Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Yukenpa, Anjing yang Malang

Posting Komentar
Pada suatu hari Minggu, adik sepupuku dititipkan di rumahku. Namanya Maya, akhir April lalu dia baru berulang tahun yang ke-6. Waktu itu aku dan Maya hanya berdua di rumah. Aku yang sedang sibuk mencuci piring terkejut dengan suara isak tangis Maya yang sedang nonton tv di ruang sebelah.

"Maya ada apa?" Segera kudekati Maya untuk meredakan tangisannya

"Itu, anjingnya tidak bersalah tapi malah dilempari batu oleh orang-orang." Jawab Maya, tangisnya pun tambah kencang

Ya Allah, seruku dalam hati. Si adik kecilku yang masih lugu ini sangat halus hatinya. Sehingga ketika melihat ketidakadilan meskipun itu hanya cerita rekaan di televisi ia langsung bersedih dengan cara menangis. Duh dek, andai kamu tahu bahwa dunia memang kejam. Saat kamu besar nanti, kamu akan lebih banyak mendapati ketidakadilan seperti itu di dunia nyata.

Pikiran-pikiran tersebut hanya beterbangan di kepalaku, tidak kukatakan pada Maya. Karena jelas otak jernihnya tak menerima kenyataan buruk seperti itu. Sebaliknya aku hanya menenangkan Maya sambil mendengarkan ia sesekali bercerita tentang tokoh yang ia tangisi.

Sebenarnya tanpa mendengarkan cerita Maya pun aku sudah tahu jalan ceritanya karena tv dari tempatku berdiri mencuci piring bisa terlihat. Lagipula volume suara tv yang tidak bisa dibilang kecil membuatku mendengar persis keseluruhan cerita.

Jadi ceritanya Maya sedang menonton serial tv Doraemon, robot ajaib asal Jepang. Di awal diceritakan bahwa Nobita merasa tidak memiliki teman sejati jadi ia meminta pada doraemon untuk mengatasi masalah tersebut. Oleh Doraemon kemudian dikeluarkanlah robot berbentuk anjing bernama Yukenpa dari kantong ajaibnya. Yukenpa telah disetting untuk selalu patuh terhadap permintaan tuannya alias Nobita.

Nobita dan Yukenpa
(www.doraemonfilm.xyz)

Nobita pun senang sekali ia memiliki "peliharaan" yang setia padanya. Maka berjalan-jalanlah ia bersama Yukenpa ke sebuah tempat antah berantah melewati pintu kemana saja. Di satu waktu tiba-tiba Yukenpa menggonggong keras pada Nobita. Tentu saja Nobita jadi takut dan segera berlari menyeberangi pintu kemana saja, kembali ke dunia aslinya. Dengan terengah-engah ia bercerita pada Doraemon bahwa Yukenpa ingin menyerangnya. Doraemon heran karena robot anjing tersebut tidak mungkin melakukan hal tersebut karena ia sudah diatur sedemikian rupa untuk selalu patuh pada perkataan tuannya.

Doraemon bersama Nobita kemudian melacak apa yang sebenarnya terjadi dengan alat ajaib semacam CCTV. Ternyata dari tayangan terlihat pada waktu Yukenpa menggonggong ke arah Nobita ternyata ada beruang besar di belakang Nobita. Ah, ternyata Yukenpa ingin melindungi Nobita!

Nobita pun menyesal dan mencari Yukenpa kembali. Sayang sekali selama pencariannya bersama Doraemon, Yukenpa belum ditemukan. Rupanya Yukenpa berlari sangat jauh saat ia mengejar beruang besar tersebut. Sambil menangis, Nobita terus mencari Yukenpa.

Di lain cerita, Yukenpa berjalan sendirian di sebuah pedesaan. Dari kejauhan ia melihat seorang anak kecil yang sedang menangis ketakutan karena diganggu oleh 3 anjing besar. Yukenpa bergegas menolong anak itu dengan cara mengusir ketiga anjing yang ukuran tubuhnya jauh lebih besar dari tubuhnya. Ia pun sempat berkelahi dengan salah satu anjing pengganggu tersebut, sebelum ketiganya melarikan diri.

Namun tak disangka orang-orang dewasa mulai berdatangan dan mengusir Yukenpa yang berada di dekat anak kecil yang sedang menangis tersebut. Mereka berteriak, "Ayo lempar saja anjing nakal pengganggu itu". Orang-orang rupanya salah mengira bahwa Yukenpa adalah anjing yang membuat anak kecil itu menangis. Mau tidak mau, Yukenpa pun berlari sambil menghindari hujan batu yang menimpanya. Sambil berlari, ia teringat pada perkataan Nobita bahwa ia harus selalu berbuat baik kepada semua orang agar orang-orang senang kepadanya. Tapi apa yang ia dapat? Ia malah dilempari batu setelah menolong seorang anak kecil, itu mungkin yang dipikirkan oleh Yukenpa.

Sementara itu pencarian Nobita dan Doraemon terus berlanjut. Kali ini mereka menggunakan baling-baling bambu untuk melihat lebih detail keberadaan Yukenpa. Tiba di suatu pagi yang cerah setelah hujan lebat semalaman. Nobita melihat sesuatu bergerak di rerumputan, ia pun mendarat di tanah untuk mengamati. Ternyata itu Yukenpa! Ia pun berlari untuk mendekati Yukenpa. Setelah dekat ia terkejut karena badan Yukenpa seperti barang rongsokan. Telinganya patah, pegas ekornya pun rusak terurai. Katanya ia sempat tertabrak mobil di perjalanan. Menyedihkan sekali kondisi Yukenpa.

Nobita pun memeluknya dengan erat dan meminta maaf telah meninggalkan Yukenpa sendirian. Doraemon mendekat dan berkata bahwa ia akan memperbaiki semua kerusakan yang terjadi pada tubuh Yukenpa.

Sampai disitu cerita berakhir. Namun isak tangis Maya masih terdengar satu-satu. Segera kuhibur dengan mengatakan bahwa ceritanya happy ending dan Doraemon akan memperbaiki Yukenpa agar tubuhnya bagus kembali. Namun Maya berkeras ia masih sedih dengan perlakuan orang-orang yang melempari Yukenpa dengan batu. Ingin sekali aku mengatakan pada Maya bahwa memang tak semua perbuatan baik itu bisa diterima dan dihargai oleh orang lain. Namun kuurungkan niat, biarlah Maya mengetahui kenyataan pahit ini sendiri saat ia mulai dewasa nanti. []
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar