Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Frequently Asked Question (FAQ) about Covid-19

2 komentar

Assalamualaikum. Semoga kamu yang sedang membaca tulisan ini dalam keadaan sehat. Amin. Aku menulis tulisan ini ketika Indonesia dan dunia sedang mengalami pandemi Covid-19.


Sebagai bahan bacaan yang mungkin akan membuka sedikit wawasan bagi yang belum mengetahui aku menulis ini. Meski mungkin akan ada yang lebih banyak sudah tahu tentang hal-hal umum yang akan kubahas di bawah ini. Tapi tak ada salahnya aku menulis ini untuk merangkum beberapa pertanyaan yang umum ditanyakan sebagian orang terkait Covid-19.


Yuk langsung saja, berikut adalah FAQ about Covid-19.

Apa itu Covid-19?

Covid-19 adalah akronim dari Corona Virus Disease 2019. Penyakit ini baru muncul di akhir tahun 2019 lalu tepatnya di Wuhan, China. Sekarang penyakit tersebut juga telah menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia.

Penyakit ini disebabkan oleh virus corona jenis baru yaitu SARS-CoV-2. Virus corona sendiri adalah virus yang juga menyebabkan penyakit MERS dan SARS. Organ utama yang diserang SARS-CoV-2 ini adalah paru-paru.

Apa gejala Covid-19?

Gejala umum penderita positif Covid-19 adalah sebagai berikut:
1.     Sesak napas
2.    Suhu tubuh tinggi
3.    Batuk

Kapan kita harus melapor ke pusat layanan kesehatan terdekat?

Kita harus melaporkan diri ke pusat layanan kesehatan terdekat saat kita baru datang dari luar kota atau memiliki gejala seperti di atas.

Siapa yang rentan terkena Covid-19?

Disebutkan bahwa yang rentan tertular virus ini adalah anak-anak dan orangtua. Terutama mereka yang imunitasnya rendah. Sayangnya para pemuda dengan badan sehat juga dapat tertular virus ini meski tanpa gejala. Mereka disebut orang tanpa gejala (OTG).

Para OTG inilah (karena tidak menyangka diri sendiri membawa virus) yang rentan menularkan kepada orang yang rentan. Orang-orang positif Covid-19 yang meninggal sebenarnya didominasi oleh komplikasi penyakit yang sudah mereka terlebih dahulu dengan Covid-19.

Yang tidak kalah penting rentan terkena Covid-19 adalah para tenaga medis yang merawat pasien. Mereka bisa saja kelelahan selama mengurus pasien sehingga imunitas tubuh mereka lemah dan tertular oleh pasien positif Covid-19.

Bagaimana langkah pencegahan Covid-19?

Seperti yang kita tahu ada banyak langkah pencegahan agar tidak tertular virus corona jenis baru ini yaitu:
1.     Tidak keluar rumah jika tidak mendesak
2.    Pakai masker saat keluar rumah
3.    Jaga jarak (physical distancing) dengan orang lain
4.    Cuci tangan pakai sabun setelah memegang benda atau menggunakan fasilitas umum
5.    Meningkatkan imunitas dengan merasa bahagia, berpikir positif, makan-makanan  yang sehat, istirahat cukup, dan olahraga.
6.    Berjemur di bawah sinar matahari pagi

Mengapa kita harus physical distancing?

Physical distancing dan semua langkah pencegahan Covid-19 di atas bertujuan untuk memutus rantai persebaran virus corona. Dengan putusnya rantai diharapkan tidak ada yang terkena Covid-19 lagi.

Baca: Physical Distancing Tidak Semudah Itu, Gengs!

Skenario terburuk jika semua harus kena, setidaknya tidak kena dalam waktu bersamaan agar jumlah tenaga medis dan fasilitas kesehatan seimbang dengan jumlah pasien. Yang membuat angka kematian tenaga medis tinggi adalah jumlah mereka yang tidak sebanding dengan jumlah pasien sehingga mereka kelelahan, kurang tidur, kurang makan, apalagi untuk olahraga. Pada hal mereka juga manusia normal seperti kita.

Bagaimana cara menyembuhkan Covid-19?

Hingga tulisan ini publish, obat untuk Covid-19 belum ditemukan. Vaksin untuk virus corona belum tercipta. Yang bisa dilakukan oleh para tenaga medis selama merawat pasein adalah mengisolasi pasien agar mereka tidak menularkan ke orang lain. Selain itu meningkatkan imunitas pasien dengan bed rest dan mengobati penyakit penyerta yang diidap pasien.

Support dari keluarga dan teman pasien juga sangat dibutuhkan. Selama ini banyak pasien Covid-19 yang keluarganya dijauhi karena orang-orang takut tertular dan menjadi bahan pembicaraan di mana-mana dalam konteks negatif. Padahal penyakit Covid ini tidak didapa karena tindak asusila. Support berupa tidak memandang mereka rendah sangat membantu dalam proses penyembuhan karena itu akan meningkatkan imunitas mereka.

Berapa lama pandemi ini akan berakhir?

Menurut pengalaman negara-negara lain yang sudah berlalu menghadapi pandemi ini, rata-rata mereka membutuhkan waktu 5 bulan untuk kembali bangkit dan membuat jumlah yang positif menjadi normal. Jika di Indonesia terhitung sejak Maret, maka diperkirakan bulan Juli 2020 pandemi ini akan berakhir.

Namun, dengan catatan jika semua orang patuh terhadap segala kebijakan physical distancing yang diberlakukan. Jika masih banyak yang ngeyel maka ya pandemi ini akan berjalan lebih lama lagi. Padahal semakin lama maka akan semakin banyak orang yang terdampak buruk, baik dari segi ekonomi juga sosial. Semuanya akan merasakan.

Efek buruk Covid-19 juga bisa ditanggulangi dengan empati dan solidaritas. Betapa banyak hal yang terjadi sebagai efek samping pandemi Covid-19. Berbagi untuk sekitar. Solidaritas sebagai satu umat manusia sangat dibutuhkan saat ini.

Itulah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang Covid-19. Semoga membantu dan mebuka insight baru. Keep healthy all.[]
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

2 komentar

  1. Mbak itu kenapa langkah pencegahan covid nomernya double2. Hehehe.. so far aku sudah ikuti sih semua langkahnya, semoga aja gak sampai kena covid

    BalasHapus
  2. Terimakasih..sangat bermanfaat

    BalasHapus

Posting Komentar