Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Tentang Umrah dan Haji

Posting Komentar
Di usia berapa biasanya seseorang (muslim) dengan kondisi finansial pas-pasan terpikir untuk umrah atau berhaji? Menurut observasiku dari orang di sekitar yang kukenal, tekad kuat untuk berangkat ke Baitullah biasanya terjadi saat seseorang mencapai usia matang, minimal 50 tahun. Ketika tanggungan biaya untuk anak-anak sudah tidak ada lagi karena mereka sudah menikah atau bekerja. Atau karena dapat harta warisan mendadak. Ya, niat untuk pergi umrah atau haji sepertinya tergantung pada satu hal yaitu biaya.

Usiaku baru 25 tahun, jika dilihat dari perspektif kebiasaan orang-orang di sekitarku, mungkin aku masih terlalu muda untuk berniat ke tanah suci dan mengusahakannya dari sekarang. Baru nikah, belum punya rumah sendiri, pekerjaan pun tak mapan. Itu adalah pikiran negatif yang ada di otak kadalku. Namun, di suatu hari cara pandangku berubah ketika diajak mama mengikuti sebuah seminar umrah dan haji. Pembicaranya bilang, sebenarnya kita ini kaya dan mampu untuk bayar umrah atau haji. Hanya saja, prioritas kita tidak mengarah ke sana. 



Mencicil untuk membeli motor atau mobil saja kita bisa, seharusnya untuk umrah dan haji pun kita mengusahakannya. Kebetulan, agen travel yang mengadakan seminar tersebut memberikan solusi pembayaran bisa dicicil dengan DP yang terjangkau. Hanya butuh satu minggu aku berpikir, di minggu berikutnya aku sudah bayar DP umrah aku dan keluarga.

Dan keluarga? Yup! Salah satu mimpi dalam hidupku adalah pergi umrah bersama keluarga tercinta. Mama bapaku, meski belum terlalu tua, mereka tak ingin pergi sendirian. Terlalu banyak yang diurus, kalau bersama anak kan jadinya tenang, begitu kata mereka. Meskipun terlihat mustahil dari segi pelunasan biaya, tapi paling tidak aku sudah mengunci niat dengan mendaftarkan keluargaku untuk umrah.

Allah tidak memanggil orang-orang yang mampu, tapi Allah akan memampukan orang-orang yang terpanggil.

Quote itu terasa kena sekali di hati. Aku yakin, pasti ada saja jalannya untuk mewujudkan mimpiku umrah bersama keluarga. Sudah ada banyak contoh orang-orang yang diberi keajaiban bisa ke tanah suci meski kondisi ekonomi sehari-hari pas-pasan. Dan ada banyak orang juga yang terlihat berkecukupan, tapi belum bisa berangkat umrah dan mengumrahkan orangtua.

Maka, di sinilah aku menggenggam mimpi dan berusaha mewujudkannya meski masih terasa mustahil.
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar