Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

[Fiksi] Perempuan di Hari Sabtu

Posting Komentar

Hari libur bagi sebagian besar orang adalah hal yang menyenangkan. Namun tidak bagi seorang perempuan pekerja yang libur di hari Sabtu dan Minggu. Ia tidak suka di rumah. Ia jauh lebih senang bekerja di luar rumah. Menggeluti passion dan menguatkan eksistensinya.

Pada hari Sabtu, ia menjadi penghuni tunggal di rumahnya sendiri. Suaminya pergi bekerja. Ia berada di rumah untuk menunggu imamnya. Berbeda dengan hari Minggu, ia bisa mengajak suaminya keluar dengan alasan apapun.

Senin hingga Jumat adalah hidupnya. Ia bergelung dengan kesibukan yang mengasyikkan. Sabtu, ia harus sendirian. Mengerjakan pekerjaan rumah yang ia sebisa mungkin ia hindari. 

Di hari Sabtu, ia melakukan apapun yang biasa dilakukan oleh perempuan lainnya. Namun, ia tidak terbiasa. Ia sadar ia tidak normal. Namun memaksakan diri untuk melakukan pekerjaan hari Sabtunya di hari lain juga akan membuatnya tidak waras.

Perempuan itu menunggu suaminya pulang pada hari Sabtu. Benar-benar menunggu di rumah. Tidak seperti di hari lainnya yang ia merasa sudah terlalu lelah bahkan untuk menunggu.

Hari Sabtu, bagi perempuan itu adalah hari di mana ia menjadi istri yang sesungguhnya. Sayang, ia tidak suka. Ia tidak benci siapapun. Ia hanya tidak suka rutinitas perempuan Sunday to Sunday.

Perempuan di hari Sabtu bersyukur memiliki suami yang memahaminya. Ia tidak tahu jika bagaimana jika ia menikah dengan pria lain. Ia mungkin tidak menjalankan perannya seminggu sekali, tapi setiap hari.[]
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar