Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Review Film LOVE

29 komentar
Apa yang paling kita ingat tentang nama tempat, kejadian masa lalu, permainan masa kecil? Semuanya itu hanya akan menjadi kenangan. Dan suatu hari kita pasti akan menyadari bahwa ada rasa yang paling penting di antara kenangan-kenangan tersebut, yaitu cinta.

Tak biasanya, suatu sore sepulang kerja aku pengen santai nonton tv. Habis acara gosip di Trans TV eh ada program bioskop yang memutar film-film Indonesia. Biasanya aku lewatkan saja, tapi entah kenapa waktu itu aku berniat untuk menonton film tersebut. Mungkin karena sebelumnya aku pernah melihat kilasan scene film ini entah di stasiun tv mana tapi hanya sebentar dan itu tidak menarik hatiku. Jadilah kucoba menontonnya mulai awal.

Poster film LOVE

Film dibuka dengan adegan sepasang anak kecil sedang duduk-duduk di tepi sawah. Semacam prolog Eiffel I'm in Love gitu. Si anak laki-laki memasangkan gelang ke tangan anak perempuan dan berkata, "Kalau ada masalah dengan gelang ini, panggil aku saja karena hanya aku yang bisa menyelesaikannya."

Si anak laki-laki kemudian dibawa pergi dengan paksa oleh ayahnya, memisahkannya dengan si anak perempuan. Hingga di bagian tengah film aku tak menemukan korelasi prolog dengan cerita di dalam film, rasanya tidak ada pasangan yang merupakan kedua anak kecil tersebut.

Ya, film ini berisi 5 cerita cinta dari 5 pasang manusia. Cinta ada dimana-mana dan bisa hadir kapan saja. Pasangan pertama adalah Awin (Darius Sinathria) dan Tere (Luna Maya). Diceritakan Tere adalah seorang penulis novel best seller sedangkan Awin hanyalah penjaga toko buku yang suka menulis dan membaca. Mereka tertarik satu sama lain.

Konflik terjadi ketika Awin merasa tidak cocok berada di dunia Tere yang terkenal. Ia sering minder ketika menemani Luna wawancara atau bertemu teman-temannya. Ia pun marah ketika Luna membantunya mencari penerbit untuk naskahnya. Konflik akhirnya selesai ketika Awin mencoba mengendalikan dirinya mencoba menerima perubahan yang ada dalam hidupnya. Akhirnya dia pun bisa menjadi penulis novel best seller juga sekaligus mendapatkan Luna kembali.

Awin dan Tere

Pasangan kedua adalah Iin (Acha Septriasa) dan Rama (Fauzi Baadilla). Mereka bertemu ketika Iin pertama kali datang ke Jakarta dan mencari pacar yang meninggalkannya. Ia pergi ke percetakan untuk mencetak selebaran yang berisi pengumuman orang hilang. Rama adalah pekerja sekaligus adik dari pemilik percetakan tersebut. Iin yang belum punya tempat menginap akhirnya menginap di rumah Rama. Rama ternyata menyimpan masa lalu yang kelam, mantan kekasihnya menikah dengan kakaknya dan harus ditemuinya setiap hari di tempat kerja.

Waktu berlalu sementara orang yang dicari Iin tidak muncul-muncul. Suatu ketika di rumah makan tempat Iin bekerja datanglah sepasang kekasih, Iin langsung mengenali si pria sebagai kekasih yang yang dicarinya selama ini. Rama menahan Iin yang mengamuk. Iin akhirnya masuk rumah sakit karena sakit dan kebanyakan beban pikiran. Dokter mengatakan selain stress, Iin juga telah mengandung 2 bulan. Hancurlah hati Rama yang mulai menyukai Iin. Meski pada akhirnya mereka bersama ketika Rama akhirnya mau menerima Iin apa adanya.

Pasangan ketiga adalah Restu (Irwansyah) dan Dinda (Laudia Cinthya Bella). Keduanya sering bertemu di bus trans Jakarta dan diam-diam saling menunggu untuk bertemu. Irwansyah pun memberanikan diri untuk berkenalan. Akhirnya mereka saling kenal hingga Restu menyatakan cinta dan ditolak oleh Dinda dengan alasan bahwa ia bukan orang yang tepat. Awalnya Restu bingung mengapa Dinda menolaknya, padahal ia tahu Dinda pun mencintainya. 

Pemeran film LOVE
Ternyata Dinda mengidap kanker payudara yang telah menggerogoti seluruh tubuhnya. Pantas saja wajah Bella yang saat itu belum berjilbab dirias pucat sekali. Endingnya Dinda meninggal dan menulis surat untuk Restu yang menjadi quote pembuka postingan dan film ini. Menurutku inilah benang merah dari kisah cinta 5 pasang manusia di film LOVE ini.

Pasangan ke-4 adalah sepasang janda (Widyawati) dan duda (Sophan Shopiaan). Perkenalan mereka terjadi saat seorang bapak tua membantu memasangkan spanduk warung makan yang terlepas milik si ibu paruh baya. punya warung makan dan Di pertemuan kedua mereka terjadi keanehan, si bapak tua lupa kalau ia pernah berkunjung ke warung tersebut. Ternyata menurut cerita Arif (Gading Marten), cucu bapak tersebut ia terkena penyakit alzheimer semenjak anaknya, yaitu ayahnya cucu tersebut meninggal. 

Si ibu pun jadi sering memperhatikan kegiatan si bapak tersebut setiap hari. Ia kasihan. Suatu hari si cucu datang untuk memberi tahu si ibu bahwa ia akan meletakkan eyangnya ke panti jompo karena ia akan menikah, rasanya sulit untuk mengurus eyangnya yang pikun tersebut ketika ia sudah menikah. Namun, si ibu bersedia merawat bapak tersebut. Berkat kesabaran ibu tersebut akhirnya alzheimer si bapak pulih sedikit demi sedikit. 

Pasangan terakhir adalah Miranda (Wulan Guritno) dan Gilang (Surya Saputra). Mereka sudah menikah dan punya anak yang pertumbuhan mentalnya sedikit terganggu. Si ibu sangat sibuk sehingga Icha (Marsha Aruan) anak mereka sering menghabiskan waktu dengan ayahnya. Ia pun disekolahkan di sekolah khusus. Suatu hari Gilang mengetahui bahwa Miranda berselingkuh. Ia frustasi.  
Miranda menangis meminta maaf namun Gilang terlanjur sakit hati. Icha pun bingung. Suatu hari saat Icha dijemput dari sekolah ia bingung umtuk ikut ayah atau ibunya. Akhirnya dengan berat hati ayahnya merelakan Icha dijemput oleh ibunya karena ia menyadari Icha pun butuh ibunya. Endingnya Gilang menghadiri pameran lukisan dan menemukan hal yang tak biasa dalam satu lukisan yaitu gelang berwarna warni di tangan sesosok hitam putih.


Ia menemui pelukis lukisan tersebut dan ia menemukan bahwa itu adalah teman masa kecilnya. Ya, benar. Ternyata anak kecil di prolog adalah Gilang dan Tia (Marsha Timothy) yang masih mengenakan gelang pemberian Gilang saat mereka bertemu berpuluh tahun kemudian.

Pesan yang bisa diambil oleh film ini yaitu bahwa cinta ada dimana-mana dan bisa dirasakan oleh siapa saja. Cinta pun bermacam-macam wujudnya, dan yang pasti cinta adalah penyebab sebuah cerita bisa terjalin. Cinta pula yang akan menjadikan sebuah cerita menjadi kenangan.
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

29 komentar

  1. Wah, aku kira film LOVE barat. Ternyata Indonesia hahaha.
    Ini film lamaaa. Tapi aku belum pernah nonton sampai sekarang.
    Entahlah, ending kisah cinta ttg kematian itu bikin sesih ya😭😭😭😭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Mia, ada cerita sedihnya di film ini.

      Hapus
  2. Aku selalu lupa mau nonton ini dari dulu. Kalau ga salah konsepnya kaya film Valentine kan ya? Semua tokoh ga ada hubungannya tapi saling terkait oleh satu kejadian. Eh betul ga gitu?

    BalasHapus
  3. Luar biasa... film dua jam habis dibaca satu postingan. Hehehhe

    BalasHapus
  4. belum pernah nonton nih film, bookmark ah

    BalasHapus
  5. Banyak juga, kisah cintanya ...
    Setiap pasangan ada romantika dan permasalahnnya masing-masing.
    Pemainnya terkenal semua, kayaknya akting mereka bagus-bagus ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Nurul, ke-10 tokoh utama memainkan perannya dengan bagus sekali.

      Hapus
  6. Wahhhh... setiap kisah cinta punya cranya sendiri untuk bertemu dan menyelesaikan masalahnya dengan caranya masing masing. Menikmati setiap perjalanan yang menyenangkan sekali. Cerita yang syahdu

    BalasHapus
  7. Saya tertarik nonton film ini mengingat pernah mendapat Movie of the Year Guardians e-Awards tahun 2008. Adapun aktor dan aktris yang bermain dalam film ini tuh....banyak! Hahaha.. Ini modelan film omnibus gitu apa bukan, sih? Sulit membawa banyak cerita begitu dalam satu frame. Ntap!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah saya kurang tahu ttg film omnibus Mas Ilham. Oh film ini pernah dapat award ya, saya baru tahu.

      Hapus
  8. Belum lihat filmnya :)

    Tapi dulu saya dan teman saya punya 2 gantungan kunci love di belah 2. Kami berkhayal seperti di film2 seperti ini, kelak bisa bertemu kembali karena gantungan kunci tersebut. Ehehe

    Emang ada ya sebuah kebetulan Yang terjadi di film2 gitu Mbak?

    BalasHapus
  9. Kalo kata Project Pop, tanpa Kahitna, kisah cinta kita akan hambar wkwkak

    BalasHapus
  10. Film cinta-cintaan tu paling enak ditonton sama emak2 kyk aku soalnya jadi nginget2 lg saat2 jatuh cinta ma suami #eaaaaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener Mbak, nostalgia gimana rasanya berbunga2

      Hapus
  11. Belum nonton, Mbak. Channel tv banyak yg ngga ketangkep. Mungkin antenenya rusak ya? Aku jarang banget si emang, ganti2 channel, karena jarang nonton juga. Tapi buat film2 lama, termasuk yg lebih lama lagi, itu tontonan asik buat nostalgia. Apalagi kalo emang bagus.
    Film Love ini aku yakin bagus, deh. *nyari di youtube*

    BalasHapus
  12. Belum liat filmnya, tetapi sempat kaget lihat gambar yang ternyata pemainnya ada Acha dan Irwansyah dalam satu frame.. sempat mengira kalau itu macam film yang diadopsi dari film heart 😅
    Duh, saya sendiri memang termasuk yang agak kudet untuk film ckck.. tetapi terimakasih atas reviewnya kak 😁

    BalasHapus
  13. Agak berputar-putar yaa..
    Gak fokus ke 1 cerita cinta.

    Macam nonton drama pendek-pendek.

    BalasHapus
  14. Aku udah pernah nonton. Dan menurut aku, terlalu banyak 'bintang' yang main di sini. Pembagian porsinya ga pas, jadi masing-masing cerita terkesan nanggung :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya sengaja dibikin kaya drama pendek gitu, dg benang merah cinta. Namun sepertinya pesannya jd kurang sampai ke penontton karena cerita kurang fokus terlalu banyak tokoh utama.

      Hapus
  15. Perasaan pernah nonton yang ingatnya bapak yang lupa lalu di rawat oleh ibu he he

    BalasHapus

Posting Komentar