Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Disleksia

Posting Komentar
Hari ini tadi ketika liqo, anak murabbiku berkata pada bundanya "Ummi, polkadot itu hanya boleh dipakai anak-anak ya? Seperti juz yang Keisha minum itu". Awalnya kami bingung, tapi ketika umminya bilang kalau yang dimaksud Keisha adalah juz alpukat, kami serentak tertawa. Sebelumnya kami memang membicarakan tentang motif polkadot yang ada di kerudung salah satu teman liqoku.

Ternyata, Keisha mengidap disleksia kata bundanya. Sama dengan kakaknya, Kirey. Dia malah pernah berkata begini sama bundanya, "Asyik ya mi berenai di sungang." =D Kata murabbi, gen disleksia ini mungkin diturunkan oleh abinya yang juga terkadang tertukar menyebutkan atau memaksudkan sesuatu.

Di satu sisi, aku merasa berada di dekat pengidap disleksia adalah hal yang menyenangkan. Kita bisa "menertawakan" ketidaktepatan -yang unik dan tak terpikirkan oleh kita, mereka katakan atau mereka lakukan. Di sisi yang lain, kasihan juga sebenarnya. Karena ini penyakit genetik yang tidak bisa disembuhkan dengan medis. 

www.bimba-aiueo.com
Begitulah, setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tinggal bagaimana cara memaksimalkan kelebihan dan meminimalkan kekurangan tersebut untuk meraih pahala optimal dari Allah.

Mbak murabbiku itu mengaku suami beliau susah menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an yang mirip-mirip karena ke-disleksia-annya. Tapi dia yakin bahwa Allah akan melipatgandakan pahala baginya karena dia mau berusaha dengan kekurangannya.
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar