Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Apa Kabar, Olimpiade?

Posting Komentar
Dari sekian puluh episode acara Hitam Putih yang sudah kutonton, episode live tadi malam adalah salah satu yang paling kusuka. Temanya tadi malam adalah olimpiade. Pada episode ini diundang 3 pelajar yang berhasil memenangkan olimpiade Matematika dan Biologi di kancah internasional. Keren banget. Medali emas pula yang mereka bawa, selain perak. Anak-anak Indonesia memang jenius. Selain kekagumanku pada anak-anak tersebut, aku juga jadi teringat dengan masa-masa saat mengikuti olimpiade.

Sebenarnya “karir” olimpiadeku tidak terlalu cemerlang, lebih sering kalah daripada mendapat penghargaan. Tapi bagiku pribadi, pengalaman mengikuti olimpiade adalah pengalaman yang mahal dan indah untuk dikenang kembali.

Debutku mengikuti olimpiade adalah saat SD kelas 4 atau 5. Waktu itu aku ditunjuk untuk mengikuti olimpiade IPA, sehingga aku belajar banyak materi IPA SD. Ketika waktu olimpiade sebentar lagi, aku malah ditunjuk untuk mengikuti olimpiade matematika. Karena di kelas aku lebih mencolok di pelajaran matematika. Jadilah aku bertukar bidang olimpiade dengan temanku yang sebelumnya mengemban amanah untuk mengikuti olimpiade matematika. Singkat cerita aku mengikuti olimpiade tersebut di sebuah SD di kecamatan. Hasilnya, ya kalah.

Saat SMP, aku juga masih tertarik dengan olimpiade matematika. Kali ini karena aku bersekolah di SMP Kecamatan maka olimpiade matematikannya diadakan di SMP Kabupaten. Sekali lagi, hasilnya tak menggembirakan. Di lain waktu, aku diutus sebagai perwakilan pada olimpiade biologi. Aku ingat, waktu itu soal olimpiadenya 100 soal dan waktu pengerjaaannya sekitar 2 jam. Oh oh pening lah kepala awak. Sudah bisa ditebak hasilnya aku tak masuk apapun. Beberapa waktu kemudian bersama dua teman, aku juga mengikuti cerdas cermat bidang sains. Seru sekali. Sayang grup kita tidak sampai ke final hanya selisih beberapa poin dengan grup finalis.

Masuk SMA aku mulai bertemu dengan teman-teman rival saat olimpiade. Ya, SMA yang kumasuki berada di kabupaten dan merupakan SMA favorit sekabupaten. Persaingan dalam hal akademik ketat sekali di sini. Beberapa kali aku mengikuti seleksi olimpiade tingkat sekolah dan aku selalu gugur dalam babak penyisihan. Jadi selama SMA aku tak pernah mewakili sekolah olimpiade ke tingkat kabupaten atau provinsi. Sedih, pasti karena aku nggak bisa “keluar kandang”.

Waktu kuliah aku masuk jurusan MIPA Biologi. Ilmu murni tentang makhluk hidup. Peluang mengikuti olimpiade semakin tinggi, saingannya juga tambah banyak karena jurusan makin spesifik. Setidaknya ada 2 kali olimpiade dalam setiap tahun yang diadakan di kampus, OSN-PTI dan ON-MIPA. OSN-PTI dilaksanakan oleh PT. Pertamina sedangkan ON-MIPA diadakan oleh Dikti. Keduanya sama-sama bergengsi. Oya, di kampus juga ada seleksi pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat fakultas hingga universitas.

Sertifikat Juara I
Pada tahun 2012 aku pertama kali mengikuti seleksi OSN-PTI tingkat provinsi yang diadakan di kampusku, lolos di babak seleksi tertulis dengan jumlah soal pilihan ganda dan bersyarat yang luar biasa banyaknya. Babak kedua, beberapa hari kemudian diadakan seleksi tertulis lagi. Kali ini dalam bentuk essay, seingatku ada 7 soal. Tiga besar yang lolos di seleksi tahap kedua kemudian diikutkan kembali dalam seleksi tingkat akhir yaitu presentasi dengan tema yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Alhamdulillah, aku lolos dan bisa masuk ke nasional, padahal aku sempat sedikit ragu dengan kemampuanku karena rivalku berasal dari fakultas kedokteran. 

Seleksi tingkat nasional dilaksanakan di Jakarta yang terdiri atas 2 sesi. Seleksi essay tertulis dengan 7 soal yang menurutku adalah soal olimpiade tersulit yang pernah kutemui dalam hidupku. 33 peserta dari setiap provinsi di Indonesia bersaing untuk mendapatkan posisi 6 besar agar dapat maju ke sesi berikutnya yaitu presentasi ilmiah dengan tema yang sama saat seleksi tingkat provinsi. Aku tidak masuk 6 besar, otomastis lepas kesempatanku untuk menjadi juara. Sedih pasti, tapi bisa ikut seleksi tingkat nasional saja sudah membuatku merasa sangat beruntung. Pengalaman yang sangat berharga.

Pada tahun 2012 itu juga aku meraih juara 3 dalam pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Mapres) tingkat fakultas. Seleksinya wawancara dan presentasi ilmiah. Terhenti di tingkat fakultas membuatku bersyukur meski sebenarnya juga ingin mengasah kemampuan Mapres ke tingkat universitas.

Lumayan, dapat amplop ;)

Di tahun selanjutnya aku ikut olimpiade ON-MIPA, juga untuk yang pertama kalinya. Di OSN-PTI sendiri, aku tak diperbolehkan ikut kembali karena peraturannya pemenang di tahun sebelumnya dilarang ikut. Alhamdulillah, aku lolos seleksi 3 besar ON-MIPA tingkat provinsi sehingga bisa mengikuti seleksi tingkat wilayah yaitu Regional Kalimantan. Sayang, seleksinya dilaksanakan di Banjarmasin. Aku sih maunya di provinsi tetangga supaya aku bisa sekalian jalan-jalan. Hehe. Meskipun hasilnya aku belum bisa ikut mewakili regional ke kancah nasional. 

Tahun 2014, aku ikut ON-MIPA lagi. Lolos hingga ke tingkat regional dan mendapat juara 3. Sayang yang berangkat ke nasional hanya juara 1. Jadilah aku “hanya" menerima penghargaan. Alhamdulillah, itu pun sudah bisa membuat aku senang sebagai peserta olimpiade abal-abal. Tahun 2015 aku tak bisa sesuka hati kembali mengikuti berbagai macam olimpiade karena harus fokus ke skripsi. Pada pertengahan 2015 aku diwisuda  dan resmi melepas status mahasiswa. 

Lepas pulalah kesempatanku untuk ikut berbagai macam olimpiade. Tapi aku bersyukur beberapa pengalamanku mengikuti olimpiade yang sedikit tersebut dapat memberikan warna tersendiri dalam masa-masa sekolahku.
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar