Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Nonton Bareng KMGP The Movie

44 komentar
Sabtu, 1 April 2017 diadakan acara nonton bareng dan diskusi film Ketika Mas Gagah Pergi bersama penulis novel dan produser filmnya yaitu Helvy Tiana Rossa (HTR). Sungguh sebuah kesempatan yang membanggakan karena Bunda Helvy langsung datang ke Banjarbaru untuk event ini. Hal tersebut membuatku rela 'terbang' dari rumah yang jaraknya beratus kilometer dari tempat acara, yaitu di Aula Linggangan Intan, Banjarbaru.

Pamflet Acara

Menurut jadwal acara dimulai jam 9, ternyata molor hingga jam 10 lewat. Aku datang kepagian, 8.30 sudah berada di tempat. Aku pun menyapa teman-teman panitia yang notabene adalah teman-temanku dulu saat aktif di FLP Banjarbaru. Kelihatan mereka masih sibuk menyiapkan tempat acara sehingga aku memutuskan untuk berjalan ke luar ruangan. Tepatnya ke Lapangan Murjani yang saat itu kelihatannya sedang ramai. 

Awalnya aku berniat untuk kembali hunting buku di tenda utama, sayang belum buka. Meski di jadwalnya book fair buka sejak jam 8.30 pagi. Suasana ramai ternyata ada di depan panggung utama book fair karena lomba antar sekolah dari anak-anak SD se-Banjarbaru. Lalu lalang warga yang sedang berolahraga di tepi lapangan pun menambah keriuhan pagi itu. Sebagian besar dari mereka berlari santai di jogging track atau menggunakan alat-alat fitness umum yang tersedia. Aku menyaksikan pertunjukan di panggung sebentar, lalu kembali menuju tempat acara.

Ketika aku datang kembali, ternyata peserta sudah mulai berdatangan. Aku telat dapat kursi paling depan sehingga duduk di barisan kedua. Sambil menunggu para peserta dan pemateri datang, diputarlah trailer film yang akan kami tonton. Film  ini diangkat dari sebuah cerpen karya HTR yang ditulis pada tahun 1992 (seumur aku dong). Aku serius menikmati trailernya, selain karena memang hanya itu yang bisa kulakukan aku pun penasaran dengan sosok-sosok pemeran film berlabel islami ini. Ternyata semua pemain utamanya adalah artis-artis baru. Seperti yang kupantau di media sosial, film ini memang mengadakan seleksi yang ketat bagi para pemeran utamanya.


Sambutan Ketua Pelaksana

Jam 10 lewat, akhirnya panitia membuka acara dengan pembacaan Al-Quran. Disusul oleh sambutan dari ketua FLP Wilayah Kalimantan Selatan, Kak Saprudi. Setelah itu, untuk mengulur waktu diadakan pembagian doorprize setelah menjawab pertanyaan dari MC. Acara inti dimulai setelah itu. Sebelum pemutaran film, Bunda Helvy meminta waktu berbicara sebentar. Dalam sambutannya yang singkat tersebut, ia menegaskan bahwa film ini adalah film yang membawa misi idealis. Nilai-nilai yang dimasukkan ke dalamnya, sama seperti di novelnya adalah nilai-nilai islami yang sejatinya harus ditegakkan dalam kehidupan sehari-hari seorang muslim.


Dana hasil pemutaran film ini pun disumbangkan untuk pendidikan Palestina dan pendidikan di Indonesia Timur. Dalam tahap produksinya film ini mendapatkan dana dengan cara crowfunding (patungan) yaitu pengumpulan dana dari banyak orang selain dari dana pribadi produsernya sendiri. Oleh karena itu, film ini lama baru selesai sejak awal digagas pembuatannya (2004-2016). 

Bunda Helvy lebih memilih memproduksi film ini sendiri daripada menyerahkannya kepada salah satu dari 11 rumah produksi yang 'meminang' KMGP. Hal tersebut ia lakukan karena 5 hal yang ia ragukan bakal diperjuangkan oleh produser lain, yaitu:

1. Ruh cerita. Ya, Bunda Helvy ingin  tetap memasukkan ruh cerita islami yang terdapat di novelnya ke dalam film.

2. Tidak ada adegan sentuhan non-mahram di dalam film.

3. Aktor dan aktris utama sama soleh/ahnya dengan perannya di film. Oleh karena itu untuk mencari pemeran film ini, tim produksi mengadakan seleksi ketat meski hanya via video di youtube. Dari seleksi tersebut, terpilihlah Hamas Syahid sebagai pemeran Mas Gagah karena ia seorang penghafal Al-Qur'an. 

4. Bunda Helvy ingin memasukkan isu Palestina ke dalam filmnya, karena ia merasa bahwa bangsa Palestina adalah saudara bagi sesama unat Muslim di Indonesia. Hal ini terdapat dalam salah satu scene ketika Yudi -pemuda yang hobi berceramah di bus, berlatih teater dengan tema pembebasan tanah Palestina.


5. Satu milyar dana hasil dari pemutaran film KMGP disumbangkan untuk pendidikan anak-anak di Palestina dan Indonesia Timur. Meski pada akhirnya film yang tayang di bioskop Januari 2016 ini mendulang kerugian karena dana yang masuk 'hanya' 2,5 M dari total 6 M yang dihabiskan untuk membuat film ini. Namun, sponsor utama film ini bersedia menyanggupi untuk mengeluarkan dana sumbangan tersebut. Oleh karena itulah, iklan produk dari sponsor ini ditayangkan sebelum film dimulai. 

Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) The Movie

Film ini sendiri bercerita tentang dua kakak beradik yang sangat kompak dalam hal apapun. Gita, si adik masih SMA dan Gagah -sang kakak, telah kuliah. Mereka sangat akrab, terlebih karena ayah mereka sudah meninggal dan ibu mereka adalah seorang wanita karir yang sangat sibuk. Gagah sendiri selain berstatus mahasiswa, dia juga mempunyai pekerjaan sampingan yaitu menjadi model dan melanjutkan usaha ayahnya. 

Di suatu waktu Gagah harus pergi ke Ternate untuk penelitian skripsi dan proyek pekerjaan. Gita sempat manyun karena akan ditinggal abangnya 2 bulan. Namun, Gagah mengatakan bahwa ia pasti kembali untuk menemani hari-hari Gita lagi setelah proyeknya selesai. Waktu yang ditunggu Gita pun tiba, Mas Gagahnya kembali. Sayang, perantauan singkat Gagah di kepulauan Indonesia timur itu sepertinya merubah banyak hal.

Gita kehilangan sosok Mas Gagahnya yang dahulu ia bangga-banggakan. Gagah sekarang lebih banyak bergaul dengan anak masjid, sosoknya pun lebih banyak dibalut baju koko daripada baju kaos, dan jenggotan! Gita mendesak Gagah agar kembali menjadi kakak yang 'asyik' baginya, tapi dengan lembut Gagah menjawab, "Dek Manis, nanti Mas akan cerita banyak hal tapi belum bisa sekarang." Dek Manis? Gita membuang muka.

Ia benar-benar kesal dengan kakak satu-satunya tersebut. Tak jarang, kekesalannya tersebut menyebabkan perang kecil di rumah mereka. Ibu mereka pun tak kuasa menengahi, ia merasa kedua anaknya sama-sama benar dan salah. Ia sudah pusing dengan kerjaan kantor, kini ditambah dengan permasalahan di rumah. Rumah terasa panas.

Gita pun memutuskan untuk pergi ke sekolah naik bus, tidak lagi diantar oleh Mas Gagah. Yang mengesalkan ia selalu bertemu dengan seorang pemuda yang berdakwah di atas bus bernama Yudi. Gita merasa isi dakwah Yudi seakan sengaja ditujukan untuk dirinya. Kekesalan Gita akhirnya mereda setelah Gita hampir kecopetan HP dan Yudi yang menolongnya. 

Di lain pihak, Gagah semakin sibuk dengan aktivitas sosial yang ia lakukan bersama teman-teman masjidnya. Ia sedang mengerjakan proyek pembangunan sebuah rumah baca di tepian Kota Jakarta bersama dengan para mantan preman yang sebelumnya tak sengaja ia hajar. Rumah baca tersebut diberi nama dengan Rumah Cinta dan dibangun untuk memfasilitasi anak-anak yang kurang beruntung di kawasan tersebut agar tetap bisa belajar dengan normal. Ibu Gagah yang menyaksikan sendiri hasil kegiatan sosial anaknya merasa terharu dan akhirnya menerima bahwa perubahan yang terjadi pada Gagah adalah positif. Namun, tidak demikian dengan Gita. Ia tetap merasa jengkel dengan Mas Gagah. 

Ya, cerita KMGP ternyata terhenti tanpa penyelesaian. Di tengah konflik yang paling tajam, film ini beristiraha. Setelah pemutaran film KMGP selesai, diputarlah film Duka Sedalam Cinta (DSC) yang menjadi sekuel atau lanjutan film ini. Dari trailernya tersebut, sedikit banyak alurnya sudah bisa ditebak. Meski ending tetap dirahasiakan. Aku sengaja tidak membaca novel KMGP agar tetap penasaran untuk menonton lanjutan filmnya.



Bagiku sendiri film ini sangat menyentuh sekali. Aku memang selalu tersentuh dengan film yang bertema tentang keluarga. Bagian yang paling membuatku ingin menangis terharu adalah saat ibu Gagah menjenguk Rumah Cinta yang digagas oleh Gagah dan kawan-kawannya. Meski dari luar film ini terkesan berat dengan beban dakwah yang diusungnya, tapi sisi komedinya menjadikan film ini juga layak dinikmati sebagai hiburan. Suatu kebanggaan juga, ternyata ada banyak artis papan atas yang hadir di dalam film ini seperti Irfan Hakim, Shireen Sungkar, Sule, Eli Sugigi, Firzha, Joshua, dan masih banyak artis lain yang kulupa namanya. Soundtrack film ini pun enak dan terngiang-ngiang terus di telinga. Membuatku langsung ingin mendownload lagu yang dinyanyikan oleh Indah Nevertari tersebut.

Sesi diskusi mengenai film ini berlangsung meriah. Berbagai pertanyaan dilontarkan oleh peserta kepada Bunda Helvy. Bunda Helviy bercerita, ada sebuah keluarga yang sering berantem menjadi rukun setelah menonton film KMGP ini. Sang adik yang sering nakal juga akhirnya meminta maaf kepada kakaknya. Seorang penonton dari Lampung juga akhirnya mendirikan Rumah Cinta setelah menonton film ini. Dan banyak yang akhirnya tersadarkan bahwa ternyata preman bisa diberdayakan dari sisi positif sebagai penggerak masyarakat karena ‘wibawa’ mereka.



Mari Dukung Film Islam

Pada kesempatan ini Bunda Helvy mengajak para penonton muslim untuk mendukung film-film Islami dengan cara menontonnya langsung di bioskop pada hari pertama, biasanya film Indonesia tayang pertama kali pada hari Kamis. Jika pada hari pertama, penonton membludak maka biasanya film tersebut akan tayang lama di bioskop dan pada akhirnya asas supply and demand akan berlaku. 

Jika para produser di Indonesia mengetahui bahwa peminat film Islami ini sangat banyak, maka dengan sendirinya akan bermunculan produksi film indonesia yang inshaalah akan baik jika dikonsumsi dan akan menggeser film-film penghibur yang kebanyakan bermuatan negatif sekarang ini.

Selama ini sebagian dari kita hanya bisa nyinyir, banyak yang berkomentar bahwa film Islam tidak islami karena ada adegan sentuhan non-mahram. Nah sekarang saat dibuatkan film dengan kualitas layak tayang, penontonnya hanya sedikit. Jauh lebih sedikit daripada jumlah penonton film AADC 2 yang notabene memiliki muatan negatif (ada adegan kissing dan berduaan dengan non mahram semalaman suntuk bahkan sesaat sebelum menikah). 

Bunda Helvy mengajak agar kita mengubah paradigma tentang film Islam dari diri kita sendiri terlebih dahulu, lalu menyebarkannya ke orang terdekat. Beliau pun mengajak untuk menyukseskan film Duka Sedalam Cinta agar bisa lama bertahan tayang di bioskop. Dengan begitu, dana yang masuk akan lebih banyak. Setidaknya untuk menutupi proses produksi dan agar sumbangan yang diberikan kepada mereka yang membutuhkan akan semakin besar, serta misi perubahan ke arah yang lebih baik yang diusung oleh film ini semoga menyebar secara luas di kalangan penonton Indonesia.

Meski film DSC belum mendapat jadwal tayang dari pihak bioskop. Setidaknya para muslim sudah ikut membantu promosi untuk menyaksikan film ini di media-media sosial agar menjadi booming dan semakin banyak menjangkau penonton. Karena jujur saja, ungkap Bunda Helvy bahwa tidak tercapainya target pada pemutaran film KMGP kemarin adalah karena kurangnya promosi akibat keterbatasan dana. Biasanya film-film yang diproduksi oleh rumah produksi besar akan menghabiskan dana 3x lipat untuk promosi dibandingkan dengan dana produksinya. Oleh karena itulah biasanya mereka sukses mendulang keuntungan yang tak sedikit. Selama ini KMGP hanya dipromosikan lewat media sosial belum menjangkau televisi dan acara offair apalagi spanduk-spanduk besar yang biaya iklannya ratusan juta.

Ada pula peserta yang bertanya di manakah mereka bisa mendapatkan kaset film ini jika ingin menonton kembali. Bunda Helvy menjawab bahwa sampai saat ini film ini diperbanyak lewat CD karena belum disiarkan di tv. Sekarang ini beliau masih nego harga dengan pihak tv swasta dan salah satu maskapai penerbangan yang ingin membeli hak tayang film KMGP. Doakan saja semoga mendapatkan harga yang pantas.

Bagiku secara umum acara nonbar dan diskusi film KMGP hari itu sungguh bermakna. Setidaknya bagiku yang awam tentang dunia perfilman. Di zaman sekarang, ternyata film merupakan salah satu media yang efektif untuk berdakwah. Bahkan salah satu tokoh perfilman islami mengatakan istilah 'dakwah di bioskop'. Bunda Helvy pun bilang, sebagus-bagusnya tulisan sebagai media untuk menyebarkan kebaikan, jauh lebih bagus film. Karena jauh lebih banyak jumlah penonton film daripada pembaca buku. Jadi, jangan lupa untuk terus dukung film islami dengan menontonnya di hari pertama tayang di bioskop.
  
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

44 komentar

  1. Masya Allah, hasilnya ada yang mau disumbangkan untuk pendidikan di Indonesia Timur? Salut deh. Semoga film ini laris-manis dan ada lagi buku Bunda Helvy yang difilmkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, Mbak Mugniar. Agar cahaya kebaikan bs melebar kemana2.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

      Hapus
  2. Mau dukung! Mau nonton! Eh tapi blom ada di bioskop ya? Semoga ga lama lagi berhasil masuk bioskop. Terus filmnya laris manis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Udah tayang dari Januari tahun lalu, Mbak Dian, kalau yang KMGP. Sekuelnya, Duka Sedalam Cinta, yang belum tayang.

      *lah jadi aku yang balas wkwkwk

      Hapus
    2. Iya, Mbak Dian. Nonton DSC ya nanti.

      Hapus
  3. Aku nonton KMGP dua kali. Yang pertama di bioskop, ditraktir sama Bunda Helvy. Yang kedua baru aja Kamis lalu, di kelasnya Bunda Helvy. Seingatku, Mas Gagah ke Ternate satu bulan, Mbak.

    Kalau dibandingkan sama bukunya, KMGP ini beda banget. KMGP itu awalnya cerpen, lalu jadi novelet. Ada dua novelet yang digabung jadi film KMGP; Ketika Mas Gagah Pergi dan Lelaki Tak Bernama. Prosesnya dari novelet ke film pun panjang sekali. Naskahnya aja mengalami revisi lebih dari dua puluh kali.

    Unik kasusnya KMGP ini, makanya Bunda Helvy meminta kelas kami untuk mengkaji proses KMGP hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Bunda Helvy juga cerita tentang proses kreatif karyanya ini. Keren, Mbak Tiwi bs jadi salah satu mahasiswa sastra dg dosen sekaliber Bunda Helvy.

      Hapus
  4. Wah hasilnya untuk sosial, jadi pengen nonton. Semoga udah ada di bioskop ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pantengin twitternya Bunda @helvy Mbak, supaya lgsg dapat info jika film DSC nanti akan tayang.

      Hapus
  5. Aku paling males sebenarnya kalo udah nonton film yg bahas keluarga, suka mendadak jadi sedih gitu wkwkwk tapi jadi penasaran mau liat filmnya nih.

    BalasHapus
  6. Film tentang keluarga menarik untuk ditonton, jadi ingin menonton KMGP dan sekuelnya. Penasaran dengan ceritanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sayang, tanggal tayang film DSCnya belum rilis Koh Gio.1

      Hapus
  7. Ku sudah nonton film KMGP dan filmnya memang asyik banget tanpa melanggar syariat dalam scenenya 😆😆😆
    Dan sekarang jadi penasaran sama Duka Sedalam Cinta, ku baru tau kalau ada sekuelnyaaa >_<

    BalasHapus
  8. Aq blm pernah nonton.. tapi aku selalu dukung film2 islam selama gak melanggar syariat. Agar kedepannya film2 indonesia makin bermutu.

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  10. Oh ternyata, Ketika Mas Gagah pergi itu film religi gitu, yah? HUaaaaaaaaa. aku menyesal belum menontonnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih ada kesempatan nonton sekuelnya Mbak Nuy, Film Duka Sedalam Cinta.

      Hapus
  11. saya salut sama mbak Helvi, sampai memproduseri sendiri film ini, demi mencegah campur tangan yg menyebabkan jd berubahnya alur cerita seperti pada film film islami pendahulunya.

    semoga kgmp yg kedua segera rilis..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Saya pun menunggu tanggal tayangnya.

      Hapus
  12. Wah dapat spoiler ceritanya nih hehehe.. semoga filmnya sukses dan bisa mencapai lebih dari 1M mba biar bs disumbangkan juga kpd yg membutuhkan

    BalasHapus
  13. Huuuaaaaaa aku kayak flashback nih
    Tahun lalu bunda heavy datang ke jember, promo KMGP. aku meski sering baca bukunya, tapi gak tau kalo ada KMGP. ya diceritain juga spoilernya kmgp, proses pembuatannya, negoisasinya. Ya sama sepertin yang disampaikan di sini
    Cuma, gak sampai membahas DSC, jadinya tau di sini. Pun gak sempet nonton di bioskop saat KMGP 😢
    Ah, sedih banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan sedih Kak Ros, film DSC belum tayang kok. Siap2 beli tiket ya nanti kalau udah dpt tanggal tayangnya.

      Hapus
  14. AKu belum ada kesempatan nonton film ini. Udah dijual DVD-nya blm ya?
    Seneng ya Bunda HTR tetep ngawasin saat pembuatan filmnya jd gak melenceng jauh gtu.
    Oh iya KMGP itu kalau gk salah sebeum dibukukan merupakan cerber di Annida bukan mbak? #nanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. DVDnya belum ada, Mbak April. Pihak produser ingin menggoalkan supaya KMGP bisa tayang di tv dulu baru bikin DVD katanya. Iya, benar Mbak April. Awal cerita KMGP ini berasal dari cerpen di Annida.

      Hapus
  15. ini film bagus kalau di sumbangkan untuk kmajuan bangsa apalagi bagi yang sangat membutuhkan seperti di Indonesia Timur. Semoga hasilnya banyak untuk di sumbangkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Jgn lupa nonton DSCnya nanti ya Mbak Beby.

      Hapus
  16. semoga makin banyak film yang mampu memberikan inspirasi kepada banyak orang dan semakin banyak lagi yang terus tergerak untuk jadi produser film bagus . aminnnn

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dicatat. Semoga makin banyak yang tergerak untuk menjadi produser film bagus.

      Hapus
  17. Mau nonton - mau nonton, aku blm pernah nonton film ini, cm liat trailernya doang. Hamash ganteng bgt ya mba.
    Semoga dunia perfilman bisa menerima genrw islami, padahal peminatnya bnyak lhoh, mungkin bnar masih kurang promosi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kurang promosi karena kurang dana. Yuk, mari sama2 kita aminkan supaya perfilman Islami semakin maju.

      Hapus
  18. Eh itu maksudnya foto apa kok salam tiga jari? Hihihi

    KMGP aku lho mau baca tp gak jadi2 eh malah dibuat film. Rindu film2 islami yg bnar2 bangun, bkn hanya cinta2 an

    BalasHapus
    Balasan
    1. Antimainstream saja Mbak karena sdh kebanyakan foto yg 2 jari. Hihi. Yuk, baca buku dan nonton filmnya Mbak.

      Hapus
  19. Pemainnya baru2 semua dan saya batu lihat cuplikannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nonton sequelnya nanti saja Mbak, Duka Sedalam Cinta.

      Hapus
  20. Mari dukung film Islam.

    Saya setuju sekali dengan kata-kata ini.
    Kalau bukan kita yang bergerak mendukung berkembangnya perfilman Islam, siapa lagi..?

    In syaa allah ini bagian dari syiar.


    Mba Helvy ramah banget yaaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Mari kita dukung dg cara yg kita bisa.

      Hapus
  21. Ya ampun, aku ketinggalan banget yah. Aku belum pernah nonton film ini ._. Belum pernah denger jugak. Tapi aku salut banget waktu baca tulisan ini, hasilnya mau disumbangin untuk Palestine dan Indonesia timur.. wiii aku salut banget!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayooo, nonton nanti sequelnya KMGP, Duka Sedalam Cinta.

      Hapus

Posting Komentar