Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Body Shaming isn’t Cool

4 komentar
Aku baru saja nonton videonya Paul dan Gita yang membahas tentang “Body Shaming”. Mendengar penuturan keduanya membuatku geleng-geleng kepala. Kok tega banget ya orang yangatain kekurangan fisik orang lain secara berulang-ulang. Padahal efek bagi orang yang terkena body shaming enggak bisa dikatakan sepele. Dari yang berkurangnya rasa percaya diri, tidak nyaman menjadi diri sendiri, atau bahkan menarik diri dari pergaulan.

Body shaming isn't cool

Di Indonesia -seenggaknya di tempatku, body shaming terselubung basa-basi sepertinya adalah hal yang wajar. Padahal nggak ada gunanya, dan malah nambah dosa.

“Eh lo apa kabar? Gendutan ya sekarang?”

“Ya ampun, makin kurus aja kamu. Banyakin makan makanya.”

“Kok lo tambah item sih, kebanyakan jalan sih lo.”

Akrab dengan kalimat-kalimat di atas? Objek body shaming bisa apa selain nyengir kuda karena yang dikatakan para body shamer ini juga memang benar. Tapi ya sebagai manusia memiliki perasaan, mestinya kita menghindari mengomentari kekurangan fisik seseorang. Kita sendiri juga pasti ogah dilihat cuma dari fisik, apalagi pada saat pertemuan pertama setelah berbulan-bulan tidak bertemu.

Di luar negeri,orang terbiasa berbasa-basi dengan membicarakan cuaca. Seenggaknya tak ada yang terluka kalau kita ngeluh tentang cuaca yang tidak kita sukai. Lagipula, mas mbak bule pasti bakal mengernyitkan kening ketika kita melakukan body shaming dan berpikir,

“Lo siapa? Masalah hidup lo kurang banyak, hingga kekurangan fisik orang lain sempat lo komentarin?”

Iya, body shaming di sono sehina itu emang. Kecuali memberi solusi, pelaku body shaming pasti akan dianggap nggak beretika. Nah, apa kabar netizen Indonesia?

“Mbak, alisnya tipis, tuyul ya?”

“Yang mana yang hamil nih, Mas Mbaknya sama-sama buncit.”

“Mbaknya duduk aja deh, kasian cowoknya keliatan pendek gitu.”

Nyesek nggak kalau yang dapet komentar kayak gitu kita? Banget. Ya makanya kalau liat yang aneh-aneh jangan diomongin. Kalau otakmu nggak bisa berhenti memikirkan ciptaan Tuhan yang tak sempurnanya semua ini, itu urusanmu. Jangan ditambah dengan menyakiti hati orang lain.[]
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

4 komentar

  1. wah jadi penasaran juga nih mbak sama videonya juga. tapi intinya sih, jangan sampailah kita komentar nggak penting apalagi nyakitin orang hehehehe...eh salam kenal dari aku :) #kunjunganpertama

    BalasHapus
  2. Bener banget, kadang banyak orang komen yang nggak penting dan nyakitin. padahal lebih baik diam kan atau komen yang positi aja hehehe..

    tapi pelajaran juga sih buat kita, jangan dicontoh yang kayak gitu :)makasih mbak Rindang, udah ngingetin nih..:)

    BalasHapus
  3. Menurut aku body shaming itu ga banget deh, apalagi kalau sampai nyebut hal sensitif nya wanita heheh

    BalasHapus
  4. Ketika kita bisa bertuturkata yg tidak menyakitkan, kenapa kita memilih untuk menyakitkan hati orang lain?

    dulu aku kalo ketemu orang yg udah gak ketemu lama juga suka bilang "eh gendutan ya" apa "eh kurusan ya", tapi sekarang aku coba ganti topik pembicaraan. siapa tau orang yang aku bilang gitu sakit hati. who knows kan isi hati orang hehe.

    btw, salam kenal ya :)

    BalasHapus

Posting Komentar