Aku barusan selesai nonton videonya
Gita Savitri Devi yang berjudul How I Study. Aku tertarik dengan perubahan cara
belajarnya dari SMA, persiapan kuliah, hingga saat kuliah. Di SMA dia termasuk
anak yang malas belajar, lebih tepatnya tidak tahu cara belajar yang tepat.
Tapi ketika sudah berada di Jerman dan mengikuti program persiapan kuliah, dia
berpikir harus merubah cara belajarnya. Karena ya kalau gagal risikonya besar
dan yang jelas menghabiskan biaya yang tidak sedikit.
Selain itu, aku menemukan beberapa
kesamaan metode belajar Gita denganku saat di sekolah dulu. Waktu di SMA aku
juga merasa agak bodoh. Mungkin karena di sekolah aku dikelilingi oleh
teman-teman yang pintar. SMA-ku memang sekolah unggulan tempat berkumpulnya siswa-siswa
terbaik dari seluruh kabupaten.
Sedangkan pada waktu SMP aku tidak
menemukan banyak kesulitan dalam belajar. Mungkin karena standar akademik di
SMP kecamatanku juga tidak terlalu tinggi atau karena mata pelajarannya yang masih
sedikit dan yang jelas tingkat kesulitannya masih rendah. Hanya saja saat aku
mengikuti olimpiade Biologi mewakili sekolah aku merasa sedikit keteteran.
Aku kebingungan mau belajar mulai
mana. Olimpiade kan bahasannya universal dan terkadang sifatnya aplikatif. Dan
sudah jadi rahasia umum jika olimpiade tingkat SMP, materinya pasti setara SMA.
Begitu juga jika olimpiade tingkat SMA, pasti soal-soal yang keluar
kesulitannya menyerupai materi kuliah.
Aku baru tahu metode belajar yang
cocok bagiku itu saat SMA. Itu pun setelah melewati berbagai proses yang
membuatku sempat berpikir bahwa aku cukup bodoh berada di lingkungan jenius
ini. Awalnya di SMA aku clue less
bagaimana cara terbaik belajar dengan hasil yang memuaskan (baca: nilai ulangan
yang tinggi).
Satu-satunya cara terbaik yang kutahu
pelajaran paling mudah masuk ke otakku itu saat cara mengajar gurunya yang
menyenangkan. Sedangkan guru yang menyenangkan versiku itu tidak banyak. Dan jelas
ini sangat tergantung banget dengan faktor luar yang sebenarnya bukan aku
banget.
Jika teman-teman yang lain dulu bisa
dengan mudah ikut bimbingan belajar di rumah para guru (well yeah dulu lembaga bimbel belum ada seperti
sekarang di kota kecilku), aku tidak bisa seperti mereka karena kendala rumah
yang jauh. Membutuhkan waktu satu jam perjalanan untuk bolak-balik
sekolah-rumah-sekolah.
Jika pulang jam 2 lalu bimbel jam 4,
aku hanya punya waktu satu jam di rumah untuk balik lagi, wah itu capek banget
sih. Karena aku pernah mencoba melakukannya, jadi aku tahu betapa teparnya. Hehe.
Aku sempat ikut bimbel untuk pelajaran matematika, kimia, dan fisika. Hanya masuk
beberapa kali, setelah itu menyerah karena capek.
Jadi aku lebih memilih belajar
sendirian di rumah saja. Dan ya seperti Gita, aku tipe pembelajar introvert yang kalau materi itu lebih
mudah nyantol kalau aku belajar khusyuk sendirian. Dengan belajar sendirian
lewat catatan saat belajar di kelas dan buku paket yang tebal-tebalnya itu
subhanallah, akhirnya aku mengetahui cara belajar yang tepat untukku.
Metode belajar yang paling cocok
untukku adalah dengan memahami konsep keseluruhan terlebih dahulu baru menghapalkan.
Dengan memahami konsep terlebih dahulu, proses mengingat materi pelajaran
menurutku jadi lebih mudah. Karena buku dan fasilitas belajar kreatif dulu itu
masih terbatas, aku membuat sendiri konsep-konsep pelajaran dengan menyalin
poin-poin penting di sebuah buku kecil agar bisa kubawa ke mana-mana.
Tidak hanya itu, seperti Gita yang
menyalin ringkasan pelajaran di kartu-kartu kecil, aku juga melakukannya.
Bedanya aku tidak pakai kartu khusus. Hanya kertas buku tulis yang kulipat
kecil-kecil dan kalau dibuka panjangnya seperti ular naga. Nah, kertas-kertas
kecil ini biasanya selalu kubawa kemana aku pergi biar bisa kubaca ketika
senggang.
Selain itu, kamarku penuh dengan
tempelan ringkasan-ringkasan materi atau rumus. Tujuannya supaya aku terbiasa
dengan rumus dan ringkasan tersebut dan lama-lama jadi hapal di luar kepala. Kebiasaan
itu berlanjut hingga aku kuliah.
Baru-baru ini aku melihat vlog Gita
syuting untuk Ruangguru. Aku kepo dong, ternyata dia adalah salah satu dari brand ambassador Ruangguru yang diberi
nama Ruangguru Squad bersama beberapa influencer
lain yang concern dengan pendidikan.
Ruangguru sendiri adalah bimbel online terbesar dan terpercaya di Indonesia
dengan jutaan pengguna dari Sabang
sampai Merauke. Ruangguru menyediakan semua mata pelajaran dengan semua kurikulum untuk semua jenjang dari kelas 1 SD-12 SMA. Ketika
pengguna berlangganan pada satu jenjang, maka pengguna dapat membuka semua kelas di jenjang tersebut.
Seandainya saat SMP itu Ruangguru
sudah ada, aku pasti akan menggunakannya sebagai persiapan sebelum olimpiade. Materi
biologi yang luas banget itu mungkin bisa lebih mudah kupahami dengan bantuan
infografis yang ada di Ruangguru. Ya, aku tak perlu lagi menulis konsep
sendiri, di Ruangguru konsep-konsep umum pelajar tersaji dalam bentuk
infografis yang menarik.
Infografis di Ruangguru |
Seandainya Ruangguru sudah ada saat
aku sekolah dulu, aku pasti akan lebih mudah dalam menghadapi ujian. Soal-soal UN, UTBK, SBMPTN tahun sebelumnya untuk
latihan bisa kudapatkan di Ruangguru. Sebelum tryout di sekolah, aku sudah bisa mengasah
kemampuanku sendiri di rumah baik lewat smartphone
atau pun PC/laptop melalui fitur tryout.
Seandainya saat aku sekolah itu sudah
ada Ruangguru, aku tidak perlu ikut bimbel puluhan kilometer. Aku hanya perlu
berlangganan aplikasi Ruangguru dan menikmati berbagai fiturnya yang menarik,
terutama video penjelasan materinya yang sangat mudah dipahami. Semangat belajarku
pasti jadi lebih besar dan yang terpenting aku tidak akan merasa menjadi anak bodoh
di sekolah unggulan.
Syukurlah sekarang sudah ada Ruangguru.
Pemanfaatan teknologi untuk kemudahan akses pendidikan berkualitas bagi
semua anak di Indonesia dapat dicapai dengan Ruangguru. Tidak ada alasan lagi
untuk tidak berprestasi karena kemudahan yang diberikan Ruangguru harus
dimanfaatkan sebaik-baiknya.[]
Dengan Ruang Guru, belajar di manapun bisa asalkan niat untuk bisa belajar ya mbak.
BalasHapusApalagi nggak capek2 sampe les beberapa kilo meter hehehhe
btw aku belum liat itu videonya dari Gita Savitri mbak, boleh ahh melipir
Kalau aku pas SMA prestasi belajarku menurun juga. Entah kenapa aku lebih suka di kegiatan ekskul seperti kelompok karya ilmiah, ikut MTQ, dll. Tapi pas kuliah, prestasiku semakin baik lagi
BalasHapusGa ada lagi alasan untuk ga belajar. Memang aku akuin kalau ruang guru adalah salah satu solusi belajar efektif yang baik
BalasHapusDengan mengikuti les di Ruangguru,tidah hanya bisa membantu agar bisa lebih berprestasi saja. Belajar juga jadi lebih praktis. Tidak perlu keluar rumah, jadi gak kena macet dan gak perlu ongkos juga ya hehehe
BalasHapusWah jelas donk kalau belajar trus ditambah support bakal lebih greget lagi, soalnya terkadang juga perlu metode dan ilmu yang lain juga, dan itu biasanya bisa didapat dari bimbel.
BalasHapusSekarang canggih banget yah semenjak ada bimbel online belajar pun jadi makin mudah.. apalagi yg mau ujian para anak SMA/SMK
BalasHapusKalo ruangguru ada saat jamanku, ya aku akan pake. Lebih enak belajar pake apps berbayar, daripada bimbel offline. Sebab, ya aku introvert juga sih, haha
BalasHapusRuangGuru ngebuat anak murid jadi lebih mudah memanfaatkan waktu. ngga erlu repot menyedikan waktu khusus dan bertatap muka. bisa kapan saja dimana ada waktu luang. tinggal dimanfaatkan ajadengan belajar dan semuanya lancar dan beres
BalasHapusIni yang aku renungkan dari kemarin.
BalasHapusLebih baik menjadi Ikan besar di kolam kecil atau ikan besar di kolam besar?
Maksudnya,
Menjadi anak yang paling pintar di sekolah yang biasa-biasa saja atau menjadi anak biasa di sekolah yang isinya anak-anak pintar...?
Ruangguru bisa membantu anak belajar dengan efektif di rumah.