Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Dismenorhae

Posting Komentar
Salah satu dari sedikit hal yang bisa membuatku tumbang adalah dismenorhae. Dismenorhae adalah rasa nyeri (yang luar biasa –pada kasusku) pada hari-hari pertama haid. Normal dialami oleh semua wanita yang sudah baligh dan tidak hamil, hingga masa menopause tiba. Hanya saja normal ini punya arti berbeda ketika kadar nyeri yang menyerang berbeda-beda pada setiap wanita. Aku punya masalah dengan ini. Pada sistem biologis tubuhku, dismenorhae menerpa dengan rasa yang tak bisa kuanggap baik-baik saja. Sedangkan beberapa temanku yang lain merasa aneh dengan gejala keringat dinginku ketika terserang dismenorhae, karena mereka tidak mengalaminya.

Rekorku tidak pernah masuk UKS semasa sekolah pun akhirnya tumbang gara-gara dismenorhae. Waktu itu aku kelas dua SMA –entah sedang mata pelajaran apa, akhirnya aku menyerah kalah dengan mengangkat tangan dan minta izin ke UKS dengan alasan sakit kepala berat. Diantar teman-temanku -yang bahagia karena punya alasan legal untuk keluar kelas, aku menghabiskan sisa hari itu di ruang UKS yang sedikit horor karena mengingatkanku dengan kamar rumah sakit.

Sekali lagi aku tumbang karena dismenorhae saat praktikum Struktur dan Perkembangan Hewan -semester 2. Beruntung saat itu, praktikum sudah akan selesai dan aku diizinkan untuk meninggalkan laboratorium terlebih dahulu dan diantar ke kost.


Apa yang terjadi ketika aku dismenorhae? Gejala umumnya nyeri luar biasa di perut, disertai keringat dingin. Kadangkala, rasa lapar dan mulas saat dismenorhae sama sekali tidak bisa dibedakan. Dengan keadaanku yang tidak berdaya, rasa malas makan biasanya menjadi efek turunan. Gejala terparah dari dismenorhae ini adalah perasaan ingin muntah, tetapi tidak ada yang bisa dimuntahkan.

Biasanya kalau sudah begini, aku memilih untuk mengurung diri di kamar. Kasihan orang-orang kalau harus melihat aku dalam kondisi semengenaskan ini. Kegiatan yang kubisa lakukan saat terserang biasanya adalah bergelung di tempat tidur, sembari menahan rasa sakit. Lama waktu "kena"nya tidak tentu, bisa sebentar hanya beberapa jam atau seharian. Aku biasanya tidur berkali-kali setelah terbangun sebentar karena haus atau rasa nyerinya perih sekali.

Hari ini, sepertinya aku mengalami dismenorhae jangka panjang, seharian. Sejak pagi hingga sekarang hampir sore, nyeri itu masih bertahta dalam perutku. Beruntung, ada novel Negeri 5 Menara yang menemaniku sambil menahan nyeri.

Cara yang kulakukan untuk mengurangi rasa nyeri ini biasanya adalah dengan minum air hangat dan STMJ (campuran susu, telur, madu, dan jamu). Beberapa kali aku pernah minum obat pereda rasa nyeri ketika aku sudah melihat tanda-tanda akan mengalami dismenorhae sedangkan aku akan berkegiatan di luar. Tapi beberapa bulan terakhir, minum obat ini tidak lagi kulakukan. Karena dilarang oleh orang-orang di dekatku, kata mereka berbahaya bagi kesehatan rahim. Untuk mengetahui cara-cara lain bagaimana mengurangi nyeri haid, silakan dibaca di sini.
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar