Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Amelia si Anak yang Kuat

Posting Komentar
Judul : Amelia
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika
Tahun terbit : 2013

Masih ingat dengan 4 kakak beradik penghuni desa di sebuah lembah di Sumatera? Ya, mereka adalah Eliana, Pukat, Burlian, dan Amelia. Mereka hidup dengan cerita mereka masing-masing. Kali ini aku membaca buku terakhir dari serial Anak-anak Mamak ini, kebetulan pula Amelia adalah anak bungsu dari 4 bersaudara tersebut.


Setelah aku membaca keseluruhan cerita, aku menyimpulkan bahwa Amelia ini bukan hanya anak yang kuat seperti yang selalu disebut bapaknya. Tetapi ia juga sekaligus memiliki sifat-sifat terbaik dari kakak-kakaknya. Amelia adalah anak yang pemberani seperti Eliana, si sulung. Ini terlihat ketika ia memberikan pendapat pada saat rapat kampung. Yang hadir di sana semuanya laki-laki dewasa, bukankah tindakan yang berani jika ia ikut melemparkan pendapat tanpa disuruh sebelumnya? Ia juga tidak takut pada Chuck Noris, anak laki-laki ternakal di kelasnya.

Amelia juga cerdas seperti Pukat, kakak laki-lakinya yang pertama. Amel -begitu ia biasa dipanggil, tidak bermasalah dengan pelajaran di kelas. Ia bahkan sering ditunjuk Pak Bin menjadi "guru" di kelasnya ketika Pak Bin harus ke kelas lain. Ia juga senang membantu Chuck Noris dalam pelajaran karena diminta Pak Bin. Amelia juga tak kalah spesial dari Burlian. Bagaimana segala pemikiran yang luar biasa ada di kepala anak sekecil Amel? Lihat saja pada proyek pembibitan bibit kopi, betapa Amel seperti seorang kepala desa yang mampu menggerakkan sebagian besar warga kampung.

Anak-anak Pak Syahdan dan Mamak Nur memang luar biasa semuanya. Semoga ini tidak hanya ada dalam cerita fiksi. Setengah saja dari total anak-anak Indonesia punya pemahaman sebaik mereka, negara ini pasti akan jadi lebih baik. Setidaknya generasi tersebut ketika gilirannya memimpin akan malu melakukan kecurangan dan berempati pada rakyat kecil. Two thumbs up deh untuk Tere Liye atas kepiawaiannya mengolah cerita anak-anak mamak ini. Buku ini mampu menghibur dan memberikan pelajaran hidup sekaligus.

Hanya satu kekurangan novel ini menurutku. Kekurangannya ada pada kelebihan Amelia dalam cara berpikir dan berbicara (terutama ketika ia menasihati Chuck Noris di depan ayahnya) yang kurang sepadan dengan psikologis usianya yang notabene masih kanak-kanak.
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar