Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Maulid Nabi dan Tradisi Baayun Maulid

8 komentar
Dua belas Desember yang bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal adalah tanggal merah bagi kaum pekerja sepertiku. Karena jatuhnya hari Senin, maka itu artinya ada perpanjangan weekend setelah Sabtu-Minggu, bahkan sejak Jumat siang sebenarnya. Libur panjang tersebut tak kusia-siakan, bersama travelmate alias suami tersayang, aku menghabiskan tanggal merah di Kota Banjarmasin. Sekitar 5 jam berkendara dari kotaku, Kota Barabai.

Di depan gerbang kompleks makam

Pada hari Senin itu diadakan peringatan Maulid Nabi di banyak tempat, termasuk tempat yang kami kunjungi yaitu Makam Sultan Suriansyah. Sultan Suriansyah adalah raja Kerajaan Banjar yang pertama kali menganut agama Islam. Beliau dimakamkan di Desa Kuin Utara bersama beberapa anggota kerajaan yang lain. Kompleks pemakamannya tepat berada di tepi Sungai Kuin, hanya dipisahkan oleh satu lajur jalan beraspal. 

Kemacetan di jembatan Sungai Kuin
Waktu kami datang ke sana kemarin, ada banyak orang yang memenuhi kompleks makamnya. Bahkan jalanan di sekitarnya menjadi macet, terutama di jembatan di atas Sungai Kuin yang letaknya tak terlalu jauh dari lokasi makam. Ternyata di kompleks makam tersebut sedang diadakan peringatan Maulid Nabi yang memang tepat jatuh pada hari itu.

Suasana peringatan maulid di kompleks makam

Sesaat kami ragu-ragu untuk memarkirkan motor dan mampir ke dalam makam, karena takut mengganggu acara. Namun, ada salah seorang panitia acara yang mempersilakan kami masuk dengan ramah. Jadilah kami berjalan sembari menunduk-nunduk menuju makam, sementara semua orang yang hadir di sana membaca lantunan syair shalawat maulid nabi. Setelah sampai di dekat makam Sultan Suriansyah, kami pun duduk dan ikut berdoa dipimpin oleh ulama atau habib yang sebelumnya juga memimpin pembacaan syair shalawat nabi.

Ziarah di makam sultan

Ketika doa selesai, kami beranjak untuk melihat-lihat isi kompleks makam. Sebenarnya waktu itu kami juga dipersilakan makan bersama undangan acara yang lain, tapi kami dengan sopan menolak. Ada banyak kuburan yang terdapat di sekitar makam sultan, termasuk makam yang panjangnya sekitar 2 meteran. Tinggi banget berarti orang yang dimakakan di sana. sayang, aku tidak bisa melihat nama yang tertera di nisan karena lokasinya dekat dengan tempat acara maulid.

Makam Sultan Suriansyah dan istri

Setelah itu kami berniat mengunjungi Museum Sultan Suriansyah yang terletak di dekat gerbang area makam. Sayang, saat itu museumnya sedang dipergunakan untuk tempat mempersiapkan makanan tamu-tamu. Sehingga kami hanya bisa memotret bagian luar saja.

Museum Sultan Suriansyah

Perjalanan kami lanjutkan ke Masjid Sultan Suriansyah yang letaknya sekitar setengah kilometer dari makam. Suasana di sana tak kalah ramai, ternyata ada acara Baayun Maulid. Sama seperti acara peringatan maulid di Makam Sultan Suriansyah, acara Baayun Maulid ini juga rutin diselenggarakan setiap tahun di Masjid Sultan Suriansyah pada tanggal kelahiran Rasulullah SAW.

Selfie di depan ratusan ayunan

Aku baru pertama kali melihat acara Baayun Maulid ini. Ada banyak sekali ayunan yang disediakan oleh panitia, dari berita yang kubaca ada sekitar 500 anak yang diayun sebagai peserta dalam acara ini. Secara simbolis acara baayun maulid ini untuk mengenang kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan mengayun anak sambil melantunkan shalawat.

Ada yang unik dari ayunan maulid ini, di bagian atas ayunan dihiasi dengan daun kelapa muda (semacam janur kuning) dan kue-kue tradisional Banjar. Dan yang tidak boleh ketinggalan adalah kain kuning sebagai lapisan bagian atas sarung yang digunakan untuk ayunan. Kain berwarna kuning bagi masyarakat Banjar adalah simbol kemewahan dan memiliki arti keramat.

Ayunan khas Banjar

Setelah acara sambutan dan lantunan shalawat, dilakukan pengundian untuk pembagian doorprize bagi peserta yang terpilih. Pengundian dilakukan oleh pembina Masjid Sultan Suriansyah yang juga mantan walikota Banjarmasin, yaitu Bapak Muhiddin. Ada banyak nomor peserta yang diambil dari undian untuk mendapatkan berbagai macam doorprize, termasuk sepeda motor.

Pengambilan nomor undian

Alhamdulillah, puas banget liburan kali ini aku bisa berwisata religi sekaligus menyaksikan acara maulid nabi dan baayun maulid yang hanya diadakan setahun sekali.
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

8 komentar

  1. di daerah saya, peringatan maulid nabi Muhammad SAW masih meriah. memakai panjang mulud yang diarak...

    BalasHapus
  2. Kalau di tempat saya maulid diperingati dengan Sholawat Nabi seperti di Kalimantan ini, cuma makanannya yg khas nasi uduk.

    BalasHapus
  3. wah perayaan maulid di setiap daerah pasti beda ya itulah kearifan lokal kita ya banyak banget, aku selalu suka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga suka Mbak mengamati tradisi2 di setiap daerah.

      Hapus
  4. Kalau di tempat ngajiku di Ambon, acara maulud rame juga karena ada bubur khas yang dimasak hanya saat Maulud. Lalu ada teatrikal gitu mba

    BalasHapus

Posting Komentar