Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Silaturahmi

Posting Komentar
Aku baru saja membaca buku tentang silaturahmi, serta baru saja bertemu dengan orang yang sangat menjunjung tinggi silaturahmi. Meski mungkin, beliau bahkan tidak terlalu mengerti dengan arti kata silaturahmi. Beliau memang sudah tua, dan jika dilihat dari kacamata modern (baca: menurut pandanganku) beliau sangat kolot, cerewet, dan menyebalkan. Tapi aku melihatnya dari sudut pandang yang berbeda, sehingga membuahkan kekaguman pada akhirnya.

salamdakwah.com

Kata beliau, bertemu atau berkumpul dengan keluarga yang jauh (apalagi yang dekat) itu sangat penting. Dulu beliau rela berjalan kaki jauh-jauh "hanya" untuk bertamu ke rumah saudara, sampai-sampai ketika di rumah saudara tersebut kehilangan sebuah senter ia dituduh mengambilnya. Meski hal tersebut tidak menghalangi niat beliau untuk tetap bersilaturahmi.

Apalagi di zaman sekarang ini, ketika beragam macam alat telekomunikasi sudah bisa mengganti kehadiran fisik seharusnya silaturahmi menjadi lebih mudah. Sekarang karena saking banyaknya silsilah keluarga yang mulai rumit, silaturahmi semakin diperlukan. Silaturahmilah yang membuat kita bertemu dengan sepupu-tantenya-mama kita, misalnya. Ada banyak manfaat lain yang bisa kita dapatkan ketika bersilaturahmi, meski manfaat tersebut mungkin kurang bernilai dari sudut pandang materi.


Aku pribadi sedikit tersindir saat menulis tulisan ini, karena merasa aku bukanlah orang yang supel dalam bersilaturahmi. Tapi semoga aku bisa mengusahakannya mulai hari ini. Terlebih terhadap orang yang sudah memutuskan atau mengabaikannya. Aamiin. 
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar