Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Minta Oleh-oleh Apakah Boleh?

18 komentar
Oleh-oleh adalah barang yang dibawa oleh orang yang baru saja pulang bepergian. Orang yang dibawakan oleh-oleh biasanya adalah orang yang dekat dengan si pejalan. Tapi tidak sedikit juga sekarang orang yang tidak terlalu kenal tapi juga minta oleh-oleh.

Merasa familiar? Lalu apakah minta oleh-oleh itu boleh?

Sebelum menyimpulkan, mari kita simak satu persatu beberapa pertimbangan dalam meminta dan membeli oleh-oleh berikut ini.


#1. Oleh-oleh Itu Tidak Wajib
Sebagai orang yang bepergian, terkadang kita merasa keberatan dengan titipan oleh-oleh dari keluarga dan teman. Pertama, harus membelikan dengan uang pribadi. Kedua, menambah berat barang bawaan which is sekarang bagasi juga sebagian ada yang kena charge.

Jika tidak dibelikan rasa bersalah pun muncul. Untuk menetralisirnya, ingat saja bahwa oleh-oleh ini tidak wajib. Tujuan kita berjalan-jalan bukan untuk membeli oleh-oleh kok.

Di sisi sebaliknya jika kita sebagai orang yang dekat dengan orang yang bepergian, jangan baper jika tidak dibawakan oleh-oleh. Apalagi jika kita sudah pesan ini-itu tapi ternyata tidak dibawakan. Toh dia tidak kamu bayar untuk melakukannya.

#2. Oleh-oleh Itu Tidak Gratis
Iya, oleh-oleh kan dibeli menggunakan uang orang yang sedang melakukan perjalanan. Sudahlah mengeluarkan uang untuk biaya akomodasi, transportasi, dan sebagainya ditambah lagi untuk beli oleh-oleh. Kasihan mereka.

Sebagai orang yang menitip (minta) oleh-oleh, kalau perlu kita kasih uang jalan atau uang seharga barang yang kita incar. Misal, topi brand ini hanya ada di negara tempat si X bepergian. Nah tidak ada salahnya kita memberikan uang seharga topi atau paling tidak biaya ongkos kirim.

#3. Mencari Oleh-oleh Itu Butuh Waktu
Sisi lain dari perjalanan biasanya adalah waktu yang sempit. Jika kita sebagai pejalan dititipi oleh-oleh maka kita akan memiliki beban untuk mencarikan oleh-oleh dan berujung menghabiskan waktu untuk mencarikan barang yang diinginkan orang lain. Kecuali ya kita juga ingin membeli barang yang sama.

Bagi yang ingin minta belikan oleh-oleh, lihat-lihat dulu jadwal orang yang bepergian. Jika sekiranya orang yang bepergian agak selow, bolehlah dititipi. Jika sepertinya itinerary-nya padat, sebaiknya jangan memaksa. 

#4. Jenis Oleh-oleh
Nah, barang yang menjadi oleh-oleh ini biasanya beragam. Mulai dari kaos, gantungan kunci, cindera mata khas daerah, kartu pos, atau makanan. Sebagai pejalan yang sedang mencari oleh-oleh lebih baik memilih oleh-oleh yang bersifat umum dan dapat dinikmati bersama seperti makanan. Selain itu, pilih barang yang benar-benar khas daerah tersebut. Jangan membeli barang yang masih bisa dibeli di tempat domisili.

Bagi pemesan oleh-oleh, jangan meminta oleh-oleh dengan spesifikasi khusus sekali sehingga menyulitkan orang yang mencari. Kecuali jika memang yang bersangkutan juga mencari barang yang sama.

Jadi, apakah meminta oleh-oleh itu boleh? 

Tergantung. Apakah si calon pembawa oleh-oleh bersedia membelikan, cukup budget-nya, waktunya ada, dan jenis barangnya mudah. Jika semuanya terpenuhi maka minta/membelikan oleh-oleh itu boleh. Tapi jika menyusahkan, tidak dikabulkan juga tidak apa-apa.[]
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

18 komentar

  1. Kalau aku tipe orang yang langsung nolak kalo dititipin sesuatu pas aku lagi pergi. Walaupun itu nitip, ya, yang artinya akan diganti uang untuk belinya. Macam jastip gitulah. Tapi karena seperti yang ditulis di atas, biasanya aku pergi karena mau liburan bukan mau nyari uang lewat jastipan, ya yaudah nolak aja ehehe

    BalasHapus
  2. Kalau aku udH membiasakan ga minta oleh2 ke siapapun yang beeprgian sih. Kalau mereka inget, alhamdulillah malah dikasih, kan mereka pergi buat tujuan mereka bukan malah fokus ke titipan kita hehe

    BalasHapus
  3. hahaha betul betul.. intinya mah jangan menyusahkan. Jadi jangan pula baper kalau minta oleh2 tapi ternyata ga dibelikan. Minta oleh2nya juga sekedar candaan aja bagusnya. Dibeliin? ALhamdulillah! Ngga, ya itu smacam kata2 penyemangat aja ^^

    BalasHapus
  4. Hehehe, iya juga ya, untungnya saya jarang banget minta oleh-oleh, malah kalau bisa bawa oleh-oleh biar menyenangkan hehehe

    BalasHapus
  5. Saya nggak pernah minta oleh-oleh ke temen yang/saudara yang bepergian, khawatir memberatkan, kalau dikasih ya terima, kecuali suami yang bepergian keluar kota, baru berani minta oleh-oleh hehehe

    BalasHapus
  6. Sering nih dapat celotehan kok abis jalan jalan ga bawa oleh oleh kalo dikantor hahha tapi bener juga sih oleh oleh tidaklah wajib tetapi kalo kita punya banyak uang atau sisa uang bisa lah beliin oleh oleh itung itung berbagi kan

    BalasHapus
  7. Dulu masih suka minta oleh2. Karena aku pribadi suka ngasih oleh2 dan berburu oleh2. Tidak merasa terbeban sama sekali.

    Tapi semenjak temenku ada yg gak beliin oleh2 titipanku. Dan pernah ada yg cerita tentang keberatannya dititipin oleh2. Oke baiqhuee.. Aku akan undur diri nitip2 macem2. Hahaha. Bahkan sekalipun uangnya dari aku.

    Kecuali orangnya speak up, open jastip. 😁

    BalasHapus
  8. Iya ya..terkadang tujuan kita melakukan perjalanan itu untuk bersenang-senang. Gara-gara harus membawa oleh-oleh kadang malah mengurangi keasyikan saat di perjalanan

    BalasHapus
  9. Kalau dalam islam kan di larang meminta2, hehehe..karena itu aku berusaha banget untuk ga nyebut minta oleh2 lagi ke siapapun termasuk suamiku jika dinas.tapi kalau menitipkan sejumlah uang untuk beli sesuatu,itu kan nitip ya,bukan oleh2 (oleh2 biasanya gratis sih). Aku prefer jastip. Jadi aku selalu tanya, ybs jual aja ke aku dgn harga yg dia berkenan (sm uang jastip) disitu aku lebih suka karena sama2 untung hehehe

    BalasHapus
  10. Menurutku sih gak apa-apa memberikan oleh-oleh kepada orang. Kalau tradisi orang batak mah oleh-oleh si wajib bawa meskipun gak ada yang riquest bawa atau tidak.

    BalasHapus
  11. Kalau saya sendiri "No", lebih baik titipkan uang, minta dibelikan saja. Tapi kalau saya yang di posisi yang jalan-jalan, memang oleh-oleh itu semacam bentuk perhatian sih sebetulnya.

    BalasHapus
  12. Urusan oleh - oleh memang gampang - gampang ribet. Saya pernah disindir teman kantor karena pulang liburan ga bawa oleh - oleh melimpah ruah seperti teman kantor yang lain. Nyebelin banget sih, tapi ya sudahlah, liburan kan tujuannya refreshing bukan disibukkan cari oleh - oleh..

    BalasHapus
  13. aku sih anaknya gak pernah celamitan minta oleh-oleh sama orang, karena tau rasanya kalau lagi bepergian terus direpotin harus cari oleh2 dulu, tapi kalau ada yg ngasih oleh2 tanpa diminta ya aku terima dengan senang hati hehe

    BalasHapus
  14. Oleh-oleh itu sah saja asal tidak memberatkan semua pihak. Kalau aku, tipe orang yang setelah pergi selalu membeli oleh-oleh. Supaya ada kenangannya gitu sih. Terus supaya keluarga atau teman yang tidak bisa ikut serta saat pergi tersebut bisa turut merasakan dari perjalanan yang telah aku lakukan*

    BalasHapus
  15. Kami sekeluarga sudah terbiasa dengan oleh-oleh. Jadi tidak terasa berat. Soalnya kami jarang jalan-jalan. Dan berawal dari rasa tak tega juga ketika melihat anggota keluarga nungguin kedatangan kita, tapi tak ada oleh-oleh yang kita bawa buat mereka. Cuma sekarang si penerima oleh-oleh beralih, yang asalnya saudara sendiri, sekarang jadi anaknya, emaknya tak termasuk lagi ke dalam list, wkwwkwk.

    BalasHapus
  16. Udah jarang banget sekarang minta oleh-oleh kalau ada teman yang jalan-jalan. Heu

    BalasHapus
  17. Kalau bagiku sih (menerapkan ke diri sendiri), aku ga pernah minta oleh2 walaupun sebagai basa-basi. Akan ada semacam beban dari orang yang dimintai tersebut. Aku selama ini diam terus, eh tapi dapat aja oleh-olehnya. Kalau dikasih tanpa minta itu baru aku yakin itu ikhlas dan ga membebani. ehe...

    BalasHapus
  18. Kalo aku sih dititipin mau aja. Yg aku beratkan sih sekarang d bagasi pesawatnya terbatas. Huhu


    Salam,

    www.rizkyashya.com

    BalasHapus

Posting Komentar