rindang,

    semoga lekas sembuh ya

    memang benar apapun obat yang diasup oleh tubuh harus kita ketahui unsur nya.
    Karena obat mengandung zat kimiawi.


    Syafakillah ya mba.


    Best,
    KANDIDA

    BalasHapus
  44. Hi mba rindang,

    semoga lekas sembuh ya

    memang benar apapun obat yang diasup oleh tubuh harus kita ketahui unsur nya.
    Karena obat mengandung zat kimiawi.


    Syafakillah ya mba.


    Best,
    KANDIDA

    BalasHapus
  45. Semoga lekas sembuh yaa mba

    Syafakillah.

    BalasHapus
  46. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  47. Semoga cepet sembuh mbak..
    Saya pun punya pengalaman perihal benjolan di tubuh, bedanya saya punya benjolan besar di lengan efek kebanyakan berlatih fisik dalam voli. Benjolan itu disebut Ganglion, tapi syukurlah kata dokter tidak bahaya, dan akan hilang dalam beberapa minggu kemudian. Dan ternyata benar-benar hilang, mungkin sangat disarankan untuk lebih banyak beristirahat mbak :)))

    BalasHapus
  48. Waduh, emang nyebelin kalo dapet pelayanan yg seperti itu. Cepet sembuh ya Mbak Rindang.

    BalasHapus
  49. Semoga cepet sembuh mbak..
    Saya pun punya pengalaman perihal benjolan di tubuh, bedanya saya punya benjolan besar di lengan efek kebanyakan berlatih fisik dalam voli. Benjolan itu disebut Ganglion, tapi syukurlah kata dokter tidak bahaya, dan akan hilang dalam beberapa minggu kemudian. Dan ternyata benar-benar hilang, mungkin sangat disarankan untuk lebih banyak beristirahat mbak :)

    BalasHapus
  50. Semoga cepet sembuh mbak..
    Saya pun punya pengalaman perihal benjolan di tubuh, bedanya saya punya benjolan besar di lengan efek kebanyakan berlatih fisik dalam voli. Benjolan itu disebut Ganglion, tapi syukurlah kata dokter tidak bahaya, dan akan hilang dalam beberapa minggu kemudian. Dan ternyata benar-benar hilang, mungkin sangat disarankan untuk lebih banyak beristirahat mbak :)))

    Semoga lekas sembuh mbak

    BalasHapus
  51. ngeri ya ceritanya Mbak Rindang.
    kalau sudah sembuh kabari ya, Mbak, karena aku mau tau lanjutan updatenya dari benjolan yang dialami mbak Rindang itu.

    SEMOGA LEKAS SEMBUH MBAK! :)

    BalasHapus
  52. Lekas sembuh, Mbak....
    Btw, itu bukan gondongan kah? tp itu krn krg yodium sih.... smoga dpt pelayanan yg baik jg

    BalasHapus
  53. paling kesel memang kalau nemuin mereka yang bekerja di ranah pelayanan publik tapi kerjanya asal dan nggak ada ramahnya gitu ya mbak.

    Btw, semoga benjolannya cuma infeksi bakteri aja ya mbak, jadi nggak mesti dibedah segala :)

    IG : perempuannovember

    BalasHapus
  54. Semoga cpt sembuh ya mbakk...
    Bpjs emg udh rahasia umum pelayanannya kyk gitu. Yg sabar yaaa

    BalasHapus
  55. Mbak Rindang semoga cepat sembuh ya mbak. Dan semoga ikhtiarnya juga diberikan kemudahan dan kelancaran :)

    BalasHapus
  56. Masyaallah saya jadi sedih membacanya
    Semoga mbak selalu diberi kekuatan dan cepat sembuh dari penyakitnya ya mbak. Pesan dari saya jangan terlalu dimasukin ke hati dulu omongan dari dokter. Serahkan saja semuanya ke Tuhan mbak ;)

    BalasHapus

Posting Komentar