Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Kujemput Islam dengan Cintamu

50 komentar
Buku ini berisi kisah nyata tentang seorang gadis bersuku Dayak Maanyan yang berhijrah memeluk agama Islam dari agama Kristen. Perjalanan hijrah Lesa, nama gadis tersebut, ternyata berawal dari pertemuannya dengan seorang lelaki yang sekarang menjadi suaminya. Keren ya?

Judul : Kujemput Islam dengan Cintamu
Penulis : Lesa Mara Pepe
Penerbit : Zukzez Express
Tahun terbit : 2015


Ditulis langsung oleh Lesa yang menjadi tokoh utama, buku ini sarat hikmah religius. Ada banyak hal yang bisa dipetik. Salah satunya membuatku merenung betapa beruntungnya kita yang terlahir sebagai muslim sedang para mualaf perlu rintangan terlebih dahulu untuk menggapai hidayah. Lesa sendiri memiliki pengalaman yang berliku-liku dalam perjalanannya sebelum mengucapkan syahadat. Konflik utama berupa pertidaksetujuan dari orangtua membuatnya malah semakin mantap untuk memeluk Islam. Ditambah pula ia sempat diserang penyakit berat yang membuat fisiknya lemah.

Dalam pencariannya akan kebenaran, Lesa banyak berdiskusi dengan pakar agama Kristen dan pemuka agama Islam. Di buku ini Lesa juga bercerita tentang beberapa buku yang membuat ia tambah bersemangat mencari kebenaran. Sebagian besar ia mengutip isi buku yang menurutnya penting untuk dituangkapkan. Yang paling menarik bagiku tentu saja pembahasan pada chapter 9 yang berjudul “Tuhan” Yesus dalam Sejarah. Bab ini khusus bercerita tentang pengalaman seorang Irena Handono dalam proses mualafnya.

Pada chapter 15, Lesa menulis tentang korelasi tentang budaya suku Dayak Maanyan dengan agama Islam dan Kristen. Mengapa Lesa tertarik membahas tentang ini? Karena Lesa menjalani kehidupannya sehari-hari sebelum ia kuliah dan pindah ke Banjarbaru lekat dengan kebudayaan Dayak Maanyan. Ada 10 poin hubungan antara kebudayaan suku dan agama yang ia jelaskan di sini. Point ke 10 panjang lebar membahas tentang bahasa dan adat istiadat Dayak Maanyan. Berhubung aku belum terlalu mengetahui tentang suku ini, aku jadi suka mencermati detail poin yang dijabarkannya.

Namun, aku ingin mengoreksi bagian dari poin ke-6 yang terdapat di halaman 182. Ada 3 penggalan kalimat yang menurutku bermasalah di sini, yaitu:
1.      ......., pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut Cukai.
2.      ....., biarlah ia menjadi padamu seperti orang kafir dan seperti orang pemungut tjukai
3.      ....., let him be unto thee as an heathen man and a publican.

Pada halaman 183, penulis mengkritik bahwa kata Allah, Kafir, dan Him yang diterjemahkan dalam 3 kitab tersebut di atas adalah sama. Padahal menurutku tidak sama, karena frasa  padanannya yang tepat menurutku sesuai dengan warna yang kuberikan di atas.

Buku berjumlah 246 halaman ini sangat bergizi sekali untuk dinikmati oleh para muslim. Terlebih di bagian belakang terdapat beberapa lampiran surat dari alkitab yang dialihbahasakan dan diubah dengan sangat tidak pas oleh orang yang berkepentingan. Sayangnya dengan isi yang sarat makna, buku ini tidak didukung dengan tata letak yang baik. Sebagai penikmat kerapian, aku menyayangkan beberapa kalimat yang tidak sesuai peletakkannya dan typo yang masih bertebaran di sana-sini. Semoga pada cetakan berikutnya editor bisa lebih mempercantik isi buku ini agar lebih nyaman dibaca.
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

50 komentar

  1. udah lama nggak baca novel, kayaknya novel ini menarik, apalagi based in true story. aku jadi penasaran pengen baca.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang Mbak, novel ini pengalaman penulisnya sendiri.

      Hapus
  2. Bagus ya bukunya, sarat makna. Nanti aku coba lihat-lihat deh di toko buku, soalnya kok selama ini aku belum lihat ya, apa akunya yang kurang main ke toko buku hehe

    BalasHapus
  3. Bagus ya bukunya, sarat makna. Nanti aku coba lihat-lihat deh di toko buku, soalnya kok selama ini aku belum lihat ya, apa akunya yang kurang main ke toko buku hehe

    BalasHapus
  4. Selalu penasaran demgan cara pandang agama lain terhadap Islam, jadi mungkin buku ini bisa memberi sedikit info bahkan jawaban atas pertanyaan2 itu, hmm kayanya menarik tuh mbak hihi :3

    BalasHapus
  5. Buku yang menarik, bisa dibaca bagi siapa saja yang ingin mempertebal keimanannya, dan bisa elihat agama Islam dari sudut pandang Lesa yang berasal dari suku dayak

    BalasHapus
  6. Suka sama cerita-cerita romantis bikin orang dapat hidayah menemukan islam dan cinta ke arah yang lebih baik

    BalasHapus
  7. Membaca reviewnya,kayaknya ini buku bagus dan patut di baca.
    Tapi, ternyata ada yang masih kurang dalam penyajiannya, ya ....sayang sekali. Semoga editornya bisa lebih teliti dan membuat cetakan berikutnya bisa lebih bagus lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, di sisi penyajiannya saja yg kurang. Isinya mantap.

      Hapus
  8. Kisah hidup orang lain yang dituangkan dalam buku memang menarik untuk dinikmati ya, Mbak. Apalagi sarat dengan makna. Terasa hidup dan berkesan banget pasti.


    Dan buku itu berkisah tentang perjuangan hidup seseorang dalam mencari kebenaran yang diyakini olehnya. Bener-bener menarik banget pasti itu buku ya.

    Dan iya sih ketidaktepatan tata letak kalimat dan typo memang mengganggu. Sayang sekali kalau bukunya sudah bagus, tapi kurangnya di situ. Semoga pada cetakan berikutnya sudah lebih baik lagi ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, semoga cetakan selanjutnya bisa lebih baik.

      Hapus
  9. Maksudnya, di lampiran itu ada alih bahasa alkitab yang diubah dengan TIDAK PAS dan menurut penulis, itu tidak pas ya mba. Saya rada bingung maksudnya penulis buku ini yang salah, atau pengaluih bahasa yang menurut penulis (Dalam buku ini) Salah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau di lampiran sudah benar karena yang ditampilkan foto2 naskah kitab suci. Tapi yg menurut saya salah adalah penerjemahan penulis terhadap bahasa Inggris di salah satu kitab suci ke bahasa Indonesia.

      Hapus
  10. Jd mualaf itu sesuatu. Meluk Islam dr lahir jg ada tantangannya. Perlu mencari keyakinan lbh dalam biar iman makin kuat. Pasti berliku ya ceritanya krn berhubungan dg suku2 yg kebanyakan percaya mitos dan hal lain

    BalasHapus
  11. Saya selalu salut dan kagum terhadap mereka yang menjadi muslim sebagai pilihan yg dibuat melalui pencarian dan sarat perjuangan.

    Koreksi terhadap penggalan kalimatnya jd poin plus terhadap buku " kujemput Islam dengan cintamu"

    BalasHapus
  12. Perjuangan seorang mualaf memang terkadang terjal bahkan tertaih-tatih dalam cita menggapai nikmat Islam. Banyak yang akhirnya dimusuhi keluarga atau lingkungan, dijauhi bahakan dicaci-maki. Namn dari sana lah muncul keteguhan hati yang semakin mantap untuk isiqomah dalam ajaran Nya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, keteguhan hati memang harus dimiliki oleh seorang mualaf.

      Hapus
  13. Wah ini, cocok untuk yang membutuhkan bacaan bergizi dari sebuah novel bertemakan Islami. PAsti seru nih buat dibaca secara santai. seru banget

    BalasHapus
  14. Menurutku, justru menjadi mualaf itu malah bisa berpotensi punya keimanan lebih tinggi dari kita yang sudah megang Islam sejak lahir. Karena, mereka sudah mencari dan mencari makna dari Islam, menemukan keindahannya dan mengambil resiko untuk hijrah ke Islam. Beda dengan kita ynag mengenal Islam secara lahir, kita seolah terdoktrin untuk menyatakan bahwa agama kita yang terbaik, tapi pas ditanya argumennya. Kita hanya diam saja. Mungkin, mereka para mualaf bisa jawab dengan benar dan setidaknya dihargai jawabannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar Mas Farhan, karena mereka merasa proses pencariannya tidak mudah sedangkan kita lebih lengah karena merasa tidak melakukan usaha apa2.

      Hapus
  15. wah, baru tau ada buku muslim yang bagus kaya gini, jadi pengen baca.
    apalagi ada cerita ttg perjuangan mualaf yang penuh rintangan, dan buku ini juga banyak pengetahuan agama yang bisa diingat secara mudah karena dikemas dalam bentuk cerita ringan.

    BalasHapus
  16. Mba Rindang bener-bener reviewer yang handal. Saya jadi tertarik untuk membaca buku ini mbak, kandungan isi bukunya menarik dan unik

    BalasHapus
  17. Ntah kenapa...novel tentang meraih hidayah Islam..., Semoga pesan yang disampaikan.benar2 dapat diterima pembaca...coz jaman sekarang pada sensitif soal agama
    .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak Nova buku yg sperti ini hrs dibaca untuk mengimbangi bacaan yg lain

      Hapus
  18. wah bukunya padat bergizi banget nih temanya mba, memang ya cerita mengenai perjalanan pencarian kebenaran itu menarik untuk diikuti.. beruntung kita yang dilahirkan dalam keadaan muslim.. semoga kita semua terus mendapat hidayah dari Nya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, kita sangat beruntung sebagai muslim/ah.

      Hapus
  19. Wah menarik bukunya, ditulis langsung berdasarkan pengalaman pribadi sipenulisnya.
    Tapi sayang deh kalo masih banyak typo bertebaran.

    BalasHapus
  20. Aku selalu takjub dengan orang-orang yang review buku. Mengenai buku ini aku gatau karena belom baca. Tapi baca reviewnya aku yakin buku ini bagus dan pas untuk dibaca buat semua kalangan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga Mas Wanda jadi tertarik untuk baca juga.

      Hapus
  21. Kereeen bukunyaa. Review nya juga, berhasil bikin kupengen beli dan baca. Penasaran mbaa. Bisa dibeli dimana ya?

    BalasHapus
  22. Buku yang the best mba,pertama gk cuma angkat masalah agama tapi juga bumbu2nyaa salut deh sama penulisnyaa...

    BalasHapus
  23. Beruntungnya Lesa mengabadikan kisahnya lewat buku. Good job. Jempol banyak buat Lesa. Semoga dia selali dalam lindungan dan keberkahan Allah. Amin

    BalasHapus
  24. pastinya perlu tekad yang kuat sekali ya untuk penulis saat berpindah agama mengingat banyaknya tentangan yang harus dihadapi

    BalasHapus
  25. Wah, keren nih penulisnya orang Banjarbaru kah Mba? Salut deh hahaha

    Iya ya ternyata jadi muallaf gak semudah yang kita lihat. Ternyata banyak banget perjuangannya, bersyukurlah kita yang dilahirkan agama Islam sejak lahir ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, kita harus banyak bersyukur karena sudah muslim sejak lahir.

      Hapus

Posting Komentar