Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Bagaimana Cara Menulis dengan Gembira?

Posting Komentar
Judul : Happy Writing
Penulis : Andrias Harefa
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2010

Happy writing. Apa yang terlintas di kepalamu jika mendengar kata tersebut? Menulis dengan gembira artinya menulis tanpa terpaksa, menulis dengan sukacita. Bagaimana bisa? Bisa saja. Andrias Harefa, penulis buku ini, mengatakan begitu. Di dalam buku ini terdapat 50 chapter yang secara singkat mengulas bagaimana kita bisa menulis dengan asyik tanpa terpaksa.

Mulai dari definisi menulis, tips menulis, latihan menulis, strategi menulis, metode menulis hingga siasat menulis dibahas dalam buku ini. Semuanya sudah dipraktikkan sendiri oleh penulis. Bagian favoritku adalah chapter ke-43, yang membahas tentang Metode 12 Pas. Metode ini adalah metode menulis dengan jangka waktu 12 pekan untuk satu buku. Keren kan? Untuk mengaplikasikan metode ini harus ada 5 syarat yang harus dipenuhi, yaitu komitmen, disiplin untuk menulis minimal 30 menit sehari, menguasai 80% bahan yang akan ditulis, tebal buku 100-200 halaman, dan ada yang mengawasi (mentor). Mau mencoba? Penuhi syaratnya, insyaallah bisa.

Nama Andrias Harefa sendiri sudah lama aku dengar, sebagai motivator dan trainer. Tapi baru kali ini aku membaca bukunya. Buku yang kubaca ini adalah bukunya yang ke-38. Wow, kemana aja aku selama ini? Kok nggak pernah sama sekali menemukan (apalagi membaca) buku beliau yang katanya sebagian besar best seller tersebut. Oya, saat pertama kali mendengar nama Andrias Harefa aku salah asumsi kalau Andrias Harefa itu adalah Andrea Hirata, penulis novel tetralogi Laskar Pelangi. Mirip kan nama mereka? Jangan salahkan aku kalau salah duga. Hehe. 

Buku yang berjudul Happy Writing ini berisi catatan-catatan facebooknya. Setiap catatan mengulas hal-hal yang terkait dengan proses menulis dengan singkat. Menurutku untuk penulis buku-buku best seller sekelas beliau, catatan-catatan tersebut terlalu singkat. Bahkan pada beberapa tulisan hanya berisi kutipan dari buku-buku lain atau pendapat para ahli ditambah beberapa kalimat pembuka atau penutup. Menurutku, akan lebih baik lagi jika diulas lebih dalam oleh penulis seprofesional beliau. 

Di bawah setiap catatan, ditambahkan komentar-komentar dari pembaca. Sehingga membaca buku ini seperti membaca sebuah postingan catatan di facebook. Aku tidak tahu komentar-komentar tersebut apakah disunting atau tidak, dipilah atau tidak. Ada beberapa komentar yang menurutku tidak perlu dimasukkan. Layaknya komentar di dunia maya, ada yang bagus dan berisi, ada pula yang bagus tapi ringan tak berbobot (baca: tidak nyambung dengan tulisan yang dikomentari). Nah, yang terakhir ini menurutku sebaiknya tidak perlu dimasukkan. Masalahnya adalah halaman-halaman komentar ini sepertinya menghabiskan halaman lebih banyak dari isi tulisannya itu sendiri. Mungkin bisa diasumsikan bahwa setengah dari 284 halaman, yaitu total halaman buku ini adalah komentar pembaca.

Terlepas dari beberapa kekurangan tersebut, menurutku buku ini cukup membangun. Jenis buku seperti ini sangat cocok dibaca oleh penulis pemula sepertiku, untuk mempertahankan semangat menulis yang terkadang kembang-kempis.

Jadi, bagaimana caranya agar kita bisa menulis dengan gembira? Kamu harus membaca buku ini untuk menemukan jawabannya.

Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar