Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Itinerary 4 Hari 3 Malam Surabaya-Malang (II)

Posting Komentar
Hari ke-3, Senin 16 April 2018
Hari itu setelah bangun kami langsung siap-siap masak dengan bahan yang sudah dibeli malam sebelumnya. Hal ini kami lakukan berdasarkan pengalaman kemarin yang sarapannya telat, tidak cocok untuk perut kami yang terbiasa sarapan cepat. Selesai siap-siap dan sarapan, kami langsung berangkat sekaligus checkout dari penginapan.

Destinasi kami pertama hari itu adalah perkebunan apel. Maklum, di Kalimantan kan nggak ada kebun apel. Tak heran kalau lokasi perkebunan dan aktivitas memetik buah apel di Kota Batu sering dikunjungi wisatawan seperti kami hari itu. Aku sendiri sebenarnya tidak terlalu antusias. Aku lebih suka langsung beli apel dan memakannya. Ya ya, sebut aku pemalas.

Wisata Petik Apel


Minibus yang kami tumpangi tidak langsung mengantarkan kami ke kebun apelnya. Kami diturunkan di semacam stasiun milik pengelola kebun untuk diangkut kembali menggunakan mikrolet ke perkebunannya. Entah untuk alasan apa, tapi sepertinya karena jalanan yang menanjak ke sana lebih mudah dilewati oleh mikrolet daripada minibus. Mungkin.

Ya, kebun apel yang kami kunjungi memang berada di ketinggian. Di perjalanan menuju kebun apel sangat terasa mikrolet yang kami tumpangi berjuang untuk menanjaki jalan sempit yang cukup curam. Sampai di lokasi, ternyata bukan hanya kami yang datang ke sana. Ada beberapa rombongan lain juga.

Sebelum masuk area perkebunan kami di-briefing dulu bagaimana cara memetik apel yang benar dan menandai apel yang sudah layak petik. Waktu kami mulai masuk ke dalam perkebunan, aku melihat buah apelnya banyak yang berukuran agak kecil dan berwarna hijau. Meski kata pengelola, rata-rata semua apel yang ada di sana sudah cukup umur untuk dipetik. Tetap saja, aku tentu ingin memetik apel yang sudah enak dimakan. 

Jadi, aku dan suami cukup lama memilih-milih apel yang kami suka. Cukup seru juga. Setelah dapat yang diinginkan, kami langsung memakannya dan gratis. Yang dibayar hanya yang dibawa pulang. Oya, sebelumnya kami memang diberi plastik untuk memasukkan apel-apel tersebut agar mudah ditimbang saat di kasir nanti. 

Sekitar jam 10 WIB kami mengakhiri petualangan di kebun apel. Minibus membawa kami ke Taman Selecta. Taman ini adalah taman wisata untuk keluarga yang areanya jauh lebih kecil daripada Jatim Park. Pemandangan alam di Selecta sangat indah, ditambah lagi udara dingin khas pegunungan yang menyergap tubuhku. Sejuk sekali.

Selecta

Apa saja yang kami lakukan di Selecta? Kami menyusuri jalan setapak dari pintu masuk, naik ke atas bukit. Terus berjalan sambil menikmati hamparan kebun bunga di bagian bawah dan keseruan water park yang banyak digunakan anak-anak. Tiba di sebuah wahana yaitu Sky Bike, kami mendaftar untuk naik. Sambil menunggu antrian, kami makan bakso terlebih dahulu.

Saatnya naik Sky Bike. Seru. Kita sepedaan di atas rel yang berada di ketinggian sekitar 10 meter. Dari atas sini, kami dapat melihat keindahan kebun bunga yang memang banyak menghiasi wilayah Selecta. Hujan datang setelah kami menyelesaikan gowes di udara. Beruntunglah, kita jadi nggak kehujanan. Karena sepeda ini sama aja kayak yang di darat, tanpa atap.

Sambil menunggu hujan reda, kami berteduh dulu. Niatnya sih mau naik Family Coaster. Eh sampai hujan berhenti, wahananya nggak buka-buka. Kesel aku tu. Hehe.

Karena waktu zuhur sudah tiba, kami pun menuju mushala untuk salat. Waktu wudu, sumpah airnya dingin banget. Kayak es gitu. Selesai salat, aku sebenarnya pengen masuk ke ruangan 3D gitu tapi Mas Suami ogah. Ya sudah, kami jalan menuju pasar rakyat Selecta saja.

Di pasar ini barang jualan yang mendominasi adalah bibit tanaman berupa bunga atau pohon buah. Pengen beli beberapa sih sebenarnya, tapi ingat bakal ribet urusan karantina di penerbangan nanti. Akhirnya kami mampir di toko souvenir saja.

Bertolak dari Selecta, kami menuju Rumah Makan Wareg untuk makan siang. rumah makannya kece dan makanannya enak. Selesai makan, kami mampir di Toko oleh-oleh Brawijaya. Lengkap sekali di sini barang untuk oleh-olehnya. Teman-teman serombongan pada ngeborong semua. 

Jam 5 sore, kami tiba di Museum Angkut, destinasi kami selanjutnya hari itu. Subhanallah, Museum Angkut keren sekali. Jalan berputar-putar seharian pun rasanya takkan puas. Sebanding sih sama harga tiket yang dikeluarkan menurutku. Jam 8 malam kami keluar dari Museum Angkut, lalu mampir di sebuah resto untuk makan malam.

Di Museum Angkut

Dari sana, driver membawa kami langsung menuju Surabaya. Sekitar jam 12 malam, kami baru tiba di Surabaya dan langsung check ini di penginapan yang sudah di-booking sebelumnya.

Hari ke-4, Selasa 17 April 2018
Dengan mata yang masih mengantuk, setelah salat Subuh pagi itu kami langsung bersiap-siap untuk jalan lagi. Tapi sebelumnya kami sarapan dulu di warung dekat penginapan. Destinasi kami pertama hari itu adalah mall ITC Surabaya yang memang sangat dekat dengan penginapan.

Surabaya

Karena mallnya belum buka, aku dan suami jalan-jalan dulu ke Pasar Atom yang tepat berada di seberang ITC. Ternyata juga masih banyak belum yang buka. Kami jalan-jalan sebentar, balik ke depan ITC eh masih juga belum buka. Akhirnya kami memutuskan untuk nge-Grab ke tugu Suroboyo. Berdua saja. 

Habis foto-foto di tugu ikon Kota Surabaya itu, kami langsung balik lagi. Kali ini nggak naik taksi online, tapi angkot. Anggap aja penduduk lokal. Dan kami langsung tahu apa perbedaan taksi pribadi dengan angkutan umum. Oya, jalan pulang kami berbeda dengan jalan kami menuju tugu tadi. Hitung-hitung menambah investasi ke mataku tentang Kota Surabaya.

Di ITC kami keliling sebentar, tidak banyak barang yang ingin kubeli. Kurang lebih sama saja dengan mall pada umumnya, hanya koleksi batiknya lebih banyak. Dari ITC, kami yang sudah checkout langsung berangkat ke bandara. Tapi sebelumnya mampir dulu di Masjid Agung Surabaya untuk salat dan makan di area kuliner seberangnya. 

Tiba di Bandara, kami langsung check in dan tidak terlalu lama menunggu untuk masuk pesawat dan balik ke Banjarbaru. Sampai jumpa lagi, Surabaya.[]
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar