Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

[Jangan] Menggugat Tuhan

Posting Komentar
Pernah tidak kita merasa seperti ini. Saat kita sudah berusaha semaksimal mungkin, namun ternyata hasilnya tidak sebagus hasil yang orang lain dapatkan. Padahal yang kita lihat mereka tidak berusaha sekeras kita. Aku sudah mengamati ini dalam banyak hal. Dari pengalaman orang-orang di sekitarku, ataupun dari pengalamanku sendiri.

Hal yang dapat kusimpulkan dari hasil pengamatanku tersebut adalah bahwa tak ada yang sia-sia dari usaha kita. Bahkan sesuatu yang kita lihat tak ada artinya. Kita tak menyadarinya selama ini karena kita melihat secara kasat mata, tidak menelisik ke nilai-nilai kesejatian.

Sebagai contoh, kita telah mengerjakan suatu pekerjaan lebih awal dari orang lain. Dengan kombinasi kerja tak kenal lelah dan doa yang tak pernah putus, kita berharap bisa mengerjakan pekerjaan tersebut dengan waktu yang relatif singkat. Setidaknya, selesai lebih dahulu daripada orang yang belum memulainya sama sekali.

credit

Namun, sepertinya doa kita tak berjawab. Orang lain yang baru memulai pekerjaan semacam kita, justru telah menjejeri langkah kita. Dan dapat dipastikan beberapa saat kemudian, mereka telah melewati kita. Bahkan titik terang akhir dari pekerjaan mereka tersebut sudah kelihatan.

Sedangkan kita, bagaimanapun kita berusaha menyibak tirai masa depan di lorong waktu, kita masih belum melihat titik cahaya tersebut yang menandai kita akan keluar dari gerbong gelap pekerjaan kita. Sepertinya kita masih cukup lama terjebak dalam kereta yang telah kita huni sejak lama. Kebosanan pun melanda, kemudian kita mulai merasa pantas untuk menggugat Tuhan.

“Lihatlah, mengapa mereka yang Kau mudahkan jalannya, sedangkan aku masih saja terseok-seok hanya untuk menggapai setengah dari jalur tol lapang yang mereka lewati?”

Namun kawan, ada banyak rencana Tuhan yang tak kita kuasai. Seberapa pun bodohnya kita, seberapapun kita sulit memahami jalan pikiran Tuhan, menggugat Tuhan bukan salah satu jalan yang pantas dilakukan seorang hamba kepada tuannya. Yakin saja, ada keuntungan yang kita dapatkan dari berbagai kesulitan yang mendera kita. Ada berbagai kelebihan yang kita punya daripada mereka yang mulus menjalani rintangan. Setidaknya kita memiliki lebih banyak pengalaman untuk menghadapi situasi sulit. Di masa depan, siapa tahu, pengalaman inilah yang kita perlukan, bukan akses mudah yang kita cemburui saat ini.

Yakin saja, Tuhan memberi beban sesuai kemampuan hambanya. Setidaknya, berarti kita lebih kuat daripada teman kita yang tidak diberi beban seberat kita. Soal keberhasilan, rahasia Tuhan tentu yang terbaik. Setiap orang akan memiliki waktu untuk menggapainya. Mungkin sekarang bukan waktu terbaik bagi kita untuk menikmatinya. Nikmati saja prosesmu untuk menggapainya.

Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar