Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Menyelami Makna Lebaran di Tengah Pandemi

Posting Komentar

Lebaran tahun ini tentu tidak akan sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Meski taraf perbedaannya pada tiap orang tidak sama. Pada sebagian orang, lebaran kali ini sangat berbeda mungkin karena tidak bisa berada di antara keluarga besar atau berlebaran tanpa THR atau bahkan untuk memenuhi kebutuhan sahur dan berbuka saja masih susah.


Padaku sendiri, dampak pandemi terhadap suasana lebaran tidak terlalu terasa. Karena aku berdomisili di kampung halaman, aku tidak perlu mudik untuk bertemu keluarga besar. Sebagian besar ada di sini. Secara ekonomi, kami sekeluarga juga masih bisa makan karena sumber daya alam di kampung memberikan segala hal yang kami butuhkan.

Bagaimanapun kondisinya, lebaran selalu istimewa. Maknanya tidak akan luntur hanya karena pandemi Covid-19.


Momen Saling Memaafkan

Lebaran identik dengan momen saling memaafkan. Semua orang ingin kembali suci di hari yang fitri. Apalagi setelah berpuasa, menahan segala emosi sebulan penuh. Harapannya pada saat lebaran kita sudah kembali ke nol lagi. Disempurnakan dengan saling memaafkan.

Berbicara tentang memaafkan, semua orang sepertinya harus memaafkan diri sendiri dulu agar bisa dengan mudah memaafkan orang lain. Singkatnya setiap orang harus berdamai dengan dirinya sendiri dulu. Menerima segala keadaan diri dengan sesadar-sadarnya. Tidak menyesali apapun yang menjadi takdir atas diri. Jika sudah begitu, kesalahan orang lain sebesar apapun sepertinya akan lebih mudah dimaafkan.

Mengenai kesalahan orang lain, sebenarnya tergantung sudut pandang. Jika kita terlalu ngotot menyalahkan orang lain maka memang itu yang akan terlihat. Padahal mungkin saja diri kita juga punya salah tapi karena kita terlalu fokus menyalahkan orang lain jadi tidak kelihatan.

Oleh karena itu penting untuk introspeksi diri. Jangan merasa paling benar sendiri. Dengan begini pasti akan mudah memaafkan dan minta maaf kepada orang lain. Karena setiap orang pasti ingin diperlakukan baik oleh orang lain maka seharusnya begitu pulalah ia memperlakukan orang lain.

Lebaran di Tengah Pandemi

Lebaran tahun ini kita mungkin akan melewatkan acara tur ke rumah-rumah keluarga  sebab ada anjuran physical distancing. Mudik juga sebisa mungkin dihindari. Tapi kita tetap bisa menjalin silaturahmi lewat jaringan telepon atau internet. Toh semuanya sudah serba mudah sekarang. Tidak mudah tapi untuk kebaikan bersama kita harus bersabar dalam melaksanakannya.

Ada banyak kebaikan saat lebaran yang bisa dilakukan tanpa harus melanggar aturan pemerintah untuk meredam pandemi. Menghubungi anggota keluarga yang jauh dengan cara video call misalnya. Mengirim makanan pada tetangga, dibandingkan mengundang tetangga langsung untuk makan di rumah kita karena itu akan membuat perkumpulan yang dilarang.

Jika ingin mengirim paket makanan atau bingkisan hari raya kepada kerabat atau teman yang domisilinya jauh juga bisa sebelum lebaran ini. Layanan ekspedisi tetap beroperasi di tengah pandemi.

Berbagi dengan cara sedekah juga mudah sekali dilakukan. Meski pandemi, layanan donasi dari berbagai platform tetap terus dibuka. Kita bisa menyalurkan kelebihan harta kita via manapun. Ada banyak orang yang terdampak pandemi Covid-19 yang akan terbantu dengan sedekah kita. Semua hal tersebut bisa kita lakukan dengan di rumah saja.

Jadi, bagaimana lebaranmu di masa pandemi sekarang ini? Yuk, tetap buat bermakna dengan cara yang kita bisa tanpa melanggar peraturan pemerintah. []
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar