Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Perkuliahan di Jurusan Biologi

Posting Komentar

Ini adalah ceritaku mengalami perkuliahan di Jurusan Biologi. Selain ospek, di awal kuliah aku sebagai mahasiswa baru juga berkenalan dengan istilah-istilah dan metode yang digunakan dalam perkuliahan. Salah satunya adalah dosen PA (Pembimbing Akademik). Alhamdulillah, aku mendapatkan dosen PA yang cocok dan nyambung. Lebih senang lagi ternyata beberapa teman dekatku juga mendapatkan dosen PA yang sama. Kalau tidak salah, satu angkatan itu sekitar 30 orang kami mendapat 4 dosen PA. Konsultasi ke dosen PA kadang bukan hanya tentang masalah akademik, tapi juga bisa masalah pribadi yang dapat berpengaruh terhadap pembelajaran selama kuliah. Konsultasi wajib setiap semester adalah konsultasi SKS (Satuan Kredit Semester) yang akan diambil pada semester mendatang.


Jumlah SKS yang bisa diambil setiap semesternya tidak sama bagi setiap mahasiswa. Ini tergantung dengan IP di semester sebelumnya. Alhamdulillah, aku selalu bisa ambil SKS full. Karena baru mulai SKS di semester pertama itu baku, kalau tidak salah ada 24 SKS. Setiap berangkat kuliah pas di awal-awal dulu, aku bawa tas tenteng buat berkas ukuran F4 untuk membawa berkas-berkas KRS (Kartu Rencana Studi). Setelah perkuliahan berjalan lebih dari satu bulan, kakak tingkat yang satu kos denganku menyarankan agar aku tidak membawa-bawa tas itu lagi, toh sudah tidak diperlukan lagi. Setelah kupikirkan, bener juga.


Semester Awal

Pada semester pertama, mata kuliah didominasi oleh mata kuliah umum termasuk fisika, kimia, dan matematika. Karena jurusan yang lain pun punya mata kuliah yang sama. Jadi kadang, perkuliahan diadakan dengan menggabungkan mahasiswa antar jurusan. Bisa sampai dua atau tiga jurusan satu kelas. Jumlah mahasiswanya tentu banyak sekali. Kalau sudah begini, aku pasti memilih untuk duduk di barisan paling depan, minimal baris kedua. 


Kelak, sahabatku bercerita pas di semester awal itu dia memperhatikanku. Katanya aku terlihat paling antusias mengikuti pembelajaran, tidak jarang mengangguk-angguk pertanda mengerti. Wkwk. Aku saja nggak nyadar kalau begitu. Tipe belajarku memang audio visual, jadi aku harus melihat dan mendengarkan dosen dengan seksama agar ilmu bisa terserap dengan optimal.


Di semester pertama itu pula aku berkenalan dengan istilah PJ Mata Kuliah. PJ Matkul bertugas untuk mengkoordinasikan proses perkuliahan dengan dosen pengampu mata kuliah. Jadi dia semacam penyambung lidah antara dosen dan mahasiswa khusus untuk mata kuliah tertentu. Aku hampir selalu menjadi PJ matkul di setiap semester. Ada yang tugasnya ringan, tapi ada juga yang lumayan berat terutama untuk mata kuliah yang diampu oleh dosen yang slow respon dan/atau memberikan banyak tugas (yang sulit).


Termasuk di dalam tugas PJ matkul adalah mempersiapkan ruangan. Karena gedung fakultas gabung untuk semua jurusan, jadi kadang-kadang ruang perkuliahan bisa bentrok antara satu kelas dengan kelas lain baik dari jurusan yang sama atau berbeda. Ini jarang terjadi sih, tapi kalau terjadi ya jadi tanggung jawab PJ matkul untuk mencarikan solusi. 


Mengambil dan memasang LCD proyektor di kelas juga menjadi tugas PJ Matkul. It means, kalau jadi PJ harus siap datang lebih awal sebelum perkuliahan dimulai. Aku jadi ingat ada satu dosen di semester 1 yang masih menggunakan OHP proyektor yaitu di mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar. Terakhir aku melihat OHP proyektor sebelum itu adalah ketika mata pelajaran Biologi di SMP.


Di akhir semester 1, aku mendapat kertas yang memuat IP (Indeks Prestasi). IP-ku 3,27. Pada saat itu aku belum ngerti kalau itu termasuk tinggi, sampai ketika aku membandingkannya dengan IP teman sekelas. Ternyata IP-ku termasuk yang tertinggi sekelas. Karena pelan-pelan aku mulai paham bagaimana sistem pembelajaran dan penilaian kuliah dilakukan, aku mulai jor-joran belajar di semester 2. Kebetulan, mata kuliahnya juga mungkin masih termasuk sederhana. Alhasil, aku mendapat IP 4. Senang sekali dong, sepanjang perkuliahan itu adalah pencapaian akademik tertinggiku.


Mata Kuliah Berkesan

Ada beberapa mata kuliah yang berkesan bagiku. Pertama, Bahasa Inggris dan Academic English. Aku cocok sama cara mengajar dosennya. Aku lupa mata kuliah yang mana, tapi karena suka aku memutuskan untuk mengulang mata kuliah itu. Nilai awalnya sebenarnya enggak terlalu jelek, mungkin C+ atau B. Konsep sederhana yang diulang-ulang oleh sang dosen bikin aku jauh lebih melek terhadap Bahasa Inggris saat kuliah.


Karena aku merasa ilmu englishku emang kurang, aku juga ikut kursus dengan Ibu Angry. Iya, benar itu nama beliau. Aku lupa kami kenal dengan beliau awalnya bagaimana tetapi yang jelas beliau bukan dosen di fakultasku. Kursusnya pun di gedung pascasarjana, bukan di kampusku. Saking serunya kursus waktu itu, aku sampai dikasih beliau majalah remaja berbahasa Inggris.


Kelas Kimia Organik juga aku suka karena konsepnya jelas, tetapi effort belajarnya cukup besar bagiku karena harus menghafal. Kelas Statistik juga seru, karena ada konsep logikanya. Tapi bukan berarti aku tidak kesulitan. Beberapa mata kuliah yang menurutku sulit adalah Biologi Molekuler, Biologi Sel, serta Biodegradasi dan Bioproses. Ketiganya selain subjeknya memang sulit, disampaikan dalam bahasa Inggris pula. Belum lagi kalau ada sesi tanya jawab. 


Selain english, mata kuliah yang juga kuambil ulang adalah Fisika Dasar. Di semester satu, nilaiku jelek. Aku mengulang mata kuliah ini saat PAT (Program Alih Tahun), jadi saat orang-orang liburan aku dan teman-teman kuliah. Waktunya lebih singat tapi pertemuannya lebih intens. Di akhir PAT, nilai fisikaku jadi A. Yeay. Aku juga pernah mau mengulang mata kuliah Kewirausahaan, tapi kata temanku enggak worth it. Ya sudah, batal. Aku cukup puas dengan nilai B. 


Karena urusan jumlah SKS maksimal dan ulang-mengulang ini, sejak semester 2 perkuliahan, kita bisa jadi ketemu kakak tingkat dalam satu kelas mata kuliah. Kalau kita sudah semester tinggi, kita ada kemungkinan ketemu adik tingkat dalam satu kelas. Jadi selain semester satu, isi kelas itu bisa lintas angkatan. Di sinilah interaksi antar angkatan terjadi, selain di praktikum dan himpunan mahasiswa. []

Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar