Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Kacau

Posting Komentar
Beberapa hari ini aku agak kacau. Sebelumnya, karena ada alat yang rusak di kantor dan aku gagal memperbaikinya. Sebelumnya lagi, karena ada serangan pikiran-pikiran negatif akibat suatu peristiwa. Kali ini, masalahnya menurutku cukup serius.

Otak dan hatiku bersatu memikirkan dan merasakan hal yang aneh dan mustahil. Aku memang bermasalah dengan obsesi. Sejak dulu, keinginanku aneh-aneh. Selama masih dalam koridor norma dan agama, biasanya aku akan meladeninya. Dan ya sebagian besar aku berhasil mendapatkannya. 

Kali ini pikiran dan perasaanku tak bisa ditolerir, mendesak sekali. Seolah jika tak kuturuti akan meledak. Memang sih aku masih pengendali sepenuhnya atas diri dan tindakanku. Namun, aku bisa apa jika pikiran dan perasaan ini terus merongrong dan mengganggu pola hidupku?

www.gulalives.co
Jujur saja, aku yang begitu teratur, 4 hari ini menjadi porak poranda. Ada banyak to do list yang tak kukerjakan karena menghabiksan waktu dengan memikirkan dan merasakan keanehan tersebut. 

Hari-hariku tidak produktif dan aku terus memikirkan dan merasakannya di manapun. Stuck. Secara logika, ini sama sekali tidak sehat bagiku. Namun, batinku berteriak, ini menyenangkan!

Aku harus berusaha mengenyahkan obsesi absurd ini. Caranya? Mungkin aku harus mencari kegiatan fisik yang menarik agar otak dan hatiku kelelahan berpikir dan merasa. Aku ingin naik bianglala atau berenang atau main outbond.

Tambah absurd saja ya? Beneran sereceh itu keinginanku, enggak tahu kenapa, pokoknya pengen saja. Mungkin karena selama ini aku berada dalam tekanan keteraturan dan target-target kerja yang kubuat sendiri. Jadi pikiran aneh tersebut datang sebagai bentuk pelarian kreativitas karena fisikku beraktivitas terlalu teratur.

Terlalu manja juga sih sebenarnya kalau aku menunggu mewujudkan piknik dulu baru mengizinkan pikiran dan perasaan aneh ini hilang. Sebaiknya aku harus membasminya sesegera mungkin. Meski kutak yakin cukup kuat karena beberapa kali aku bahkan memimpikannya dalam keadaan tidak sadar. Itu meh banget sih buat aku, artinya hal ini memang sudah masuk ke level paling dalam dan aku baru menyadarinya.

So, menurutku sepertinya lebih susah menahan diri untuk tidak melakukan apa yang diinginkan padahal mampu daripada berjuang mencapai sesuatu karena belum mampu. Ini menyiksa sekali. Sungguh.[]
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar