Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Organisasi dan Kegiatan di Luar Perkuliahan

Posting Komentar

Di semester-semester awal, aku suka ikut seminar-seminar yang diadakan oleh organisasi di dalam atau luar kampus. Aku ikut sebagai peserta. Mulai dari tema literasi yang aku suka banget, sampai tema tentang kajian keislaman, bahkan tentang IT. Aku jadi punya banyak sertifikat seminar karenanya. Pas aku jadi mahasiswa baru, ada desas-desus kalau sertifikat dibutuhkan nanti untuk portofolio kelulusan. Tapi alasanku ikut banyak seminar lebih karena memang tertarik dan senang mencoba hal baru.


Di semester awal itu, aku juga pernah terpikat untuk bergabung dengan redaksi majalah universitas. Saat itu di cabang Banjarbaru sedang ada open recruitment. Karena aku masih malu sendiri datang ke basecamp-nya, aku ngajakin teman yang kelak akan menjadi sahabatku. Awalnya temanku ini bersedia, tapi entah kenapa pas waktunya dia nggak bisa. Aku yang mungkin motivasinya enggak sekuat itu juga jadi batal datang ke sana. Hingga akhir masa kuliah, saking penuhnya kegiatan aku nggak pernah terbersit lagi keinginan untuk gabung di sana. 


Mahasiswa Sibuk Organisasi

Sejak semester 2, aku mulai aktif ikut kegiatan di organisasi. Awalnya aku aktif di Himpunan Mahasiswa Biologi “Apidae, himpunan mahasiswa (hima) jurusanku. Aku aktif selama 2 periode di sini, mengemban amanah sebagai sekretaris dan koordinator divisi kaderisasi. Jujur saja, menyeimbangkan waktu untuk kegiatan organisasi dan perkuliahan bukan hal yang mudah.


Dua puluh empat jam dalam sehari rasanya kurang, belum lagi amanah menjadi asisten praktikum yang setiap semester aku ambil juga cukup berat. Di hima, kami mengurus kegiatan mahasiswa di luar akademik. Terutama ospek dan tetek bengeknya. 


Di Himabio ada event tahunan bernama Biocare. Kalau tidak salah pada tahun 2012, aku jadi penanggung jawab acaranya dan menghubungi salah satu fotografer terkenal untuk menjadi juri lomba fotografi makro bertema alam. Itu salah satu event ter-wah yang pernah kami adakan. Rangkaian acaranya beragam, mulai dari lomba mewarna untuk PAUD/TK, lomba lari engrang untuk pelajar, hingga ajang sejenis olimpiade untuk jenjang SMP/SMA.


Event tahunan seru lainnya yang ada di kampusku diadakan oleh BEM, terutama dalam rangka ulang tahun MIPA. Salah satu kegiatan yang seru adalah MIPA Expo, di sini setiap program studi membuka stand masing-masing untuk menunjukkan kekhasan prodi atau jurusan. Ada 6 prodi di kampusku saat itu, yaitu Matematika, Kimia, Biologi, Fisika, Farmasi, dan Ilmu Komputer. 


Acara seru lainnya adalah lomba paduan suara. Lomba ini sangat bergengsi, prodi manapun yang memenangkannya akan diingat setahun penuh oleh warga MIPA. Aku yang menjadi penonton saja ikut merinding setiap regu dari masing-masing prodi tampil. Rasanya bagus-bagus semua. Pernah juga ada acara malam hari, tapi aku lupa judulnya apa. Yang jelas, dress codenya bertema vintage. Aku hanya masih ingat pakai baju apa.


Ekskul Kampus

Selain hima dan BEM, di kampusku juga ada UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Ada FSI Ulul Albab (semacam rohisnya fakultas), ada Science Goes to Opera/SGO (ini klub seninya MIPA, ada divisi padus, band/musik, teater, dan sastra), ada Teknologi Tepat Guna/TTG (kegiatannya membuat hal-hal bermanfaat seperti telur asin dan VCO), ada UKM olahraga (aku lupa namanya apa). Bareng para sahabat, aku pernah beberapa kali ikut UKM olahraga bidang badminton.


Dari semuanya, yang paling konsisten aku ikut SGO dan masuk di divisi sastra. Kelak di semester yang sudah agak tinggi, aku masuk ke dalam kepengurusannya dan menjadi koordinator divisi sastra, namanya Kosata Jingga Senja. Kegiatan divisi sastra mirip dengan kegiatan komunitas literasi, bikin tulisan dan mempertunjukkannya. Paling sering yang kami lakukan adalah musikalisasi puisi, bareng divisi lain kalau ada event.


Jujurly, sebenarnya cangkang malu-ku belum sepenuhnya terbuka saat aku kuliah. Untuk tampil di depan umum, aku masih canggung dan belum sepercaya diri sekarang.


Tapi berkat keaktifanku di komunitas literasi baik di kampus dan di luar kampus, beberapa kali aku dipercaya untuk menjadi juri. Aku juga pernah direkrut menjadi koordinator lomba menulis cerpen/puisi panitia PEKSIMINAS (Pekan Seni mahasiswa Nasional) ke-XII tingkat provinsi yang kegiatannya diadakan di kampusku. Aku menghubungi dua sastrawan yang lumayan besar namanya di Banjarbaru dan mengunjungi rumah mereka dalam rangka meminta kesediaan mereka menjadi juri. 


Sebenarnya, aku agak menyesal menjadi panitia karena aku nggak bisa ikut sebagai peserta. Aku merasa ada chance untuk menang (percaya diri sekali ya), dan kalau menang bisa ikut pertandingan ke tingkat nasional yang tahun itu diadakan di Palangkaraya. 


Secara keagamaan, ilmu agamaku diperdalam dalam sebuah kegiatan yang bernama liqo. Sewaktu masih maba, aku dan teman-teman muslimah lain wajib ikut kegiatan ini. Di akhir periode kami diberi tahu kalau mau masih lanjut liqo boleh dan aku memutuskan untuk lanjut. Selain di lingkungan kampus, aku juga ikut liqo di FLP. Anggota FLP wajib mengikuti liqo karena salah satu pilarnya adalah keislaman.


Forum Lingkar Pena

Menyinggung tentang FLP, tidak lengkap rasanya dunia perkuliahanku kalau tidak bercerita tentang organisasi yang satu ini. Suatu hari saat mengikuti perkuliahan aku melihat gantungan kunci berlogo FLP di tas atau kunci temanku. Katanya, punya kakaknya. Sejak saat itu keinginanku semakin kuat untuk mendaftar. Aku tahu FLP sendiri sudah sejak SMP, ketika aktif berlangganan majalah Annida.


Singkat cerita, pada tahun 2011 ketika ada open recruitment FLP Cabang Banjarbaru, aku ikut. Lambat laun, setelah menjadi anggota aku pun akhirnya menjadi pengurus aktif. Lumayan banyak kegiatan literasi di FLP Banjarbaru yang aku dan teman-teman adakan dan ikuti. Bahkan aku sampai ikut Musyawarah Nasional FLP di Bali pada tahun 2012. Jaringanku dengan anggota FLP se-Indonesia pun semakin luas.


Aktif Menulis

Selain aktif di organisasi kepenulisan, saat kuliah aku juga rajin ikut lomba menulis. Pertama kali aku ikut lomba temanya adalah ‘surat untuk ibu’ yang diadakan oleh organisasi tingkat universitas. Aku menang. Salah satu hadiahnya adalah voucher salon muslimah. Sejak saat itu aku jadi kenal dengan klinik perawatan diri. Aku juga punya pengalaman di-PHP oleh penyelenggara lomba. Tulisanku dinyatakan menang, tetapi hadiah tidak kunjung diserahkan. Panitianya saling lempar tanggung jawab. Aku pernah bertanya dan tidak ada tindak lanjut.


Saat kuliah, aku juga mulai menulis antologi dan aktif mengirimkan karya. Tulisanku saat itu ada yang masuk media massa.  Whuah, aku senang sekali. Untuk ngeblog, aku baru mulai aktif lagi sekitar tahun 2014 karena saat itu perkuliahan mulai longgar dan aku cukup overthinking masalah skripsi sehingga membutuhkan media untuk menyalurkannya.


Terpapar Banyak Buku

Di periode waktu tersebut, aku juga mulai sering beli buku karena punya uang lebih dari beasiswa. Karena tinggal di kota, aku jadi lebih banyak terpapar toko buku offline dan online. Offline terutama bazar-bazar buku lumayan banyak di kota itu. Di kamar kos, di samping tempat tidurku yang menempel dengan lantai, berjejer buku-buku sepanjang tempat tidur. Jadi waktu aku bangun, aku bisa langsung menjangkau buku mana yang ingin aku baca. Itu surga banget sih bagiku.


Saking banyaknya beli buku aku sampai kepikiran buat jualan buku. Dan terlaksana hingga aku lulus kuliah. Nama toko buku onlineku adalah Rumah Buku Shady. Dulu aku promosinya di grup BBM dan Facebook. Lumayan ada kok yang beli. Bahkan ada yang nyari-nyari buku langka gitu.


Oya paparan buku terhadapku juga makin intens karena ada perpustakaan kota yang isi bukunya lengkap banget. Terutama fiksi. Ya ampun aku bisa hampir setiap minggu kesana untuk mengembalikan dan meminjam buku baru. Bahkan kadang aku ke sana sambil bawa laptop dan nugas. Ambiencenya ok banget.


So, begitulah kehidupanku di luar perkuliahan. Boleh dikatakan aku menggunakan waktuku dengan baik. Karenanya, tidak ada yang kusesali dari masa-masa tersebut. Meskipun capek, tetapi rasanya berharga.

Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar