Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Arung Jeram Nateh

17 komentar

Di suatu hari Minggu, tanggal 1 Juli 2018 aku bersama teman-teman SMPku janjian untuk rekreasi ke Nateh. Fyi, Nateh adalah sebuah desa wisata di kabupatenku. Akhir-akhir ini desa ini jadi hits lagi karena ada wahana arung jeram yang bisa dijajal untuk yang sudah bosan berwisata alam biasa. Aku tentu antusias dong, ini kesempatan pertama kali buatku. Semua temanku juga sepertinya sama. Cuaca yang berubah menjadi gerimis saja tak menjadi halangan bagi kami untuk tetap menuju ke desa yang berada di lembah tersebut.

Kami berangkat pakai motor, otomatis ketika hujan menyapa di tengah perjalanan kita basah kuyup dan sempat berteduh sebentar. Saking lebatnya hujan, pakai jas hujan saja kita tetap kebasahan. Untung saja di dekat area wisata ada sebuah rumah keluarganya temanku. Jadi waktu sampai di Nateh, aku dan teman-teman dapat tempat berteduh yang cukup menyenangkan sembari menunggu hujan reda. Saat hujan tak jua berhenti, kami memutuskan untuk menyiapkan makan siang saja. Agar setelah berarung jeram kami bisa langsung makan siang karena waktu sudah menuju jam 11 siang. Setelah itu, kami langsung ke panitia penyewaan perahu karet. 


Well ya kita tetap harus menunggu karena antrian dari para wisatawan cukup banyak. Ternyata bukan kami saja yang terlalu antusias berwisata outdoor di rainy day seperti ini. Kami pun menunggu sambil ngobrol di parkiran yang melindungi kami dari derasnya air hujan. Oya, kita menyewa dua perahu karena jumlah rombongan kita cukup banyak yaitu 12 orang dewasa dan satu orang anak kecil. Satu perahu karet disewakan seharga 150K.

Hujan, mari berteduh

Akhirnya giliran kami tiba. Untuk menuju ke hulu sungai, kami diangkut terlebih dahulu menggunakan mobil Carry Pick Up. Berasa kembali jadi anak kecil, kami yang sudah dewasa ini antusias berebut naik ke bak belakang mobil. Dan catat, cuacanya sedang hujan lebat. Gila, sih.

Kondisi jalan menuju hulu sungai ternyata tidak ramah. Menanjak dan berlubang-lubang. Sehingga beberapa kali kami terpental dan kadang kepala harus merunduk agar tidak terkena ‘sabetan’ daun-daun dari ranting yang menjulur ke tepi jalan. Ini seru! Tantangan ternyata tidak sampai di situ. Setelah satu kilometer lebih berpegangan erat di dinding bak mobil agar bisa selamat, kami harus turun ke sungai yang ternyata agak jauh di bawah jalan. Dan karena sedang hujan, kondisi jalan menjadi sangat becek, licin, dan berbahaya.

Di tepi sungai telah tersedia dua perahu karet yang sebelumnya sudah diangkut terlebih dahulu menggunakan mobil yang sama. Di perahu sudah terdapat dayung dan live jacket. Sayang, nggak ada helmnya. Di SOP mestinya ada nih, iya aku berlebihan. Anaknya savety first soalnya. Oya, ternyata kami didampingi oleh dua orang petugas wisata di masing-masing perahu. Aman, para cowok jadi nggak perlu capek mendayung.

Ma best!

Beneran deh, waktu kupikir-pikir lagi saat aku menulis ini waktu itu kami lagi kesambet atau apa. Nekat banget berarung jeram di kondisi hujan badai. Pertama, rekreasi tentu menjadi tidak seasyik ketika cuaca sedang cerah. Namun, karena dijalani bareng teman-teman yang asyik, sehingga kemarin itu hujan tidak menjadi penghalang bagiku untuk menikmati rekreasi susur sungai. Dua, sebenarnya bahaya juga kalau sampai air sungainya meluap. Iya, debit air cukup tinggi saat itu, keuntungannya kami jadi tidak banyak tersandung batu-batu yang jika air sedang surut muncul di permukaan.

Gila? Biarlah.

Meski di sisi lain menurutku itu kurang seru sih. Arung jeram itu kan soal kita mengarungi jeram yang deras, ini definisi ala aku, jangan ditelan bulat-bulat. Hehe. Sungai yang tenang waktu itu membuat kita cukup menikmati berperahu menuju hilir. Bahkan, para cowok yang bosan ada yang terjun ke sungai hingga pinjam dayung berlagak menjadi nahkoda. Di beberapa titik berbatu kita otomatis berteriak karena perahu oleng dan kadang malah perputar-putar sebelum kembali melaju ke hilir.

Di sebuah spot yang bebatuannya cukup tinggi di tengah sungai, kami berhenti. Ngapain? Foto-fotolah, karena waktu itu hujan sudah mulai reda dan kamera-kamera yang takut air bisa keluar dari sarangnya. Tidak lama berhenti, hujan ternyata turun lagi. Beruntung, kami sudah hampir tiba di garis finish. Jadi bajuku basah bukan karena nyebur ke sungai, tapi karena kehujanan. Untuk yang satu ini aku berterima kasih kepada parka kesayangan karena telah melindungi tubuh bagian atasku sehingga tidak terlalu menggigil.

Turun dari perahu, teman-teman bukannya langsung balik ke rumah, mereka malah berenang sambil hujan-hujanan. Sudah terlanjur basah gini, alasan mereka. Akhirnya ketika tubuh tambah dingin dan perut mulai lapar, kita balik. Numpang bersih-bersih dan ganti baju di rumah keluarganya temanku. Habis itu kita makan. Sedap sekali, makan di cuaca dingin dan perut yang lapar.

Terima kasih, teman-teman.

Terima kasih teman-teman, berkat kalian aku jadi punya satu kenangan tambahan tentang hujan. Semoga ada ‘lain kali’ yang seperti hari ini.[]
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

17 komentar

  1. Waah seru banget y mbak. Itu pulangnya pada masuk angin ga mbak? Hehehe..
    Btw, suka deh sama blog ya. Semangat terus ya mbak ����

    BalasHapus
  2. Hihihiii seru yaaa
    Aku belum pernah main arung jeram. Pernahnya cuma tubbing

    Dulu pernah ada kesempatan main arung jeram. Tapi sayangnya air sedang meninggi. Bahaya. Dicoba dua tim, lalu mereka kembali dengan keadaan luka2 di badan kena batu2.
    Jadinya dibatalkan deh

    Yaaa semoga lain waktu bisa nyobain serunya main arung jeram, hehe

    BalasHapus
  3. Aku kangen arung jeraam huhu semenjak punya bayi jadi jarang maen air

    BalasHapus
  4. Uaaa, arung jeram saat hujan. Kok berani bener!!!

    Aku kemarin jg arung jeram tp hari biasa. Kalau hujan mungkin malah gak berani krn sungainya gedhe banget

    BalasHapus
  5. Seru ya Mbak. Basah-basahan gitu. Aku mau arung jeram gagal dua kali. Yang satu pas hamil besar jadi nggak mungkin ikut. Yang satu eh hujan deras jadi petugasnya juga nggak ngijinin buat tetep terjun

    BalasHapus
  6. Wah seru banget, tapi emang bener sih kurang aja jeramnya. Jadi lebih kaya susur sungai gitu.

    BalasHapus
  7. Eh di KABUPATEN KU itu kabupaten apa mba, mngkn bisa dituliskan.. biar saya ga makin penasaran.. dan googling sendiri! hihi..

    BalasHapus
  8. Wow, Arung Jeram, seru banget, dulu pas di kantor ngadain kegiatan arung jeram, anakku yang waktu itu usianya 3 tahun, ikut, ternyata dia suka banget

    BalasHapus
  9. Wah..nekaaat! Hujan-hujan tetap arung jeram? Kan bahaya? Duh, alhamdulillah semua baik-baik aja ya...
    Loh...kok saya yang jadi panik hihihi. Abis ngeri juga ngebayanginnya. Naik jeep hujan-hujanan, jalanan pasti becek, licin. Begitu pula waktu jalan turun ke sungai...duuh!

    BalasHapus
  10. Masya Allah... nekat banget ih! Hihihi.. kebayang deh serunya. Pasti jadi salah satu kenangan indah bareng temen-temen ya, Mbak :)

    BalasHapus
  11. Woaaa... tak ada makanan yang lebih nikmat kalau memang sedang kebasahan, kedinginan dan kelaparan. Makan dengan ikan asin pun bisa 4 piring!!! Apalagi jika makan makanan menu desa.

    Habis berapa piring? Hihihi

    Ah.... 2 minggu lalu teman2 berarungjeram dan aku hanya bisa menemani sampai tepi sungai. Sedih, kesal tapi harus tampak tabah

    BalasHapus
  12. Duhh ngeri juga tanpa helm,tapi fotonya kayaknya airnya tenang ya jadi kayak ngga arung jeram tapi berdampak hihi

    BalasHapus
  13. Hmm..main di air pasti seru ya kak
    kapan-kapan ajakin dong kak arung jeram ^^
    Udah lama banget aku ga ngarung lagi.. hehe

    BalasHapus
  14. Wah serunya, bayar berapa mba dan berapa lama?

    BalasHapus
  15. Wah, seru banget ya mba main arung jeram. Aku belum pernah nyoba nih kalau arum jeram, malah mikirnya kalau sungainya deras mungkin gak sih kebalik perahunya terus kepentok batu-batuan. Hahaha kekhwatiran yang berlebihan.Tapi, suatu saat aku pengen deh nyobain wisata arum jeram ini. Biar gak nyesal, hihihi

    BalasHapus
  16. Arung jeramnya gak kaya yg biasa kuliat. Ini airnya dalam ya. Nanti pengen coba tp ga berani anak
    anak2 hehehe..

    BalasHapus
  17. Jadi kangen arum jeram 😭 waktu ke barabai dah lama banget ya gak bisa naik ini 😁 biasanya kalooo kondisi sedang hujan itu arus nya akan lebih seru dan lebih menantang 😁😁

    BalasHapus

Posting Komentar