Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Aku, Kamu, dan Shell Eco-Marathon Asia 2018

32 komentar
Malam ini aku sedang mengingatmu. Tidak, bukan hanya malam ini, tapi juga kemarin dan kemarin lusa aku selalu mengingatmu. Mengingat betapa serunya hari saat dihabiskan bersamamu dan teringat bagaimana percakapan random yang kita lakukan ketika punya waktu luang.

Baru saja, aku menonton tv dengan saluran yang kupilih acak. Entah acara apa, tapi itu bukan di saluran tv swasta. Tayangan ulang tersebut menampilkan sebuah simulasi kebakaran yang terjadi pada sebuah gudang minyak di luar negeri. Aku penasaran, perusahaan apa yang begitu berani membuat simulasi bencana terlihat seperti sungguhan. Apalagi respon dan penanganan dari para petugas kebakarannya juga terlihat nyata, seperti kebakaran tersebut benar terjadi. Suasana mencekam dan panik pada simulasi tersebut dapat dikendalikan dengan kegesitan petugas pemadam kebakaran yang terlatih. Setelah mencermati dan mendengarkan narator acara tersebut, barulah aku tahu ternyata perusahaan itu adalah Shell yang memproduksi minyak dan berbagai bentuk bahan bakar lainnya.




Mendengar kata Shell, aku jadi teringat kamu. Sebulan yang lalu kita bertemu dan apa yang kita bicarakan menurutku benar-benar bermutu, tidak hanya tentang rindu yang abu-abu. Kamu bilang, kamu sedang senang sekali karena membaca berita tentang Shell Eco-Marathon. Aku mengernyitkan kening, apakah kamu akan membicarakan perlombaan lari kerang yang hemat energi? Iya, topik obrolan kita memang sering absurd hingga aku jarang ragu dengan dugaan yang ngaco.

Kamu tertawa mendengar pertanyaanku, merdu sekali. Sungguh, aku tak keberatan pura-pura bodoh hanya untuk mendengar kamu tertawa lagi. Shell Eco-Marathon itu kompetisi antar mahasiswa tingkat dunia dalam memproduksi mobil hemat energi, jelasmu. Kompetisinya dibagi tiga berdasarkan benua, yaitu Amerika, Eropa, dan Asia. Lalu, apa yang membuatmu senang tanyaku. Karena setahuku kamu tak punya latar belakang rakit merakit mesin mobil.

Shell Eco-Marathon Asia 2018

Ternyata kamu senang karena di Shell Eco-Marathon Asia 2018 yang diadakan di Singapura tanggal 8-11 Maret 2018 lalu, setidaknya ada sebelas tim mahasiswa dari Indonesia yang menjuarai berbagai kategori di event ini. Sebagai warga negara Indonesia, kita tentu harus bangga dengan pencapaian saudara sebangsa dong, katamu. Ah, kamu nasionalis sekali Bang. Aku jadi makin sayang kamu.

Shell sebagai penggagas event ini sudah menyelenggarakan Shell Eco-Marathon Asia sebanyak empat kali, sedangkan di benua Amerika dan Eropa sudah 38 musim. Aku jadi kepo dong, sebenarnya Shell ini ‘apa’ sih? Kok bisa semantap itu mengadakan acara bergengsi, tiap tahun lagi. Matamu berbinar, menunjukkan kalau kamu bersemangat untuk menjawab pertanyaanku. Iya, aku tahu kamu aktivis lingkungan hidup dan ide penghematan energi seperti ini tentu sangat menarik bagimu. Dan aku juga sepertinya mulai ketularan semangatmu.

Shell adalah sebuah perusahaan yang memproduksi bahan bakar minyak (BBM), oli, dan bahan bakar industri kelautan skala internasional. Wih, pantes geraknya kencang kataku. Kamu tergelak, kencang gimana maksudnya. Ya itu kubilang, bisa bikin event sekece Shell Eco-Marathon tentunya harus punya kekuatan visi misi dan dana yang gede dong. Kamu mengangguk kali ini, jelas dong tambahmu. Di Indonesia saja, Shell sudah memiliki 70 SPBU dan 270 karyawan.

Aku jadi kagum sama si Shell-shell ini sekaligus bangga juga dengan prestasi mahasiswa Indonesia di ajang Shell Eco-Marathon Asia 2018 lalu. Aku lalu penasaran, apa aja sih sebenarnya yang terjadi ketika kompetisi tersebut. Syukurlah ternyata kamu tahu detailnya. Memang sudah menjadi sifatmu kalau sedang tertarik, bisa kau telusuri sampai ke akar. Gitu juga gak sih waktu stalking aku dulu. Nyiahaha.

Shell Eco Marathon

Kamu pun mulai menjelaskan, kalau di Shell Eco Marathon Asia 2018 kemarin itu ada 128 tim mahasiswa yang berkompetisi. Hmm, banyak juga ya. Dari 128 tim peserta, terdapat 27 tim mahasiswa dari 19 universitas di Indonesia. Dari jumlah keikutsertaan saja kita sudah patut berbangga katamu, persentase sekitar 20% peserta dari Indonesia itu lumayan besar jika dibandingkan dengan total 18 negara yang ikut berkompetisi. Wah, berarti Indonesia sudah percaya diri dong dengan mengirimkan segitu banyak perwakilan di event tersebut. Kamu mengangguk.

Kepercayaan diri tersebut tidak salah, terbukti di akhir kompetisi ada banyak penghargaan yang disabet oleh tim-tim mahasiswa dari Indonesia. Gimana nggak keren coba, katamu bersemangat. Ini Asia lho, sudah tingkat regional. Aku juga jadi ikut bersemangat mendengarkan ceritamu. Kamu bilang, kalau event kece itu punya tema Make The Future. Masuk akal sih, karena yang dilombakan adalah kualitas mobil hemat energi. Kalau sampai sekarang kita belum menemukan cara untuk memperbaharui energi bahan bakar, mobil hemat energi tentu bisa menjadi salah satu solusi terbatasnya sumber energi.

Awalnya kukira Shell Eco Marathon Asia 2018 ini cuma mempertandingkan kehematan bahan bakar yang digunakannya saja. Kamu langsung menyanggah, tampilan luar berupa desain mobil juga ikut diperhitungkan dalam ajang ini. Desain mobil harus aman untuk semua manusia di sekitarnya, terutama pengendara. Kompleks banget ya kataku, kamu langsung mengacak kepalaku. Ya iya lah lanjutmu, makanya para peserta kompetisi ini layak disebut keren. Aku mengangguk dan berpikir, dari semua peserta yang keren-keren itu tim Indonesia yang menjadi juaranya, enggak salah kalau kamu jadi bangga begini.

Kamu lalu melanjutkan, desain mobil yang dilombakan menjadi dua bagian yaitu Prototype Group Design dan Urban Concept. Aku mengernyitkan kening lagi, entah untuk yang ke berapa kalinya hari itu karena penjelasan tingkat dewamu yang terlalu tinggi untuk dicapai otakku yang biasanya cuma dipakai buat mikirin kamu. Untung kamu sabar hingga memaparkannya dengan bahasa bumi yang lebih kupahami.

Prototype Group Design itu untuk jenis mobil yang hanya berupa prototype, semacam perwujudan mesin dan ‘cangkang’ saja. Ukurannya lebih kecil daripada mobil yang beredar di jalanan. Sebaliknya, kategori Urban Concept mempertandingkan mobil-mobil dengan ukuran dan desain yang mirip dengan yang ada di pasaran. Gitu, katamu. Aku mengangguk dan tersenyum gembira karena otakku bisa bekerja dengan baik.

Dua desain mobil yang dilombakan di Shell Eco-Marathon

Katamu desain mobilnya harus safety, seaman apa sih sebuah mobil agar bisa disebut safety tanyaku padamu. Sebenarnya katamu, bukan hanya desain yang harus aman tapi juga keseluruhan komponen yang ada di dalam mobil yang digunakan harus aman. Apa saja, tanyaku cepat. Iya, aku orangnya enggak sabaran memang, untung kamu sayang *eh.

Ini penjelasannya agak berat sih, yakin mau dengar katamu menggoda. Dan aku enggak suka diremehkan, jadilah aku mengangguk cepat-cepat. Kamu menghela napas, lalu memulai kuliah singkat yang sama sekali tidak singkat itu. Safety di sini terbagi menjadi tiga, yang pertama adalah general safety yaitu peraturan yang secara umum berlaku untuk pengendara mobil. Yang kedua, driving rules yaitu pengemudi harus punya SIM, sehat jasmani, tidak mengantuk dan tidak di bawah pengaruh alkohol saat berkendara, serta mampu melakukan tindakan cepat tepat dalam keadaan genting. Poin terakhir yaitu driver equipment meliputi berat badan pengemudi, helm, pakaian, dan aspek kenyamanan driver. 

Udah? tanyaku untuk memastikan saat kamu memberi jeda agak lama setelah kata terakhir. Kamu mengangguk, aku bersorak dalam hati karena sudah merasa agak pusing dengan banjir informasi yang kamu sampaikan. Kelegaanku ternyata terlalu cepat, sebab kamu mulai ngomong lagi. Baiklah, karena aku pendengar yang setia maka aku tetap memasang telingaku dengan baik.

Aspek yang terpenting dalam perlombaan ini adalah sumber energi yang digunakan oleh mobil yang dilombakan, katamu. Aku menepuk dahi, judulnya saja Eco-Marathon tentu saja aspek sumber energi sangat diutamakan. Lagipula, Shell kan memang produsen BBM. Sial, aku lupa bertanya sebelum kamu menjelaskan begini. Semoga kesan cerdasku di matamu tidak hilang gara-gara ini. Haha.

Tenang katamu, kamu akan mempermudah penjelasan bagian ini supaya aku tetap bisa ngerti. Duh, kamu memang pengertian. Ada tiga kategori lomba berdasarkan sumber energi di Shell Eco-Marathon Asia 2018, yaitu pembakaran internal, hidrogen, dan baterai elektrik. Di kelompok pembakaran internal sebenarnya terbagi menjadi beberapa bagian lagi katamu, tapi kamu tentu malas menjelaskan padaku karena pasti hanya akan membuatku menganga. Intinya sih, pada pembakaran internal digunakan beberapa jenis bahan bakar yang diproduksi oleh Shell. 

Nah, di kategori pembakaran internal untuk kelompok Urban Concept Indonesia menang banyak katamu. Posisi lima besar disabet semua oleh tim-tim mahasiswa dari Indonesia. Wow banget yak. Kamu kemudian membacakan nama-nama tim pemenang di kategori ini sambil mengintip dari web Shell. Berturut-turut juara 1-5 yaitu ITS Team 2 (ITS), Semar Urban UGM Indonesia (UGM), Garuda UNY Eco Team (UNY), Sadewa (UI), dan Bengawan Team 2 (Universitas Sebelas Maret). Di kategori Battery Electric Award tim dari Indonesia duduk di posisi 2, 3, 4, dan 6 untuk Urban Concept. Sedangkan di grup Prototype menggunakan sumber energi baterai elektrik, Indonesia menyabet juara ke-4 dan ke-5. Enggak salah kalau kamu bilang Indonesia memborong penghargaan tahun ini di Shell Eco-Marathon Asia 2018.

Kompetisinya dinilai-nilai gitu aja berarti ya kataku, nggak pakai digaspol kayak Moto GP gitu. Jangan salah katamu, di Shell Eco-Marathon itu ada dua kategori utama yaitu off track dan on track. Di kategori off track, penilaian dilakukan untuk memperebutkan enam award yaitu Communications Award, Vehicle Design Awards Prototype, Vehicle Design Awards Urban Concept, Technical Innovation Award, Safety Award, serta Perseverance & Spirit of the Event Award. 

Kepalaku mulai berkunang-kunang, aku tentu tak ingin tahu penjelasan masing-masing awards. Otakku sudah sesak hanya dengan sekelompok istilah asing itu. Jangan manyun gitu dong mukanya, katamu, kabar gembiranya Indonesia juga berhasil menang di kategori safety award yaitu tim Garuda UNY Eco Team dari Universitas Negeri Yogyakarta. Wah, mataku yang sipit ini mencoba membesar, berarti mobil buatan dalam negeri juga sudah terjamin keamanannya untuk manusia dan lingkungan serta diakui dunia.

Kalau kategori on track gimana, tanyaku semangat lagi. Di kategori on track ini yang seru, katamu. Karena ada balapan yang dinamakan driver world competition (DWP), hanya saja ini bukan balap biasa. Kayak nama grup artis zaman dulu ya, Bukan Bintang Biasa. Hehe. Kamu tertawa, mau tahu nggak apa yang membuat tidak biasa tanyamu. Ya mau lah, sudah sejauh ini aku mencari tahu, tengsin dong mau nyerah di tengah obrolan ala kuliah dua sks begini. Bukan balap biasa karena dalam DWP ini bukan hanya mencari yang tercepat, tapi juga menjaring mobil yang menggunakan bahan bakar paling hemat untuk mencapai jarak yang sama jelasmu. Mulutku membentuk huruf O untuk menunjukkan sekali lagi aku kagum dengan sistem perlombaan yang ada Shell Eco-Marathon Asia 2018 ini.

Tim Indonesia mengikuti DWP

Eh itu, yang prototype dikebut juga, tanyaku. Ya enggaklah, jawabmu. DWP hanya dikhususkan untuk tiga juara kategori Urban Concept saja, masing-masing dari tiga jenis sumber energi yang berbeda. Itu lho yang aku jelaskan sebelumnya, katamu sebelum aku membuka mulut untuk bertanya tiga sumber energi apa aja yang digunakan. Haha, ingatanku emang seujung kukunya kamu saja ternyata. Oh kataku, berarti di DWP hanya ada 9 peserta ya. Seratus, jawabmu. Aku sumringah, akhirnya otakku bisa diajak kerja sama.

Yang bikin bangga, lanjutmu, tiga besar DWP ini dari Indonesia. Beneran, tanyaku memastikan. Kamu mengangguk lalu menunjukkan foto-foto mobil pemenang dari smartphone-mu. Juara pertama dari Semar Urban UGM Indonesia (UGM), yang kedua dari ITS Team 2 (ITS), dan yang ketiga dari Garuda UNY Eco Team (UNY). Ketiganya akan mewakili regional Asia dalam pertandingan grand final di London bulan Juli nanti. Mereka akan bertanding dengan para pemenang lain dari DWP Shell Eco-Marathon Amerika dan DWP Shell Eco-Marathon Eropa. Wah aku speechless, yang begini ini seharusnya diviralkan ya, agar masyarakat Indonesia tahu prestasi anak Indonesia di kancah internasional. Kamu tersenyum melihatku yang mulai tertular semangat nasionalisme dalam bentuk yang tidak biasa.

Juara 1 DWP

Juara 2 DWP

Juara 3 DWP

Jadi, kamu sedang ngapain di sana? Aku masih di depan tv yang menyala tapi pikiranku kemana. Jangan pergi lama-lama, biar aku bisa dengar ocehan kamu lagi tentang hal-hal yang kamu sukai. Karena seberat apapun bahan obrolan kita, aku tidak akan keberatan selama itu denganmu.[]


Sumber foto :
https://www.shell.com
https://autonetmagz.com
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

32 komentar

  1. Asyiiikkk, penyampaiannya unik nih, Mbak. Jadi, lagi LDM sama si abang? Hihi. Sukses ya, Mbak.

    BalasHapus
  2. Bangga banget sama tim Indonesia yang berhasil menyabet semua podium DWC

    BalasHapus
  3. Mantap bener Sheel Eco marathon ini!

    BalasHapus
  4. wah keren ya tim Indonesia bisa mewakili asia buat acara shell nantinya

    BalasHapus
  5. Wah, keren banget ya mahasiswa Indonesia berhasil menyabet gelar juara di kompetisi internasional kayak gini. Makin bangga sama anak-anak muda Indonesia.

    BalasHapus
  6. Wah, aku bangga sama indonesia. Tyt banyak masuk jg ya. Kereeen.. Aku baru tau loh kompetisi beginian pas baca ini. Btw, gaya bahasanya lucu juga, lagi LDRan ya? Keren nih bs dokumentasi percakapannya segini detail. :)

    BalasHapus
  7. Waaaa mba rindang aya salah fokus sama tulisan akhir nya ��, setuju banget, Btw keren yaaa jadi pengen punya 1 deh ��

    BalasHapus
  8. Aku jadi penasaran sama Shell, apalagi Indonesia katanya jadi jawara. Anyway, sukses ya Mba Rindang :D

    BalasHapus
  9. Asli pembahasan begini berat bagi aku, bukan jalur aku banget. hihi jadi bingung mau komentarin yg kayak gimana. wkwkwk

    BalasHapus
  10. wah makasih sharingnya, lengkap

    BalasHapus
  11. wakakakakakkakakakkkaakakkakaa. hilang fokus sama mobilnya. kok mobilnya lucu gitu sik. hahahahahaha. masih ngakak akutu

    BalasHapus
  12. Wkwkwk, menarik banget penyampaiannya. Aku serasa baca cerpen gitu lol. Walaupun begitu, aku juga mendapatkn banyak informasi. Lengkap-kap-kap hehehe

    BalasHapus
  13. Hidup Indoensia,s enang lihat Indonesia jawara di sini

    BalasHapus
  14. Kok aku jadi senang sekali ya dengan cara bahasa tulisan ini. Seolah-olah kayak menyampaikan cerita dari orang yang menceritakan. Seolah-olah, ada rasa jatuh cinta seperti itu, tapi yang aku tanyakan nih, emang ada ya sesi LDR atau sesi pacaran bahasnya malah lomba maraton Shell? Sangat ilmiah sekali sesinya. Hehehe.

    BalasHapus
  15. tiga tiganya kereen... yang pertama Shell karena udah ngadain lomba yang keren ini, Mahasiswa Indonesia yang ikut juga kereen...apalagi yang juara, saluuut. Yang ketiga, mbak Rindang juga keren...penyampaiannya unik...

    BalasHapus
  16. Tim Indonesia keren ya, mengharumkan nama bangsa, tulisannya pun keren lengkap

    BalasHapus
  17. Keren tulisannya lengkap, bangga dengan tim Indonesia yang sudah mengharumkan nama bangsa

    BalasHapus
  18. Gila emang ya anak2 Indonesia keren2. Mudah2an ada wadah untuk kreativitas mereka kedepan jadi ga dibajak negara asing terus.

    BalasHapus
  19. Salut dan bangga buat anak2 Indonesia yg udah menjuarai Sell Eco. Seneng juga karena ada perusahaan yg peduli penghematan energi dan juga bikin desain mobil yg aman

    BalasHapus
  20. Memang biasanya kaun adam yang ngerti betul soal urusan otomotif. Untung abang ngasih penjelasan yang detil tentang Shell Eco Marathon ya...jadi bisa ikut bangga dengan prestasi anak bangsa.

    BalasHapus
  21. Keren ya Shell Marathon ini. Indonesia juga membanggakan karena bisa menang di banyak kategori. Aku baru ngeh kalau desain mobil juga dinilai, nggak cuma kehematan bahan bakarnya aja

    BalasHapus
  22. Ini event yang harus terus ada dan semakin digencarkan. Biar para inovator2 yg di daerah juga bisa dengar lalu ikut kontribusi.

    BalasHapus
  23. Saya juga kagum dan bangga sama adek2 mahasiswa yang ikut bertanding di ajang ini. Salut juga sama Shell yang sudah banyak mendukung anak2 muda menciptakan teknologi yg unik dan luar biasa, yang kemungkinan besar berguna bagi masa depan anak cucu kita TFS

    BalasHapus
  24. Kenapa aku berasa membaca cerpen yaa...
    Asik banget Rindang.

    Dan salut buat tim dari Indonesia.
    Aku dukung inovasi anak-anak berbakat Indonesia.

    Semoga sukses di kejuaraan berikutnya.

    BalasHapus
  25. wuahhh bangga banget ada sebelas tim mahasiswa dari Indonesia yang menjuarai berbagai kategori. Semangat anak muda Indonesia, teruslah gapai prestasimu

    BalasHapus
  26. Aku juga masih belum begitu paham tentang energi dan Shell Eco-Marathon itu. Tapi kalau yang ngasih pengertian yang tersayang, mungkin bisa lebih paham kali yaa. Hihihi.
    Btw pasti bangga lah ya sama prestasi anak-anak negeri kita. Semoga semakin sukses turut membangun negeri yaa :)

    BalasHapus
  27. ya ampun itu mobil juara 1 DWP nya kok ya imut-imut banget desainnya.. keren yah.. asiknya kalo bisa nonton langsung

    BalasHapus
  28. Wooh suka sama Shell dan kompetisi ini, mereka berarti perusahaan minyak yang mendukung hemat energi! Dan keren2 lah mahasiswanya, udah kepikiran buat prorotipe mobil :)

    BalasHapus
  29. Hihihi asyik banget alasannya
    Informatif meski sedikit gimana gitu tentang si kamukamu

    BalasHapus
  30. Hihihi asyik banget alasannya
    Informatif meski sedikit gimana gitu tentang si kamukamu

    BalasHapus
  31. tulisannya personal banget, jadi enak dibacanya gitu

    BalasHapus

Posting Komentar