Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Pengobatan Benjolan di Leher (5)

Posting Komentar
Baca cerita sebelumnya di Pengobatan Benjolan di Leher (4)

Sabtu, tanggal 9 September aku ke puskesmas untuk minta surat rujukan ke rumah sakit untuk kontrol sebelum pengobatan bulan ke-9 berakhir. Terlalu cepat sih sebenarnya, karena di surat rujukan balik sebelumnya tertulis aku hanya harus periksa ke RS lagi dua minggu sebelum pengobatan berakhir yang jatuh pada akhir September. Tujuanku cepat begitu supaya gak terlalu keteteran dengan jadwal-jadwalku. Singkat cerita, dokter di puskes ngasih aku surat rujukan ke RS.


Aku pun langsung menuju rumah sakit. Sekitar jam 10-an, antri. Sekitar jam 12.30 aku dipanggil. Kali ini kena giliran dr. Nanda. Sebenarnya aku pengen konsultasi dengan dokter Priha, tapi tahu kesempatanku bisa ke RS cuma Sabtu aja ya terpaksa aku okelah sama dr. Nanda.

Sudah bisa ditebak kalau dengan dr. Nanda aku bisa tanya macam-macam dan dia pun bisa menjelaskan macam-macam. Sama seperti sebelumnya, dia lebih recomended benjolanku di biopsi daripada di FNAB, karena benjolannya masih ada sedikit meskipun kalau gak diraba benjolan tersebut sudah tidak kelihatan. Tapi aku memutuskan untuk di FNAB lagi, kalau yang ini gak berhasil bolehlah kubilang dibiopsi.

Hasil FNAB

Rabu, tanggal 20 September barulah aku bisa untuk FNAB karena kesibukan kerjaku dan beberapa hal lainnya. Aku dan suami pun berkendara selama satu jam dari rumah ke klinik tempat FNAB.

FNAB kali ini agak susah karena benjolannya sudah semakin kecil tapi akhirnya ditemukan juga jaringannya. Dari hasil analisis sementara memang masih ditemukan bakteri TB. Fiuhh, aku harus sabar.

Jumat, 22 September, sms pemberitahuan kalau hasil laboratorium FNABku sudah selesai. Tapi aku baru bisa mengambilnya tanggal 3 hari kemudian. Senin, tanggal 2 Oktober aku konsultasi lagi ke rumah sakit. Kali ini jadwalnya dr. Priha. Yes! Lama ga ketemu beliau, sekali aku duduk di depan beliau beliau langsung bilang. “ Wah, jerawatan, ya? Pasti karena efek OAT. Nanti kalau minum obatnya sudah berhenti jerawatnya akan hilang sendiri, kok.”

Antri sambil baca buku
Aku senyum-senyum saja menanggapi komentar beliau dan berdialog dalam hati. Oh, pantes aku belum pernah berjerawat sehebat seperti sekarang ini sebelumnya. Ternyata karena efek samping obat yang kukonsumsi ya. Astaga, aku malah menyalahkan masker air mawar yang pernah kupakai menjadi penyebab jerawat bruntusanku ini. Aku ingat sekali, dulu sekitar bulan Maret jerawat ini mulai muncul di wajahku.

Inti dari konsultasiku dengan dr. Priha adalah aku disuruh lanjut pengobatan lagi. Yeah, berarti aku setahun menjalani pengobatan ini. Hokeh, 2017 berarti bagiku adalah tahun OAT. Semoga aku bisa menjalaninya hingga akhir tahun nanti dan yang terpenting bisa sembuh. Biar bisa lanjut proyek yang lainnya.

Rabu, aku pun kembali mendatangi puskesmas. Para pegawai medis di puskesmas salut dengan program pengobatan yang kujalani. Asal jangan bosan lihat wajahku aja kubilang karena sering mampir ke sini. Waktu itu aku dikasih 3 kaplet OAT biar sampai 3 bulan ga perlu ambil lagi. Oke deh, selamat berjuang bagiku melawan TB hingga akhir tahun nanti.

Baca cerita selanjutnya di Pengobatan Benjolan di Leher (6)
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar