Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Nama-nama Kucing

Posting Komentar
Seperti yang pernah kuceritakan sebelumnya. Keluargaku merupakan kolektor kucing. Kucing lahir dan meninggal di rumah kami. Sehingga pada suatu waktu tak pernah ada cerita kalau kamu tak mempunyai kucing. Minimal ada satu yang bertahan, maksimal pernah ada hampir 9 ekor kucing kalau aku tak salah ingat dalam satu waktu.

Kami, terutama aku dan adikku, juga suka memberi kucing-kucing tersebut nama. Nenek moyang kucing kami yang sempat kuingat bernama Memet. Kucing tersebut sengaja kami bawa dari Banjarbaru ketika keluarga kecil kami pindahan ke rumah nenek di kampung. Setelah itu anak Memet kami beri nama Merry. Di generasi setelah Merry aku lupa nama-nama mereka siapa.


Tapi ada beberapa nama kucing yang berkesan bagi kami. Diantaranya yaitu Kentang, Kenting, Kentung. Lalu ada yang bernama Rama, Mada, dan Dhani (pecahan dari kata Ramadhan).

Sekarang di rumah ada 3 ekor kucing. Tidak diberi nama, tapi kami membedakan masing-masing di antara mereka dengan “status” mereka di keluarga mereka. Ketiga ekor kucing tersebut kami panggil dengan “mamanya”, “kakanya”, dan “adingnya”. (ading=adik)

Nah sekarang ini, si “kakanya” baru saja melahirkan (tepatnya ketika hari raya Idul Fitri). Tiga ekor, lagi-lagi. Kami belum berpikir untuk memberi nama. Selain aku dan adikku sudah mulai kurang hobi karena sudah besar *eaaa, kucing yang punya nama sering sekali mati muda. Itu sangat menyedihkan bagi kami.
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar