Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Krisis 20-an

Posting Komentar


Krisis ini jamak dialami oleh anak manusia ketika berusia sekitar 20-23 tahun. Di rentang usia tersebut, setiap orang memiliki kegelisahan masing-masing. Tidak seperti masa remaja yang labil, masa ini gelisahnya lebih serius. Gelisah, gamang dengan tujuan yang akan dituju selanjutnya. Beberapa orang di masa ini bingung mengambil keputusan karena baru saja lulus kuliah (fresh graduate), belum bisa menentukan akan melakukan apa di masa pancaroba ini dan setelahnya. Sebagian yang lain, berstatus mahasiswa tingkat akhir tetapi kerjaannya seperti pengacara (pengangguran banyak acara). Karena banyak waktu luang yang tersedia, tetapi tidak bisa cepat kabur meninggalkan kampus karena berbagai alasan (tersandung Tugas Akhir terutama). Sebagian yang lain-lain entah sedang mengkhawatirkan apa. Yang jelas, di awal 20-an secara psikologi kegelisahan itu pasti ada. Terdapat batas yang tak terlihat, yang memisahkan masa remaja dan dunia dewasa.


R. Shaffar dalam sebuah bukunya menyebutkan keadaan ini dengan istilah Quarter-Life Crisis. Krisis ini ditandai dengan salah satu atau beberapa gejala di bawah ini:
- Merasa tidak pernah melakukan sesuatu dengan baik
- Frustasi akibat hubunganmu dengan orang lain, dengan dunia di sekitarmu
- Bingung mencari jati diri
- Merasa tidak aman dengan masa depan
- Merasa belum puas dengan yang sudah didapat, ingin selalu melakukan dan mendapatkan lebih
- Sering bernostalgia (masa2 SD, SMP, SMA, atau kuliah)
- Cenderung keras kepala
- Sensitif
- Bosan dengan interaksi sosial
- Merasa kesepian

Nah, apakah kalian termasuk yang mengalami krisis ini, teman? Jika ya, saya juga =D


Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar