Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Air Terjun Tumaung

Posting Komentar
Berasa jadi mempelai pengantin dengan latar pelaminan air terjun, hehe

Air Terjun Tumaung atau Rampah Tumaung adalah air terjun yang terdapat di Desa Hinas Kiri Kecamatan Batang Alai Timur. Kec BAT sendiri merupakan kecamatan terujung dari Kab HST. Kontur daerahnya sebagian besar adalah pegunungan dan katanya jika desa terujung dari kecamatan ini ditelusuri maka akan sampai ke Kab. Kotabaru.

Selfie di depan gerbang masuk air terjun, sementara yang lain bayar biaya masuk. Haha

Lahan yang terdibakar di tengah perjalanan menuju air terjun 
Salah satu tempat bersejarah
Dari rumah, aku dan suami menempuh perjalanan lebih dari 1 jam untuk mencapai Desa Hinas Kiri. Aku tidak menghitung jaraknya, namun waktu pulang kami sengaja mengatur spedometer agar terbaca jarak dari Desa Hinas Kiri ke Birayang, ibukota Kec Batang Alai Selatan yang menjadi "pintu masuk" jalan menuju Hinas Kiri. Sebelumnya aku juga pernah ke Hinas Kiri pada tahun 2008 dalam rangka kemah bakti dan pelantikan Pramuka Saka Wirakartika. Aku sebagai peserta waktu itu. Wah rasanya dejavu bisa berkunjung kesana lagi sambil mengingat keseruan yang terjadi 7 tahun lalu bersama teman-teman yang kini sudah mulai terpencar jauh.

Rampah Tumaung tidak terletak di tepi jalan, tapi di tengah hutan lebih tepatnya di lembah pegunungan. Yup, kita harus mendaki bukit lalu kemudian turun ke lembah untuk menikmati keindahan air terjunnya. Jalan yang dilewati untuk sampai kesana cukup ekstrim. Jalan setapaknya dapat dilewati dengan berjalan kaki selama kurang lebih 2 jam. Ya benar, selama itu. Tapi bagi yang malas bisa juga naik ojek dari warga yang menggunakan sepeda motor trail khusus untuk melewati track pegunungan. Lebih cepat sampai sih tapi aku sendiri kayaknya takut kalau naik motor karena beberapa jurang menganga di kanan-kiri jalan. Ngeri. Waktu naik kemaren karena aku bareng anak-anak pramuka murid suamiku dan mereka membawa peralatan masak, jadi peralatan tersebut diojekkan kepada warga yang memang mengambil upah disana. Kalau tidak salah 25 ribu ongkosnya sampai ke puncak bukit. Sedangkan untuk turun ke lembah tempat air terjunnya berada barang-barang tersebut mau tidak mau harus di bawa. Dengan medan menurun yang ekstrim, anak-anak bergantian memanggul beban bawaan mereka.

  

Oya untuk kendaraan (mobil atau sepeda motor) kalau kita memutuskan untuk berjalan kaki ke air terjun maka kita dapat menitipkannya di pos yang terdapat di pintu gerbang pendaftaran. Aku lupa berapa biaya untuk masuk air terjun tersebut. Namun karena kami parkir kendaraannya di rumah slaah seorang murid yang rumahnya disana jadi kita free biaya parkir.

Air terjunnya sendiri memang indah sekali. Memang pantas untuk didatangi dengan berlelah-lelah jalan kaki. Pemandangan di sekitar air terjunnya juga amazing banget. Minus orang-orang yang datang kesana, suasana disana pasti keren sekali. Karena keindahan air terjun Tumaung mulai santer di telinga para pecinta alam, jadi banyak orang yang berdatangan kesana. Waktu aku kesana kemaren pas hari libur, jumlah orang yang datang memang sedang banyak-banyaknya. Kalau sepi sebenarnya suasananya lebih damai. Tapi ngeri juga ya kalau hanya sedikit orang ada disana karena tempatnya kan jauh di dalam hutan.

Kegiatan memasak anak-anak untuk makan siang di depan air terjun. Sedaaap!

Acara pelantikan anak-anak pramuka. Aku? Fotografer bayaran. Haha

Semoga kelestarian Air Terjun Tumaung tetap terjaga dan mampu menjadi salah satu magnet wisatawan ke Hulu Sungai Tengah.

Selfie dulu kan ya ...
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar