Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

I'm Proud to be Book Addict

Posting Komentar
Sejak kecil, aku sudah terbiasa berbeda dengan teman-teman sebaya dan lingkungan sekitar. Mungkin tidak secara fisik, tapi lebih kepada selera. Aku seorang kutu buku dan aku bangga dengan itu. Berawal dari sikap papa yang selalu mendukung hobi membacaku sejak kecil. Beliau sering membelikanku buku jika sedang bepergian atau ke pasar. Meskipun di lain pihak, mama tidak pernah mengerti mengapa aku bisa begitu addict dengan buku. Bahkan hingga sekarang, mama kadang menanyakan apa gunanya koleksi bukuku yang bejibun memenuhi rumah itu. Pemikiran mama sama persis dengan pikiran banyak orang, mereka heran mengapa aku begitu kecanduan buku yang melihatnya saja dapat membuat pusing, alih-alih membaca.

Dulu aku hanya bisa membeli dan membaca majalah anak, itupun jika papa ada di rumah karena beliau bekerja di luar kota dan hanya pulang sekitar 1 bulan sekali.  Beranjak remaja, genre bacaanku mulai berubah. Aku mulai senang membaca majalah-majalah remaja milik kakak sepupu yang sekolah di kota. Hingga suatu hari aku dibelikan papa sebuah majalah remaja Islam. Aku jatuh cinta dengan majalah ini karena cerpen-cerpennya yang bagus dan berisi, selain itu nilai-nilai Islaminya pun sepaham dengan apa yang kupelajari selama ini. Dari majalah ini jugalah akhirnya aku bertekad untuk menjadi penulis yang menyampaikan kebenaran dan memberi manfaat. Hal tersebut bertambah kuat saat aku mengenal sebuah forum kepenulisan islami dari majalah tersebut. Bertahun kemudian ketika aku kuliah, aku menemukan "fisik" forum ini di kota tempatku berkuliah. Alhamdulillah forum kepenulisan tersebut membuatku lebih aktif membaca dan menulis, bahkan aktit lagi ngeblog di rumah mayaku ini yang sebelumnya mati suri. Tidak dapat kukatakan betapa berpengaruhnya sebuah majalah dalam fase kehidupanku. Meski kini majalah tersebut sudah berubah wujud menjadi majalah online sehingga aku tidak perlu membelinya lagi, hanya perlu paket kouta internet.

This is mine 
Ketika kuliah, rasanya "dendam"ku terhadap hobi ini terbalas puas. Pasalnya saat masih sekolah, aku hanya bisa melihat katalog buku di cover bagian dalam majalah yang kubaca serta membayangkan andai aku dapat membaca buku-buku tersebut. Namun apa daya uang untuk membelinya tak punya, hanya sekadar uang saku. Paling keren ya aku meminjam buku di perpustakaan sekolah atau perpustakaan kota. Sesekali membeli buku pas ke Banjarmasin (karena toko buku hanya ada di sana), sekalian ada acara keluarga. Nah saat kuliah, aku tinggal di kota yang akses untuk membeli bukunya mudah. Tambahan pula, saat itu aku sudah punya uang sendiri yang kusisihkan dari beasiswa. Mulai deh aku berani cuci mata ke toko buku (offline dan online) dan membeli beberapa buku yang kuinginkan. Terlebih jika ada acara book fair tahunan. Aku semacam kerasukan untuk memborong semua buku incaran. Aish. Tidak sampai disana saja, kecintaanku pada buku juga mendorongku untuk berjualan buku online. Sebagai cara untuk menyebarkan virus membaca di lingkungan sekitarku yang notabene masih jauh dari toko buku dan menambah penghasilan, maka di tahun 2012 terbentuklah sebuah toko buku online kecil yang kuberi nama Rumah Buku Shady. Alhamdulillah, dari segi keuntungan lumayan karena banyak juga ternyata peminat buku di sekitarku, hanya tidak kelihatan karena memang fasilitas seperti toko buku disini masih minim. Namun tentu saja bisnis ini juga diimbangi dengan keribetannya, banyak printilan yang harus diurus. Awal tahun ini kuputuskan untuk break dulu karena masih penyesuaian dengan tempat kerja baru, rencananya akan kuaktifkan lagi setelah semuanya stabil dan konsepku sudah matang.

Aku menyukai genre buku fiksi dan non-fiksi. Hanya saja, untuk menghemat uang aku lebih sering meminjam novel atau jenis bacaan fiksi lainnya di perpustakaan atau pinjam dengan teman. Hehe. Ya, hingga kini koleksi novelku masih jauh kalah lebih banyak daripada koleksi buku non-fiksiku. Aku berpikir kalau novel paling cuma dibaca satu kali, setelah itu tidak dibuka lagi. Nah kalau nonfiksi menurutku bukunya dapat berguna sepanjang masa karena ilmunya suatu saat mungkin akan kita butuhkan, dengan memiliki bukunya sendiri kita akan lebih mudah membuka-bukanya kembali. Tema yang sedang kugandrungi untuk buku non-fiksi sekarang ini adalah manajemen keuangan, bisnis, dan motivasi. Beruntunglah sejak sekitar 2 tahun yang lalu aku mengenal Stiletto Book, buku-buku dari penerbit ini dapat mengcover minatku terhadap bacaan nonfiksi dan juga buku-bukunya berguna untuk kehidupan perempuan. Sehingga tak salah jika penerbit ini dikenal dengan jargonnya sebagai Penerbit Buku Perempuan. Koleksi pertamaku dari penerbit ini adalah buku hadiah dari menang GA di sebuah blog. Dari sana kemudian aku memfollow twitter Stiletto dan akhirnya lama-kelamaan menjadi pembeli buku jika ada buku yang menarik hati (dan ada diskon) dari penerbit ini. Selain itu aku juga lumayan sering hunting buku di toko buku online. Ya aku lebih sering beli buku online, karena cara ini kuanggap lebih praktis daripada harus ke toko buku atau sekalian aku membelinya kalau ada bazar buku. Lulus kuliah, tak terasa buku-buku hasil belianku semasa kuliah sudah hampir melewati kapasitas rak bukuku. Saatnya menabung untuk beli rak buku baru. Hehe.
Koleksi bukuku dari Penerbit Stiletto Book
Hingga bersuami sekarang pun kecintaanku pada buku tak memudar. Terlebih aku punya penghasilan sendiri sehingga lebih mudah menyisihkannya. Ada banyak manfaat yang didapat dari hobiku ini sehingga aku tak malu menyebut diriku sebagai book addict, meski bagi sebagian orang di sekitarku hal tersebut sedikit aneh dan hanya membuang-buang uang. Sounds familiar? But, I'm proud to be book addict!

Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar