Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Dear Rindang

1 komentar
Dear Rindang, bacalah surat ini ketika kamu merasa sedih. Ketika kamu merasa dunia bukan tempat yang nyaman. Ketika kamu bertemu jalan buntu di persimpangan hidupmu.


Hidup memang tak bisa selalu indah. Dengan keadilan-Nya, hidup memiliki dua sisi. Karena kamu terlalu sering menikmati kebahagiaan, maka kamu menganggapnya biasa. Namun ketika kau dihadapkan dengan kesedihan, kamu merasa sangat luar biasa. Syukur dan sabar adalah dua kunci yang harus selalu kau pegang agar dapat membuka pintu bernama kedamaian.

Saat kau merasa kekalahan membuatmu tersungkur, ingatlah masih ada kesempatan kedua, ketiga, hingga habis. Mentalmu akan semakin kuat jika semakin sering mengalami kekalahan. Itu bagus bagimu. Bagus bagi jiwa cengengmu.

Saat kau merasa menyesal karena ketidakberhasilanmu, menangislah hingga lelah. Namun kemudian bangunlah, karena dunia masih menunggumu. Untuk kembali kau tantang, untuk kembali kau taklukkan.

Saat kau merasa impianmu tak pernah bisa kamu raih, mungkin memang belum saatnya. Akan ada waktu yang tepat untuk setiap kesempatan. Akan ada tempat yang cocok untuk setiap orang. Kamu hanya perlu terus berusaha, menghabiskan jatah gagal.

Saat kau merasa lingkungan tidak memberimu energi positif, yakinlah ada dirimu sendiri yang tetap bisa tegar berdiri. Kamu punya seribu alasan untuk bangkit, dibanding secuil rasa malas. Kamu punya musik yang memberimu semangat. Kamu punya buku-buku yang menginspirasi. Curi semuanya dari sana.

Saat kau merasa orang-orang tak lelah memandang kelemahanmu, pastikan bahwa mereka pun tak sempurna. Tulikan telinga untuk komentar-komentar tak perlu. Kuatkan jiwa, mungkin mereka memang diciptakan untuk menempa  hatimu yang lemah.

Saat kau merasa harimu membosankan, jangan lupakan mereka yang berharap ada di sisimu. Kamu memang pembosan, tapi mereka memandangmu sangat beruntung ada di posisi sekarang. Jangan pernah lari, jika tidak ingin kehilangan tempatmu.

Saat kau merasa sendirian dan tak ada orang bisa benar-benar mengertimu, kamu harus bersyukur bisa menulis. Ada lebih banyak orang yang tak punya pelarian selain bercerita ke orang-orang yang tidak tepat betapa nelangsanya hidup mereka. Apa yang terjadi setelahnya? Tentu saja kurang baik. Sedang kamu? Setidaknya menulis begitu melegakan.

Orang-orang di sekitarmu menyayangimu. Kamu bisa berlari ke pelukan mereka, kapan pun. Jangan merasa sendiri, kamu beruntung dikelilingi oleh orang-orang terbaik.

Dear Rindang, tetaplah berlari. Beristirahatlah jika kamu merasa sedih dan bacalah kembali surat ini.[]

#BPN30DayBlogChallenge #Day14
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

1 komentar

  1. jadi sedih tapi semangat loh baca artikel ini, so so tengkyuuu :)

    BalasHapus

Posting Komentar