Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Beli Baju Nggak Ya? (Kontemplasi Makna Baju Baru)

10 komentar

Pada awal menikah, suami bingung kok aku tidak terlalu suka beli baju. Bukan tipe yang minta dibelikan atau beli sendiri gitu lo. Tanpa tujuan. Beli baju dengan tujuan itu misalnya beli seragam kondangan atau beli kerudung dengan warna yang match dengan baju yang sudah dipunya. Awalnya aku bingung bagaimana menjawab kebingungan suami karena menurutku itu biasa saja.

Arti Sebuah Baju

Sejak kecil aku tidak terbiasa membeli baju hanya karena aku ingin. Pasti karena aku butuh atau dibelikan mama, dan ketika sudah nikah juga biasanya dibelikan suami. Uang yang kupunya jika ingin digunakan bersenang-senang, objeknya bukan baju. Tapi barang yang menurutku lebih pleasure seperti buku atau entah apa yang aku suka yang lebih long lasting. Baju sendiri menurutku tidak selama itu pemakaiannya.


Dan lagi aku sudah merasa punya cukup baju, bukan banyak tapi cukup. Mau kemana atau mau ada acara apa, ada yang dipilih lah. Lemariku juga sudah penuh, terlalu sesak menurutku. Dan hingga sekarang agenda menambah lemari tidak ada dalam benakku. Lagipula setiap keluar rumah kita hanya memakai sepasang baju di tubuh dan itu yang tidak ganti sampai 5 kali sehari, koleksi bajuku di lemari cukup untuk memenuhinya.


Ini bukan berarti mereka yang sering beli baju itu buruk ya. Aku tidak ingin membandingkan diriku dengan orang lain. Preferensi seseorang dengan orang lainnya berbeda-beda, tergantung pengalaman masa lalu, bagaimana ia dibesarkan, juga tontonan/bacaan yang mempengaruhinya. Aku pernah baca cerita tentang seseorang yang sejak kecil selalu memndapat baju lungsuran dari kakak-kakaknya. Ia tak pernah membali baju hingga ia bisa menghasilkan uang sendiri.

Ternyata kepercayaan dirinya naik menjadi beberapa tingkat saat ia memakai baju yang ia pilih dan beli sendiri. Mungkin karena sugesti diri atau karena baju tersebut memang nyaman dipakai oleh tubuhnya karena ukuran dan modelnya sesuai. Ada juga orang yang hanya percaya diri jika memakai baju baru. Dalam kasus-kasus tersebut membeli baju tentu bukan sesuatu yang buruk.

Btw, aku sendiri jauh lebih suka menjahit baju daripada membeli yang sudha jadi. Ukuran tubuhku yang terlalu mungil sering tidak cocok dengan ukuran baju sebagian besar orang di toko pakaian. Jika terpaksa membeli baju, aku sering memotong bagian bawah kaki atau merampingkan bagian pinggang. Effort-nya double. Kalau menjahit baju, tinggal serahkan model. Urusan kain dan ukuran tubuh, penjahit langganan sudah tahu seleraku. Sekali lagi ini tentang selera ya, bukan sesuatu yang lebih baik atau lebih buruk.

Pertimbangan Sebelum Membeli Baju

Siapa pun yang bertanya, lebih pilih baju baru atau baju lama, aku akan menjawab pilih baju baru. Alasan pertama tentu karena kondisinya yang lebih cemerlang, rapi, dan bersih. Modelnya juga mungkin akan berbeda dengan apa yang sudah kita miliki. Secara psikologis manusia memang akan lebih senang dengan baju baru.

“Kenapa orang suka beli baju baru, menurutku karena perasaan senang yang dihasilkannya dan karena sudah bosan dengan baju lama.”

Ada banyak baju lama yang masih bagus tapi karena sudah bosan jadi tidak suka lagi menggunakannya. Bagiku sendiri, pertimbangan dalam membeli baju baru berarti aku harus mengeluarkan baju lama dari lemari. Iya, biar jumlah penghuni lemari tetap stabil. Lagipula kemana saja aku akan menggunakan banyak baju. Sekali lagi, toh saat keluar kita hanya akan menggunakan sepasang baju. Akan lebih berguna jika disumbangkan kepada yang membutuhkan.

Decluttering

Decluttering barang apapun menurutku adalah salah satu pekerjaan yang secara mental cukup berat. Kita sebagai manusia memiliki banyak keterikatan dengan banyak barang. Itulah yang membuat kita berat untuk melepasnya. Itu juga yang membuat proses decluttering susah-susah sedap. Makanya aku suka mikir panjang kalo mau beli baju baru, baju lama mana nih yang harus didonasikan. Hoho.

Kenapa harus decluttering sih, kan bisa tuh kita beli tapi tetap keep baju yang ada di lemari? Decluttering harus dilakukan agar keseimbangan tetap terjaga. Aku baru belajar pola hidup minimalis baru-baru ini, tanpa sadar sebenarnya aku sudah punya mindset ini  sudah sejak lama. Punya terlalu banyak barang rentan membuat kita stres, membuang waktu untuk memilih atau merapikannya, juga menyia-nyiakan kegunaannya.

Jadi bagiku bukan hanya baju saja sih yang harus dibatasi jumlahnya, barang lain juga. Ga lagi tuh beli barang hanya karena lucu. Sebisa mungkin sekarang aku beli barang karena butuh. Bagiku, buku masih sebuah kebutuhan sih karena sifatnya yang life time. Semua orang case-nya berbeda. Bagi para model atau fashion blogger punya banyak baju dengan berbagai macam model itu investasi kerjaan bagi mereka. It’s fine.

Hmm, jadi beli baju untuk lebaran ini atau tidak? Pertimbangkan terlebih dahulu, apa arti baju bagimu dan apakah kamu memang butuh baju baru atau tidak. It’s up to your preference. []
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

10 komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Setuju mba rindang. Dulu dr kecil identik lebaran dg baju baru. Semakin besar sejak lulus kuliah merasa sebaliknya.

    BalasHapus
  3. Mantap nih mbak tulisannya, kita harus melihat kebutuhan ya mbak dan bukan keinginan semata

    BalasHapus
  4. habis baca ini langsung keinget baju-baju di lemari yang kebele dan belum kepake wakwakwak,,skrg lebih milih pakai baju lama saja yang masih pantas dan bagus waktu lebaran tiba

    BalasHapus
  5. Baju baru emang bisa bikin bahagia ya. Mungkin. Apalagi kalo beli/buat baju itu tak sesering ganti baju. Seperti aku yang beli/buat baju baru hanya saat ada event special, misal: lebaran. Rasanya itu lho.. bahagia banget.

    Anyway, baju baru atau bukan, sugesti bahagia itu pun sederhana. Makin sering/mudah didapat, (mungkin).rasanya jadi berkurang..

    BalasHapus
  6. Sekarang udah dalam tahap mikir 3x kalo mau beli baju mba. Hihi. Dulu mikir nya cuma sekali

    BalasHapus
  7. Saya juga tipe orang yang tidak begitu peduli dengan baju baru karena memang sejak kecil diajarkan menerima keadaan yang pas-pasan.

    Alhamdulillah, gak begitu ngoyo sekarang 😁

    BalasHapus
  8. sekarang beli baju sendiri udh pake mikir ribuan kali, hehe beli baju anak aja nunggu sampai bener-bener sempit hehe.. udh bingung gak ada tempatnya hehe

    BalasHapus
  9. Udah ak mikirin baju baru bwt diri, yg dipikrin anak² 😊

    BalasHapus
  10. Setuju mba, baju mah yg ada aja, secukupnya.. Khawatir banyak2 baju bikin hisab kita bakal lama kelak di akhirat..

    BalasHapus

Posting Komentar