Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Berjuang Itu Manis

Posting Komentar
Berjuang itu manis, kawan. Sungguh. Pahit itu hanya di awal. Sisanya, serasa madu.

Berjuang dalam hal apa pun adalah salah satu proses yang mesti dilalui oleh mereka yang menghargai kehidupan. Lain halnya dengan mereka yang berpikir “Hidup hanya sekali, ngapain susah-susah”, fase berjuang bisa jadi mereka skip di tengah-tengah jalan hidup mereka.

Tidak ada kata benar-salah dalam hal ini. Itu hanya pilihan. Bagi mereka yang memilih untuk berjuang, mereka akan mengecap manis kelak. Sebaliknya mereka yang memilih untuk “berenang-renang” dahulu, akan “berakit-rakit” kemudian.

Saat berjuang, kamu mungkin akan merasa dunia ini begitu kelam. Capek, lelah, dan segala kepenatan raga akan menyelimuti mereka yang sedang berjuang. Tidak hanya lahir, batin pun ikut terasa penat. Rasa sabar akan diuji, gejolak emosi minta dikendalikan.

credit

Aku mengalaminya sendiri. Segala letih dan galau di hati memenuhi langit-langit kehidupanku setiap hari. Bangun pagi selalu aku disuguhi segelas keabstrakan, sebuah ketidakpastian akan hasil yang kutemui hari ini. Malam hari ketika akan menutup mata, otakku berputar-putar mencari pencerahan. Semakin bertambah waktu, bertambah pula kuantitas masalah. Yang satu diselesaikan, yang lain akan datang mengganti. Aku tertekan.

Tapi beruntung, di tengah perjalanan aku menyadari ini tidak akan sia-sia. Akan ada banyak kemudahan menantiku di depan. Akan ada banyak hikmah yang meliputi hidupku. Akan ada keberuntungan yang tidak kasat mata. Aku percaya itu. Pemahaman ini tentu saja kudapat tidak dengan mudah. Aku harus melalui fase tidur-bangun beratus kali terlebih dahulu dan mengunjungi ruang kontemplasi sesering mungkin.

Jika kamu pun sekarang menjalaninya -perjuangan ini, kamu akan tahu seperti apa bentuk kemudahan, hikmah, dan keberuntungan yang akan dilimpahkan Tuhan padamu. Kita akan mendapat reward yang jauh lebih besar dari usaha kita untuk keluar dari zona nyaman. Reward yang manis, dengan surga sebagai level tertingginya.

Suatu hari di depan kamu pasti akan mengenang masa-masa perjuangan ini. Kamu akan merinduinya.
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar