Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

(B)untung Enggak Ada Sinyal

Posting Komentar
Aku tinggal di pedesaan. Jaringan internet adalah barang mahal di sini. Bukan karena aku tak mampu membeli, tapi karena memang tak dapat dibeli. Kecuali aku punya banyak uang untuk membangun tower pemancar sinyal salah satu provider internet.

Tidak memiliki akses yang baik terhadap jaringan internet terkadang membuatku sangat buruk. Aku jadi mudah bete karena pekerjaanku sering bergantung kepada sinyal ini. Satu-satunya alasan yang dapat membuatku pindah rumah mungkin adalah buruknya jaringan internet ini. Padahal aku sudah suka semua hal tentang rumah dan lingkunganku sekarang, kecuali sinyalnya.

https://rsinewsupdate.wordpress.com

Bukan berarti aku tak pernah berusaha memperbaikinya dengan cara yang kumampu. Tapi selalu saja tak berhasil. Mulai dengan mencoba berbagai jenis provider internet, hingga memasang antena penguat sinyal. Hasilnya mengecewakan. Sinyal paling kuat kudapat dari salah satu provider rata-rata menunjukkan tanda 3G dengan maksimal 2 garis dari 4 garis penuh. Antena penguat sinyal juga sama mengesalkannya, arahnya harus selalu diubah agar dapat memperoleh kekuatan sinyal yang maksimal. Yang berarti aku atau anggota keluarga yang lain harus naik ke atap (bukan rooftop) untuk memutarnya secara manual. Ribet dan tidak dapat kulakukan sendiri.

Jangan harap bisa online dengan laptop. Bisa blogwalking lancar jaya via hp saja itu sudah anugerah. Aku mendapatkan akses internet yang besar itu saat di kantor. Sisanya di jalan saat di daerah kecamatan atau kabupaten, jika sudah masuk ke desaku. Jangan harap.

Namun, di balik kebuntunganku tersebut. Terkadang, aku juga merasakan keberuntungan dengan susahnya jaringan internet di sini. Pertama, aku jadi tidak mengidap kecanduan media sosial Ya, ada banyak teman yang tak bisa hidup tanpa berselancar ke dunia maya. Aku, kalau tidak ada hubungan dengan kerjaan, tidak terkoneksi dengan medsos masih bisa damai.

Selain itu, pekerjaan lain jadi cepat terselesaikan karena tidak ada distraction. Jatuhnya jadi produktif. Ini sebuah keberuntungan bagiku. Saat menulis, godaan browsing dan segala tetek bengeknya adalah yang utama. Jika sedang tidak kuat sinyal, aku jadi malas memegang hp dan menyelesaikan pekerjaan jadi lebih cepat.

Perasaan yang damai dan tenang juga kurasakan selama tidak banyak mengakses internet. Ya, dunia maya yang hiruk pikuk kadang membuat pikiran dan hati menjadi lelah. Dengan keterbatasan jaringan, aku sudah malas duluan membukanya sehingga terhindar dari bacaan dan tontonan yang sia-sia.

Begitulah, setiap hal di dunia ini memiliki dua sisi yang berbeda, termasuk buruknya jaringan internet. Mau untung atau buntung, tergantung dari sisi mana memandangnya. Aku sendiri masih memandangnya dari tengah-tengah, kadang adem kadang sebal. Hehe.[]
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar