Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Perawatan dan Gaya Rambut ala Wanita Berjilbab

1 komentar
Wanita berjilbab pentingkah merawat dan menata gaya rambut? Tergantung pribadi masing-masing sih ya. Aku sendiri sebagai perempuan yang berjilbab sejak akil balig, baru menyadari perlunya merawat dan memperhatikan gaya rambut. Kok bisa?


Iya, dulu aku selalu berpikir tidak perlu memperhatikan rambut karena toh tidak ada yang bisa melihat selain para mahram yang notabene orang-orang terdekat. Lagipula dulu aku merasa rambutku baik-baik saja, mau digimana’in lagi paling mentok begitu-begitu juga.
Aku juga dulu waktu melihat teman-teman tidak berjilbab yang riweh dengan rambut mereka, biasa aja. Wajar pikirku, karena mereka pasti tidak ingin terlihat tidak oke dengan rambut mereka yang berantakan. Seperti aku yang juga kadang meributkan kerapian jilbabku jika akan bertemu banyak orang.

Tapi jujur saja melihat rambut teman-teman tersebut, aku tidak melihat perbedaannya sama sekali ketika mereka ke kampus atau saat kami sedang tidak keluar. Ya begitu-begitu aja. Bahkan kadang aku nggak sadar kalau salah satu dari mereka baru ganti gaya rambut, kecuali kalau mereka ngecat rambut dengan warna yang kontras dari hitam baru aku ngeh.

Iya, aku sebegitu tidak notice-nya dengan rambut dulu itu. Tidak tahu kapan momen tepatnya aku menyadari kekeliruan tersebut, yang jelas baru sekitar satu tahun terakhir ini.

Mataku yang sudah mulai tercerahkan ini mulai mendapati banyak kekurangan pada rambutku. Keluhan pertama adalah rontok. Iya, rambutku rapuh banget. Dielus lembut pun bisa jatuh, makanya setiap sisiran ada saja yang lolos ke lantai.

Penyakit kedua, lepek. Tipe rambutku itu tipis, tambah kelihatan lah lepeknya. Ketiga, banyak anak rambut yang mencuat gak kompak sama kelompok rambut utama. Terakhir, gaya rambutku old banget. Ya udah lurus bergelombang sebegitu terlahirnya aja. Tidak pernah di hair-do apapun.

Aku pun bertekad untuk memperbaiki kualitas rambutku. Dimulai dengan memotong rambut. Harapanku setelah dipotong lebih mudah maintain-nya. Btw, dulu itu pandanganku tentang gaya rambut perempuan saklek banget. Rambut panjang lebih baik daripada rambut pendek. Makanya dari SD sampai kuliah betah banget dengan rambut panjang. Pernah potong rambut sekitar 2x, tapi akhirnya balik lagi dengan rambut panjang andalanku.

Tujuan lain dari memotong rambut adalah supaya bekas ikat rambut di bagian belakang leher itu hilang. Iya, bekas ikatannya itu mengganggu banget dan bikin gaya rambutku aneh. Gimana gak berbekas coba, setiap mau pakai kerudung, aku selalu mengikat rambut biar gak gerah. Dan itu kulakukan lebih dari 20 tahun. Wow.

Jadi sekarang aku sudah gak temenan dulu sama ikat rambut. Goal-nya sih aku pengen punya rambut yang sehat dan bervolume, jadi mau diaplikasikan gaya apa juga enak dilihatnya. Sekarang, gaya rambutku persis seperti ini:

sumber: deskgramdotnet

Pendek banget ya? Hehe. Aku sampai potong dua kali loh. Pas pertama kemarin, potongnya kurang pendek. Bekas ikat rambutnya masih ada, jadi dipotong lebih ke atas lagi biar hilang sama sekali. Teman-teman perempuan di kantor yang lihat gaya rambutku ini cukup terkejut. Aku buka jilbab biasanya pas wudu kan ya, karena mereka sebelumnya tahu rambutku panjang jadi pas melihat gaya rambut pendek (banget) ini mereka agak kaget gitu. Hehe.

Seiring dengan kesadaran yang mulai meningkat, aku pun mulai kepo dengan produk hair care. Kalau dulu hanya sebatas menggunakan sampo untuk perawatan rambut, sekarang aku sudah mulai tambah pakai conditioner. Dulu pernah juga sih sebenarnya pakai conditioner, tapi enggak rutin menggunakannya makanya hasilnya tidak maksimal.

Pakai conditioner kan membuat lama ya di kamar mandi. Nah, karena aku punya waktu terbatas jadi step pakai condioner lebih sering ku-skip. Sekarang sudah ada conditioner tanpa bilas, nah aku berencana mau beli produk itu. Aku juga mau beli toner untuk rambut, supaya lebih sehat.

Kalau vitamin rambut kayaknya aku belum perlu. Karena dari hasil tontonan aku di Youtube, vitamin rambut biasanya diaplikasikan sebelum rambut dicatok dan dimacem-macemin. Rambutku mana pernah digituin. Pakai hairdryer aja enggak. Kecuali kalau creambath ke salon ya dan itu jarang.

Sebenarnya aku agak ngiler dengan  masker rambut, tapi ya balik lagi penggunaannya makan waktu lama. Sama kasus dengan conditioner tadi, harus butuh waktu khusus biar afdal.

Jadi urutan hair care buat rambut perempuan berjilbab dan tidak berjilbab itu sama saja. Dimulai dari sampo, conditioner, masker, toner, vitamin rambut, dan uv protection. Dua produk terakhir bisa di-skip bagi yang berjilbab karena toh tidak melakukan styling juga.

Motivasi terbesarku merawat rambut adalah untuk kesenangan diri sendiri. Jadi pas ngaca gitu jadi bersemangat buat sisiran dan dandan. Kalau dapat pujian dari orang lain itu bonus. Plusnya bisa menyenangkan mata suami juga karena enak dipandang. Uhuk.[]
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

1 komentar

  1. nice sharing.... 1st time tiba di sini, saya terus follow blognya.. ada masa jemput singgah dan follow blog saya juga. terima kasih

    BalasHapus

Posting Komentar