Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Mewujudkan Financial Freedom dengan Fortune Indonesia, Media Ekonomi dan Bisnis Terpercaya

13 komentar
Siapa yang punya impian merdeka secara finansial di usia muda? Aku salah satunya. Mempersiapkan kondisi financial freedom menurutku agak mirip dengan mempersiapkan dana pensiun, perbedaannya hanya masalah waktu. Dana pensiun biasanya dipersiapkan untuk usia pensiun. Sedangkan financial freedom biasanya dipersiapkan untuk usia yang lebih muda.


Aku sendiri menargetkan diriku untuk merdeka secara finansial saat usia 35 tahun. Lima tahun lebih sedikit dari sekarang. Bisa? Insyaallah. Oleh sebab itu sejak dulu aku sudah merancang segala sesuatunya agar bisa mencapai tujuan ini.


Memangnya kenapa sih aku pengen merdeka secara finansial secepatnya? Toh nanti kalau sudah pensiun, aku juga sudah punya jaminan dana pensiun. Satu, aku ingin melakukan hal-hal yang aku ingin lakukan tanpa terikat kontrak pekerjaan dan sejenisnya. 

Aku ingin melakukan sesuatu hanya karena aku ingin, tanpa pertimbangan finansial.


Kedua, aku ingin bantu orang lebih banyak. Dengan memerdekakan diri sendiri dari belitan masalah finansial, aku harap aku dapat bermanfaat lebih banyak pada sesama. Biasanya, orang yang sudah ‘terpenuhi’ (fullfilled) akan lebih mudah ‘memenuhi’ kebutuhan orang lain.


Ketiga, merdeka secara finansial bukan berarti aku tidak akan bekerja sama sekali  atau tidak produktif atau tidak menghasilkan lagi. Itu biasanya terjadi pada orang-orang yang berada di usia pensiun. Seumur hidup, aku ingin tetap berkarya. Bedanya, ketika financial freedom sudah tercapai aku tidak perlu mengkhawatirkan kebutuhan pokok yang boleh jadi akan menghambat semua proses kreatif. Catat, rasa tenang dan nyaman seperti itu untuk orang well prepared sepertiku akan bagus efeknya buat kesehatan mental.


Cara Mewujudkan Financial Freedom

See, ada banyak alasan yang membuatku memiliki goal financial freedom. Bagaimana dengan usahaku untuk mencapainya? Check this out.


1. Mengetahui Kondisi Finansial Sekarang

Well yeah ini penting banget, seperti kita harus mengenal diri sendiri terlebih dahulu sebelum kita mengubah diri menjadi lebih baik. Kita akan sulit untuk menentukan arah yang akan kita tuju kalau kita sendiri tidak tahu kita berada di mana. Dalam kasus ini, yang perlu kita ketahui adalah berapa jumlah pemasukan perbulan, berapa jumlah pengeluaran pokok rata-rata perbulan, di pengeluaran jenis apa yang kita rentan boros, apakah kita punya utang, dan sebagainya.


2. Tidak Berutang Konsumtif

Enggak lucu dong kalau punya mimpi financial freedom tapi punya utang konsumtif yang harus dicicil tiap bulan. Prinsip financial freedom adalah kita punya pemasukan per bulan yang dapat memenuhi kebutuhan pokok tanpa harus bekerja. Kalau masih punya utang konsumtif (alias tidak menghasilkan), jalan menuju financial freedom menjadi lebih panjang. Oleh karena itu aku menghindari utang jenis ini. Kalau kamu punya, berarti langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah melunasinya. Semakin cepat semakin baik agar dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.


3. Tentukan Target Waktu

Misal seperti yang sudah aku bilang di atas, target waktuku mencapai financial freedom adalah di usia 35 tahun. Dengan mengetahui target waktu ini kita bisa jadi tahu berupa uang yang harus kita hasilkan dan saving selama rentang waktu tersebut. Uang ini bisa disebut sebagai ‘uang dingin’ alias uang yang nggak boleh digunakan secara konsumtif. Rincian perhitungan ini (termasuk bunga, capital gain, dan inflasi) mungkin bisa aku bagikan lain kali, bahasannya panjang soalnya.



4. Tambah Pemasukan

Aku tidak menyarankan untuk mengurangi pengeluaran selama gaya hidup kita selama ini masih dalam tahap normal. Karena menurutku, terlalu hemat sampai menyiksa diri juga nggak bagus. Self reward itu perlu, biar hidup seimbang. Sebagaimana fungsi utama uang, sebagai alat tukar, gunakanlah ia dengan bijak. Tukarkan ia dengan sesuatu yang bermanfaat dan membahagiakan.


Secara umum cara menambah pemasukan aktif ada 2 jenis, yaitu kerja untuk orang (jadi karyawan atau freelancer) dan mempekerjakan orang (berbisnis). Dua jenis cara untuk menghasilkan uang ini jauh lebih mudah peluangnya di era digital sekarang. Asal kamu mau terus belajar dan meningkatkan skill, dijamin ada banyak pihak atau brand yang membutuhkan jasamu.


Bahkan kamu yang karyawan pun kalau memang sanggup jor-joran kerja bisa sambil nge-freelance dan buka bisnis sekaligus. Online shop, itu salah satu contoh kecil bisnis yang eksis di dunia digital. Di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Menambah penghasilan ini adalah salah satu cara untuk mengumpulkan uang agar target ‘uang dingin’ kita di tahun yang diinginkan tercapai.


5. Bangun Passive Income dan Investasi

Cara lain untuk menambah target ‘uang dingin’ kita adalah dengan membangun passive income alias pemasukan yang tetap bisa menghasilkan walaupun nggak kerja. Contoh mudah passive income adalah properti yang disewakan.


Kalau kita punya modal sebelumnya, ini cara nambah penghasilan yang bagus selain kerja aktif. Kita juga harus menginvestasikan uang kita di produk-produk investasi yang sesuai profil risiko kita. Pembahasan tentang ini juga lumayan panjang, jadi skip dulu. Semoga bisa di next postingan.


Nah, kedua cara ini (passive income dan investasi) juga bisa dijadikan sebagai media untuk menempatkan uang dingin kita nanti jika sudah terkumpul. Tinggal dihitung aja sesuai besaran yang kita perlukan setiap bulan di masa financial freedom. 


Misal kita punya pengeluaran pokok satu bulan 6 juta rupiah, maka kita harus mencari dan menempatkan uang dingin kita di produk passive income dan investasi yang menghasilkan total sekitar 6 juta rupiah per bulan. Secara kasar, gambarannya begitu.


Mewujudkan Financial Freedom dengan Fortune Indonesia

Dari mana sih aku tahu info dan ilmu-ilmu finansial begini, padahal aku bukan anak ekonomi? Di era digital seperti sekarang ini akses untuk belajar hal apapun terbuka sangat lebar. Disclaimer sebelumnya, jika kamu yang baca di sini kebetulan anak ekonomi atau sejenisnya dan menemukan istilah atau definisi yang kurang tepat konteksnya dalam postingan ini feel free untuk ngasih masukan. Aku suka belajar dan berdiskusi dengan yang lebih ahli.


Aku juga suka menambah ilmu dan wawasan di bidang finansial dan bisnis lewat Fortune Indonesia. Nggak semua lini bisnis atau keuangan aku suka sih, tapi seenggaknya yang relate dan applicable di kehidupan orang awam sepertiku aku suka. 


Kenapa aku suka baca website Fortune Indonesia, karena Fortune kan memang terbaik di ranah media ekonomi dan bisnis. Di mancanegara, usianya sendiri sudah sekitar 92 tahun. Wow! Di era digital seperti ini, Fortune selain menerbitkan majalah cetak juga bertransformasi dalam bentuk website yang sering kubaca itu. Kabar baiknya karena Fortune sudah masuk Indonesia sekarang, nggak perlu translate bahasa buat baca websitenya dan yang penting update bisnis dari dalam negeri jadi lebih banyak porsinya.


Bahkan baru-baru ini aku membaca berita tentang pebisnis tersohor dari provinsiku di Fortune. Kalau beliau sampai masuk Fortune, keren banget dong berarti. Berita-berita seperti ini biasanya dapat membuatku terinspirasi untuk dapat berkarya lebih dan menjadikannya sebuah bisnis. Ujung-ujungnya ya agar goal financial freedom-ku tercapai.



Enggak tahu kenapa di otakku ada bibit entrepreneur seperti ini, padahal kalau dari luar mungkin aku lebih cocok terlihat sebagai orang kantoran. Sahabatku, yang sejak dulu kenal denganku pernah bertanya bagaimana perasaanku ngantor padahal jiwaku lebih menyukai tantangan di bisnis. Untuk keamanan finansial, begitu jawabku. Dia tergelak.


Tapi sekarang aku memang sudah mulai merintis ke arah sana. Doakan aku bisa resign cepat karena sudah stabil berbisnis atau financial freedom tercapai. Salah satu contoh artikel lain di Fortune Indonesia yang membuatku lebih bersemangat masuk ke dalam bisnis digital berjudul 7 Ide Bisnis Digital yang Bisa Dijalankan Milenial. Artikel inspiratif kayak gini bikin brainstorm dan bisa banget diterapin buat mewujudkan financial freedom yang aku impikan.



Apakah kamu merasa impian mencapai financial freedom terasa sangat tinggi dan mustahil untuk dicapai? Apalagi jika melihat cara-cara yang sudah kujabarkan di atas, mungkin terasa sangat susah. Menurutku, dengan keep update dan meng-influence diri kita sendiri dengan info dan berita yang positif mengenai finansial akan membuat pikiran kita terbuka dan percaya bahwa impian itu sangat bisa tercapai. Jika kita percaya, maka segalanya akan lebih mudah. Semesta juga akan membantu kita mendekat pada mimpi tersebut. Sebaliknya jika kita pesimis duluan, sangat mungkin kemustahilan itulah yang akan terjadi.


Salah satu kategori artikel yang aku suka baca di Fortune Indonesia adalah Luxury. Tahu dong kenapa? Karena aku dapat membayangkan diriku bisa menikmati segala kemewahan dan kesempatan menyenangkan yang diulas pada artikel tersebut saat aku sudah mencapai financial freedom nantinya. Sebagai contoh, artikel dengan judul Mengarungi Laut dengan Mewah, Sila Berlayarlah! membuatku mengkhayal bisa menikmati fasilitas tersebut juga. How fun life!


Di Fortune, aku tidak ragu dengan isi berita yang mereka sajikan karena jaminan akurasinya atas setiap informasi. Nama besar Fortune menjadi taruhan kualitasnya. Track record dan visi besarnya yang positif membuatku lebih memilih membacanya daripada membaca sumber berita yang kadang hanya klickbait dan tidak dikupas secara mendalam.


Untuk sementara, aku mengonsumsi Fortune dari websitenya. Namun, suatu saat aku juga berencana untuk membeli majalahnya versi cetak. Untuk ukuran orang yang memimpikan financial freedom di usia muda, punya majalah Fortune Indonesia rasanya nggak aneh. Biar di deretan novel dan buku pengembangan diri dalam rak bukuku juga terselip dengan gagah sebuah majalah bisnis yang telah menginspirasi banyak orang untuk maju sejak dulu.


Kalau kamu mau langganan juga majalah Fortune Indonesia, caranya gampang kok. Bahkan bisa dibeli via marketplace juga. Nih aku kasih linknya bit.ly/fortuneidn


Ya ampun, nggak kerasa panjang banget ya curhatanku tentang impian financial freedom. Semoga ada hal baik yang bisa aku bagikan di sini untuk para pembaca. Kalau kamu juga punya cerita tentang financial freedom, silakan tulis di kolom komentar ya. Sampai jumpa di postingan berikutnya. []

Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

13 komentar

  1. Saya juga pengin merdeka finansial, jalan yang saya tempuh lewat Youtube sih. Pengin bisa kayak RANS atau Atta yang sukses, bisa bahagiakan keluarga dan bantu sesama, aamiin YRA.

    BalasHapus
  2. Menambah pos-pos pemasukan ini menurutku penting banget ya, Mbak. Ibaratnya jangan menaruh telur dalam satu keranjang. Saat pandemi ini saya mengalami sekali, saat usaha souvenir terjun bebas, masih bisa diselamatkan kebutuhannya dengan usaha ekspedisi/jasa kurir. Tapi memang, saat baru memulai, tidak bisa dipungkiri harus fokus pada satu bidang dulu, saat bisa setidaknya didelegasikan, baru menambah lini usaha baru. Kalau seperti pekerja nine to five mungkin bisa dengan ikut jadi reseller/affiliate :)

    BalasHapus
  3. Memang penting banget diperhitungkan untuk masa depan. APalagi dimasa pandemi ini semua harus dihitung dengan baik. Mencari passive income dengan investasi adalah salah satunya

    BalasHapus
  4. Bismillah aamiin semoga suatu saat bisa juga bebas fnansial. Saat ini planning nya sih menabung dan investasi aja terus

    BalasHapus
  5. Financial freedom pastilah harapan semua orang.cuman tiap org kayaknya punya waktunya masing2 untuk mencapai ke arah itu
    yang jelas harus terus berusaha.Benar bgt,utang tidak bagus yang konsumtif dan jangan lupakan investasi ❤️

    BalasHapus
  6. Menarik mbak. Aku juga ingin mencapai financial freedom bersama keluarga artinya ada 3 anak juga yang perlu dipikirkan masa depan nya. Tapi aku jadi punya gambaran. Misal kebutuhan bulanan keluarga ku sekian juta, berarti kudu ada pasive income minimal segitu juga. Baca majalah fortune ah biar makin melek financial

    BalasHapus
  7. Banyak wawasan yang dibagikan ya mba. Jadi hepi nih dan pengen baca semuanya dan dipraktikkan

    BalasHapus
  8. Ahaha aku pun pengen melakukan sesuatu tanpa pertimbangan finansial,huhu kapan yaaa
    Majalah Fortune ini kyknya langganan pebisnis kalau gak kantor2 gtu kali ya, dulu atasanku kyknya jg langganan
    Wah mantul mbak udah ada rencana jd pengusaha, semoga dimudahkan ya :D

    BalasHapus
  9. Apa ya mba, kalau financial freedom saya punya simpanan, dan kebutuhan hidup tercukupi dengan baik. Yang paling penting bebas dari hutang apalagi tagihan. Hehehe

    BalasHapus
  10. wah keren nih rindang sudah mulai merintis upaya biar bisa financial freedom. aku barusan mampir ke website fortune ini dan wow isinya tentang keuangan semua ya. hihi

    BalasHapus
  11. Tidak berutang itu salah satu financial freedom impianku mbak, bagus banget ini edukasinya

    BalasHapus
  12. Fortune adalah media yang sangat bagus, mungkin terbaik, untuk bahasan tentang finansial. Bagus juga kalau belajar dari majalah ini karena bersumber dari para ahlinya.

    BalasHapus
  13. Punya financial freedom itu harus dipersiapakan dari awal ya, kek goals yang akan dicapai. Aku juga ingin di angka 35 sudah memiliki financial yang oke.

    Point pointnya menarik juga, yang paling aku suka, jangan sampai ngutang dulu deh, pusying mikirinnya. Hehe

    BalasHapus

Posting Komentar