Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Mari Menulis dan Berkeliling Museum!

Posting Komentar
My ID Card
Hari Minggu yang lalu tanggal 21 Maret 2015, aku menemani siswa dari Sekolah Menulis Pena Cahaya kunjungan ke Museum Lambung Mangkurat. Sang cik gu, mbak Nurul Asmayani, berhalangan sehingga diwakilkan padaku. Kunjungan ini dilakukan sebagai sesi terakhir dari kelas menulis khusus anak di Sekolah Pena Cahaya. Hanya ada 4 anak yang datang, yang lain tidak bisa ikut.

Saat itu hujan deras jam 10 pagi, waktu berkumpul yang telah ditentukan. Sebelum itu aku sudah standby di depan gerbang museum. Setelah semua anak datang, kita pun masuk setelah membayar karcis 1.500 rupiah untuk setiap anak dan 2000 rupiah khusus aku yang dikategorikan sebagai orang dewasa.

Jelajah museum

Pertama-tama aku mengumpulkan mereka semua dulu, memberi pengarahan tentang apa yang dilakukan, dan membantu meletakkan tas mereka di loker. Selanjutnya, kita berkeliling museum. Adik-adik ini terkadang bertanya padaku apa ini apa itu mengenai benda-benda yang terpajang di etalase museum. Berasa jadi guide. Hehe. Padahal waktu kutanya, mereka semua sudah pernah ke museum ini sebelumnya. Begitulah anak-anak, rasa ingin tahu mereka besar meski telah melihat lebih dari sekali. Ada satu anak laki-laki di rombonganku ini, namanya Husin. Dia tampak risih menjadi satu-satunya anak laki-laki di antara anak perempuan dan aku. Jadilah dia sering memisahkan diri dari rombongan. Karena dia sudah besar dibandingkan anak yang lain (kelas 6), sehingga aku tidak terlalu khawatir dia sering menghilang dari rombongan.

Pose dulu sambil nunggu anak-anak nulis

Setelah kedua ruangan utama, lantai bawah dan atas kami jelajahi, inilah saatnya menulis! Ya, sebelumnya adik-adik juga sudah dibrief tentang ini sehingga mereka sudah siap dengan alat tulis mereka. Tema cerita yang harus ditulis tentu saja tentang kunjungan ke museum. Lucu-lucu pose mereka saat menulis. Hehe.

Dua sahabat dengan gaya menulis masing-masing

Husin semangat sekali nulisnya sambil berdiri

Aduh, mau nulis apa ya?

Najma nulisnya menyendiri, malu dilihat ya?

Setelah kurang lebih setengah jam mereka akhirnya mengumpulkan tulisan mereka. Agenda terakhir dari acara ini adalah bertukar kado. Yup, karena ini juga merupakan pertemuan terakhir dari kelas menulis di Pena Cahaya sehingga mereka diharapkan saling memberi kenang-kenangan berupa kado yang saling ditukar. Ada satu kado yang paling diincar oleh ketiga anak lain selain si pemilik kado karena sudah ketahuan isinya adalah buku cerita anak. Namun karena sistem tukar kadonya acak, jadi tidak bisa dipilih sekehendak hati. Akhirnya semua anak mendapatkan kado dari temannya.

Kumpulan kado
Anak-anak dan kado yang didapatnya

Setelah foto bersama, acara hari itu pun selesai. Orang tua masing-masing anak pun sudah siap menjemput mereka. Aku cukup senang bisa mendampingi mereka berkeliling museum dan writing on the spot. Lumayan mengisi hari minggu yang kosong.


Foto bareng anak-anak



Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar